1

330 40 0
                                    

"Lura, kau ingin kemana?" Tanya Taehyun. Lura masih tidak mengindahkan ucapan Taehyun. Ia tetap cuek dan menjauh dari pria itu agar hidupnya sedikit tentram walau sesaat. Mengingat pria itu tampan, pasti banyak wanita yang mengejarnya. Dan dia tidak ingin menjadi pembicaraan lagi setelah beberapa tahun yang lalu.





"Dasar, wanita murahan! Beraninya kau mendekati Taehyun ku?!" Perempuan berambut sebahu itu hanya pasrah dijambak oleh teman sekelasnya yang dibilang 'most beautiful in school' atau primadona di sekolah.

"KANG LURA! AKU BERBICARA PADAMU, BUKAN DINDING!" Teriaknya. Ya, yang dijambak ialah Lura. Dan itu masa dimana ia pertama kali dibully di sekolah menengah pertama. Hanya karena ia dirumorkan pacaran dengan sepupunya. Membuat kaum hawa menjelek-jelekkannya satu sekolah.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengambil Taehyunmu. Hanya saja, aku dan Taehyun hanya sepupu." Balasnya. Ia menghela napas, saat rambutnya dilepas.

Tapi, baru saja beberapa detik, rambutnya kembali ditarik sama wanita itu. "AKH!" Refleknya berteriak. "Lee Chaeryeong..." lirihnya. Mendengar hal tersebut, seseorang menghampiri keduanya dan melepas tangan mulus Chaeryeong dari rambut wanita bersurai coklat itu.

"Ah.. Taehyun," wanita itu menunduk. Takut melihat orang yang disukainya dan dikaguminya itu menatap dirinya tajam. "Ak-aku bis-bisa jelaskan a-apa yang terja-jadi.." ucapnya terbata-bata.

"Tidak perlu, sudah berapa kali aku bilang? Aku tidak akan pernah MENYUKAIMU!" Teriak pria itu diakhir perkataannya.

Chaeryeong semakin menunduk, sedangkan Lura memegang beberapa helai rambutnya yang tercabut karena ditarik dengan keras. Melihatnya, pria bersurai coklat tersebut menggendongnya ala bridal style. Yang membuat Chaeryeong dan teman-temannya terkejut atas perlakuan Taehyun yang tiba-tiba.

"Jika ingin menyakiti Lura lagi, maka kau habis di tanganku," ancam pria itu, lalu pergi membawa Lura dari sana.





"Lura-ya!" Kaki wanita berhenti. Berbalik dan menatap seseorang yang memanggilnya.

Baru kali ini, ia melihat seorang laki-laki berani memanggilnya. Karena banyak yang menganggap Lura bukan penyuka pria. Sehingga banyak pria yang menjauhinya karena merasa Lura aneh. Padahal itu tidak benar sama sekali.

"Ada apa?" Tanya Lura dengan nada lembut. Karena ia tidak ingin dianggap tidak baik juga pada orang.

"Eum.. aku ingin menanyakan sesuatu padamu," perkataan itu membuat alis Lura berkerut. "Tapi, bisakah sepulang sekolah kau menemui ku di taman belakang? Aku janji tidak akan melakukan apa-apa. Hanya menanyakan beberapa hal denganmu. Boleh kah?"

Ada rasa ingin menolak, tapi untuk memberi kesan karena ini hari terakhirnya ia disini, ia tanpa ragu mengangguk mengiyakan.

Baru saja Lura merespon ucapannya dengan anggukan, pria didepannya tersenyum bahagia. Melihatnya membuat gadis itu ikut tersenyum.

"Terima kasih, aku akan menunggumu ditaman belakang sepulang sekolah. Walaupun kau terlambat, aku akan tetap menunggumu," Ucapnya kegirangan dan pergi. Sebelum menginjakkan kakinya meninggalkan Lura, pria itu sempat berhenti dan berkata, "nama ku Choi Soobin, panggil Soobin saja."

Hati Lura mencelos, ia mendadak diam. Astaga jantung ku, batinnya. Melihat Soobin melambaikan tangannya, wanita itu tak segan membalasnya. Dengan senyuman yang masih menghiasi bibir mungilnya.

"Aku rasa kau perlu diberi pelajaran nona Kang," mendengar suara yang sangat familiar ditelinga Lura, ia berbalik dan mendapati kelima perempuan yang familiar di matanya sedang melipatkan tangannya, melihatnya dengan tatapan mematikan.

ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang