Soobin terjatuh, kepalanya terasa berdenyut-denyut hingga pria itu pingsan. Lura tidak berhenti meneriakkan nama sahabatnya untuk tetap sadar, ia wanita, tidak sebanding dengan Soobin yang lebih besar darinya.
"bagaimana cara agar aku mengangkatnya ke uks?" tanya Lura pada dirinya sendiri. Ia melihat sekeliling. Tidak ada tanda-tanda orang memukul sahabatnya itu dari belakang. Mengingat tadinya mereka berpelukan dengan posisi Soobin memeluknya dari belakang, Lura tidak melihat pelaku yang melukai pria itu.
"sepertinya aku harus meminta bantuan pada Beomgyu, dia satu-satunya orang yang ku harapkan untuk saat ini." Lura mengambil ponselnya disaku roknya lalu mencari kontak bernama 'Gyugyu yang nakal'. setelah mendaoatkannya, tanpa basa-basi ia langsung menekan tombol telepon sambil menggigit kuku jarinya.
"Yeobosseo? Nuguya?" tanya Beomgyu dari seberang sana. Lura bisa menghela nafas saat adik dari sahabatnya itu mau mengangkatnya walau Beomgyu sama sekali belum mengetahu nomor wanita itu.
"Yeobosseo Beomgyu, ini aku. Kang Lura, sahabat kakak mu. Maaf jika aku mengganggu waktu mu, tapi Soobin pingsan setelah seseorang melukai kepalanya. Untungnya tidak ada darah yang mengalir, hanya saja ia pingsan dan tidak sadarkan diri. Ku mohon, bantu aku untuk membawanya ke uks. Aku terlalu lemah untuk mengangkatnya,"
"Jinjja? Baiklah, kalian ada dimana?" Tanya Beomgyu panik. Kakak pertamanya yang selalu ia percaya bahwa akan selalu baik-baik saja, tidak percaya bahwa hal kecil seperti ini tidak dapat dicegahnya. 'dasar bodoh' batin adiknya.
"kami di rooftop, mungkin agak sedikit jauh sampai ke uks. Ditambah lagi Soobin juga masih terlalu berat untuk mu, jika boleh saja, ajak Yeonjun untuk membantu mu juga." balas Lura cepat. Ia masih setengah panik, takut sahabatnya kenapa-napa.
"baiklah, aku akan segera ke sana. Mudah-mudahan Yeonjun tidak keberatan." Beomgyu langsung mematikan sambungan telepon. Lura berdecak sebal karena masih ingin berbicara.
Sembari menunggu Beomgyu dan Yeonjun yang kemungkinan akan datang juga, Lura mencari sesuatu disebelah Soobin yang bisa ia lacak siapa pelakunya.
"Oh? Dapat!" Lura mengambil kertas bertuliskan 'mulia'. Ia bingung. Bagaimana bisa ia dapat petunjuk hanya dengan sebuah kata 'mulia'?. Ini sangat tidak masuk akal.
"Mulia? Siapa yang menuliskan ini?" Lura tidak memperhatikan kata 'Mulia'. Malah memperhatikan tulisannya yang terlihat seperti cakar hewan.
"apa orang ini waras dalam menulis? Atau ini hanya iseng saja? Tapi, tidak mungkin jika ini hanya iseng. Siapapun itu, aku akan membencinya seumur hidup karena ia tentu saja disebut pengecut. Tidak menunjukkan wajahnya pada ku dan memberikan petunjuk aneh seperti ini." omelnya, sembari memegang kertas kecil itu. Ia kemudian melihatnya lalu memasukkannya di kantong roknya bersama dengan ponselnya.
Hingga seorang pria berambut blonde datang bersama saudaranya. Siapa lagi kalau bukan Choi Beomgyu dan Choi Yeonjun. Saudara Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴ
Fanfiction[END] Sihir itu sesuatu yang dapat melindungi dan juga membahayakan seseorang. Sihir yang dapat dikendalikan maupun terbebas begitu saja. "LURA!" "Tae-Taehyun?!" "Kau baik-baik saja? Ayahmu bilang, kau akan pindah. Dimana?" "Kau menginginkan dirimu...