5

116 14 0
                                    

Lura datang sendiri, tidak seperti biasanya. Dan itu mengundang kebingungan oleh murid-murid, tak terkecuali fans sepupunya.

"Yak, Kang Lura!" panggil seseorang. Yang dipanggil berbalik dan menampakkan senyumnya.

"annyeong Hyeya," balas Lura menyapa. Padahal wanita yang bernama Kim Hyeya itu jelas-jelas memanggilnya, bukan menyapa.

"berhenti tersenyum pada ku, kau tampak mengerikan." ucap wanita itu.

Lura hanya tersenyum menanggapinya, "baiklah, terserah dirimu. Asal kau senang, dan ada apa kau memanggil ku? Apa karena aku sudah tidak bersama Taehyun lagi yang seperti kau minta?"

Hyeya mengangguk, "tentu saja, kau aneh sekali. Tapi tidak apa, baguslah jika kau sadar. Aku pergi dulu,"

"silahkan." Lura sedikit bergeser, membuka kan jalan untuk Hyeya pergi darinya. Meski wanita itu masih bingung dengan kelakuan perempuan bermarga Kang itu, tapi ia segera menepisnya. Berharap Lura akan tetap mempertahankan sifat barunya itu.

Berhasil.. Ini bisa bekerja, untung saja aku tadi sedikit berbohong dengan tante Jihyun. Semoga tuhan lebih mendukung ku lagi kedepannya, batin Kang Lura senang.

"sepertinya sahabat ku senang sekali hari ini, dia pasti menunggu kedatangan ku dikelasnya. Aku beruntung," mendengar suara di dekatnya Lura berbalik.

"ah.. Soobin-ah, kau mengagetkan ku, siapa yang menyuruhmu seperti ini? Berpotensi mengagetkan seseorang? Ck.. ck.. Adik sama kakak tidak beda jauh ternyata," ucap Lura lalu pergi begitu saja. Sempat beberapa langkah ia berjalan menuju kelasnya, wanita itu menjulurkan lidahnya.

Soobin jadi gemas sendiri dengan kelakuan Lura. "sok lucu," gumamnya. Pria itu pun pergi ke kelasnya pula.

💥💥💥

Tok.. Tok..

"selamat pagi anak-anak," sapaan wali kelas IX.1 membuat murid-murid duduk dengan rapi.

"selamat pagi bu guru," balas murid-murid menyapa.

"hari ini, kita kedatangan teman baru, sebenarnya ia sudah lama sekolah disini. Seangkatan sama kita, hanya saja ia dipindahkan karena ia merupakan murid pintar," Lura tersenyum mendengarnya. Ayahnya tidak mengungkapkan yang sebenarnya. Taehyun dari jauh menatap sepupunya tersenyum sendiri menatap pria tinggi didekat wali kelasnya.

Taehyun mengangkat tangannya, "benarkah ia pintar?" suaranya mengundang terkejutan bagi teman-teman kelasnya, tak terkecuali Lura. Wanita itu mendelik sebal melihat Taehyun yang sok paling pintar.

"Soobin sudah bisa naik di kelas ini sejak lama, hanya saja pihak sekolah tidak terlalu memperhatikan nilainya. Ia bahkan selalu rangking pertama dikelasnya, bukankah bagus menambah teman baru Taehyun-ssi?" tanya gurunya balik. Membuat pria itu hanya mengangguk, meski dalam hatinya ia tidak bisa membiarkan Choi Soobin memasuki area kelasnya.

Ia tahu teman dekatnya itu pintar, bahkan pernah saat sekolah dasar pun pria itu mengalahkan rangking Taehyun. Membuatnya tidak rela jika sahabat Lura itu akan mengalahkannya lagi.

"baiklah, kau bisa duduk disebelah Kang Lura." kebetulan, Lura sengaja sendirian duduk, ia yang dulunya sebangku dengan sepupunya kini berjauhan. Taehyun berada di bangkunya sendiri, sedangkan Lura tukaran duduk dengan Huening Kai, teman dekat pria bermarga Kang itu tidak dapat menolak, karena bisa sebangku dengan teman dekatnya sendiri.

"baiklah, terima kasih atas perhatiannya." Soobin berjalan, melewati bangku Taehyun dan Huening Kai, yang di dapat dari Taehyun ialah tatapan sinis. Pria itu bingung dengan kelakuan teman dekatnya yang menatapnya seperti itu. Tapi untung saja dapat ditepis ketika Huening Kai menyapanya dan berkata 'semangat' untuknya.

ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang