2 - The First Meet

3.9K 226 3
                                    

"Mate.. Mate.. Mate.."

"Arghh..." Adam memegang kepalanya.

"Mate.. Mate.. Adam apa kamu merasakannya?"

"Diam Alex kamu membuat aku sakit kepala."

"Mate kita berada di sini Adam." Adam mendengar lagi suara yang berada di kepalanya.

"Bisakah kamu tidak berteriak Lex."

"Itu mate kita bodoh, apa kamu tidak merasakannya? Atau mencium wangi jasmine, rose, dan gillyflower? Ya Tuhan cepat temukan dia bodoh." geram Alex.

"Argh.. Kau membuat kepala aku pusing saja." Adam memutuskan mindlink nya secara sepihak.

Alex benar, Adam juga memang merasakan wewangian yang sangat tajam. Wangi yang sangat memabukan. Adam melihat sekeliling taman dan menghirup rakus udara di sekitar.

Seketika dia melihat ada dua gadis di sebrang taman tersebut. Salah satunya sedang menangis duduk di tanah dan yang satunya sedang berusaha menenangkannya. Adam menatap tajam ke arah mereka.

"Dean cepat belikan ice cream itu."

"Apaa..."

"Belikan ice cream itu lalu berikan kepada gadis kecil yang sedang menangis di sana." tunjuk nya ke arah gadis di sebrangnya.

"Kamu benar benar aneh, baiklah aku akan membelikannya."

Dean berjalan ke salah satu stand bot ice cream dan membelinya. Mereka berjalan mendekat ke arah dua gadis di ujung jalan itu.

"Adik kecil ini ice creamnya kakak ganti dengan yang baru." ucap Dean dari arah belakang Axella.

Adam Myron


Dean Hogue



Axella dan Kaila langsung menengok dan melihat ada dua pemuda. Axella berdiri dan melihat dengan lekat satu satu pemuda itu. Axella berfikir Kemungkinan mereka berumur sekitar tujuh belas tahun atau delapan belas tahun. Salah satu dari mereka sedang menyodorkan ice cream ke arah Kaila dan yang satu lagi justru melihat Axella dengan tatapan tajam.

"Tidak terimakasih kak kami harus segera pulang." Axella berkata tanpa ekspresi.

"Kakak aku mau ice cream itu." tunjuk Kaila.

"Kakak sudah bilang akan membelikannya besok."

"Tapi aku mau sekarang." teriak Kaila sambil menangis lagi.

"Kakak bilang besok." bentak Axella. "Kakak sudah pernah bilang jangan pernah menerima apapun dari orang lain dan jangan berbicara dengan orang yang tidak di kenal. Apa kamu tidak mengerti?" Axella berteriak membuat Adam dan Dean kaget.

Kaila akhirnya berhenti menangis sambil menganggukan kepala tanda bahwa dirinya mengerti apa yang Axella katakan.

"M-maaf aku kak." Kaila menunduk. Axella berjongkok dan memeluk Kaila erat.

"Maafkan kakak, bukan maksud kakak memarahimu. Tapi kita harus segera pulang." Axella mencium pipi adiknya dengan penuh kasih sayang. Axella berdiri lalu memandang Adam dan Dean bergantian. "Maafkan kami kak, kami tidak bisa menerimanya. Kami harus segera pulang dan terima kasih telah menawarkan."

"Tidak apa apa aku hanya tidak tega melihat adikmu menangis tadi." Dean tersenyum ramah.

"Kalau begitu kami permisi kak." Axella pergi menuju sepedanya dan langsung pergi dari taman itu.

Adam dan Dean melihat kepergian Axella yang semakin menjauh dari mereka.

"Apa apaan tadi? Padahal aku hanya ingin membantu saja." guman Dean.

"Kamu mendengarnya tadi, kakak nya hanya berusaha melindungi adiknya dari orang yang tidak di kenal." ucap Adam yang masih melihat ke arah jalan Axella lewati.

"Memangnya aku penjahat?"

"Siapa tau."

"Sialan.. Yasudah ini makan ice creamnya. Kamu yang menyuruh aku membelinya kan tadi. Aku tidak suka yang manis manis, kalau wanita tidak apa apa aku akan cicipi dengan suka hati." ucap Dean yang sedang memegang ice cream dan menyodorkan nya ke tangan Adam dengan terkekeh. Adam memutar kedua matanya jengah.

"Omong omong untuk apa kita disini? Bukannya kita akan ke rumah mu?"

"Iya sebentar aku sedang menunggu adik ku."

Dari kejauhan terlihat anak laki laki berusia tiga belas tahun sedang mengayuh sepedanya.

"Kak.. Kamu sudah lama menunggu? Maaf tadi aku harus ke ruang guru dulu."

"Tidak.. Aku baru saja sampai, mana pesenan ku."

"Nih.. Kenapa harus aku yang beli sih?" gerutu Eric.

"Tokonya kan dekat sekolahmu jadi aku sekalian minta tolong." ucapnya sambil mengambil paperbag.

"Selamat siang alpha?" sapa Eric penuh rasa hormat.

"Siang Eric, apa kabarmu?"

"Baik alpha, bagaimana kabar alpha sendiri?"

"Kabar aku baik. Dan Eric aku belum jadi Alpha." kata Adam tersenyum.

"Ya sudah ayo kita pulang." ucap Dean.

Mereka pun pergi dari taman tersebut yang kebetulan rumah yang mereka tuju tidak jauh dari taman itu. Yang tidak mereka sadari bahwa taman itu akan menjadi taman yang sering mereka kunjungi nantinya.

Benar mereka adalah seorang werewolf. Cerita mitos yang berkembang di dunia manusia tapi benar atau tidak adanya mereka masih di ragukan oleh manusia itu sendiri.

Pemuda bernama Adam Myron adalah seorang Alpha atau lebih tepatnya calon King Alpha sebuah pack bernama Golden Moon Pack. Pack werewolf terkuat di dunia. Hari ini calon King Alpha tidak menyangka bahwa dirinya secepat ini akan menemukan Mate nya di dunia manusia.


Axella dan Kaila sudah berada di rumah, untung saja ayah mereka belum pulang. Seperti biasa mereka akan memasak dan juga membersihkan rumah bersama sama. Walaupun sebenarnya bukan tugas mereka tapi mereka lakukan karna tidak mau tempat yang mereka tinggali kotor dan berbau tak sedap.

Makan malam hanya di lakukan oleh mereka berdua karna ayah mereka akan pulang ketika mereka mau menjelang tidur.

Setelah selesai mereka segera bergegas masuk ke dalam kamar. Sebetulnya mereka memiliki kamar masing masing tapi semenjak di tinggal oleh Emma Poter ibu mereka, Axella dan Kaila berbagi kamar. Mereka berdua tidur di kamar Axella karna kamarnya cukup besar untuk mereka.


"Kak..."

"Hmm..."

"Dua orang tadi yang berada di taman itu apa kakak masih mengingatnya?" tanya Kaila. Axella yang sudah terpejam membuka matanya.

"Memangnya kenapa dengan mereka?" Axella memandang adiknya.

"Aku yakin mereka bukan orang jahat. Aku bisa merasakannya."

"Sudahlah Kaila lebih baik kamu tidur, bukankah kakak pernah mengatakan mengenai orang asing yang tidak kita kenal." ucap Axella.

"Iyaa.. Tapi aku yakin mereka bukan orang jahat."

"Tidurlah Kai sebelum Dad pulang. Besok kita harus bangun pagi lagi." Axella mematikan lampu di atas nakas.

"Baik kak, good night."

"Good night, sweet dreams Kai."

"You too."

Axella belum memejamkan mata, dia terngiang perkataan adiknya. Apa benar yang dirasakan oleh adiknya tentang kedua orang itu.

Tapi Axella tidak merasakan apa apa. Memang adiknya memiliki kelebihan yaitu bisa merasakan aura orang orang yang berada di sekitarnya. Apabila itu benar apakah pemuda itu bisa menolong mereka berdua dari kegelapan yang selama ini mengelilingi mereka.

The Darkness To The Light (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang