"kau darimana saja? Baru saja masuk ke kelas ku sudah main bolos saja," omel Lura begitu Soobin masuk ke kelas bersama Taehyun. Saat ini jam istirahat, jadi tidak ada siapa-siapa dikelas kecuali wanita itu. Lura juga sedang mengisi jam istirahatnya dengan membaca novel.
"ini bukan hanya kelasmu, kelas yang lain juga. Tapi, bukan hanya aku yang bolos, Taehyun juga. Mengapa kau tidak menanyakan keberadaannya?" kelas lagi sepi, dan pas sekali untuk membicarakan Taehyun kepada Lura. Pria yang dibicarakan hanya diam tidak berkutik dibangkunya.
"untuk apa? Dia bisa menjaga dirinya." balasan itu bukan yang Soobin inginkan. Melainkan menanyakan keberadaan sepupu wanita itu juga. Pria bermarga Choi itu hanya tersenyum, "ya sudah. Tidak perlu kesal menjawabnya, santai saja."
"ini semua salahmu, aku mencarimu tadi. Tapi tidak ketemu juga, aku kan khawatir," ucap Lura. Tidak berani menatap sahabatnya.
"benarkah? Aku juga bisa jaga diri seperti Taehyun kok, aku bukan anak kecil. Aku dan dia sama-sama pria, bisa menjaga diri sendiri, lagian aku tadi bersama Beomgyu, Taehyun, Yeonjun dan Huening Kai. Kenapa begitu khawatir sekali aku hilang?" tanya Soobin heran. Baru kali ini, ia di cari sama sahabatnya sendiri.
"entahlah, aku tidak tahu alasannya." Lura bingung sendiri, membuat Soobin gemas melihatnya.
Sempat terjadi keheningan diantara mereka, hingga Beomgyu, adiknya Soobin mengagetkan keduanya. Bahkan Taehyun yang tidak jauh dari mereka ikut terkejut.
"Yak! Dasar adik kurang ajar?! Kau sedang kurang kerjaan hah!" marah Soobin, ia tidak berhenti memukul Beomgyu.
Sampai Lura melerai keduanya, "sudah, sudah.. Kalian berdua yang tidak ada kerjaan, membolos pelajaran bersama. Kalian pikir bolos itu menyenangkan?"
"YA!!" jawab Soobin, Beomgyu dan Taehyun bersamaan. Lura jadi kaget dan merasa tindakan mereka bertiga sangat lucu, sehingga wanita itu reflek tertawa kecil. Sepupunya yang tadinya berbalik menjawab, kembali fokus terhadap beberapa buku didepannya.
"tidak perlu bersamaan juga," balasnya singkat. Lura kembali membuka lembaran novelnya, membiarkan Soobin jadi mengomeli saudaranya karena terlalu berisik dan ikut campur.
"baiklah. Aku kembali ke kelas ku, dasar pemarah," omel adiknya sebelum pergi. Soobin jadi tambah kesal mendengarnya.
"aish.. Dasar adik kurang ajar, sudah tahu kita seangkatan, setidaknya ia sadar bahwa aku lebih tua beberapa bulan darinya." ucapnya bergumam. Lura yang mendengarnya terkekeh, mengingat keduanya biasa saling bertengkar, dimanapun itu. Mereka tidak mengenal tempat jika sudah bertengkar satu sama lain.
Hingga akhirnya bel berbunyi, pertanda pelajaran selanjutnya akan dimulai.
💥💥💥
"jadi, kau tidak melakukan apa-apa hari ini?"
Lura mengangguk, "tentu. Jika saja, ayah dan ibu ku tidak mengubah jadwal ku hari ini." Soobin yang mendengarnya berbalik, "maksudnya? Bukannya orang tuamu di luar negeri?!"
"ah.. Ayah dan ibu ku mungkin saja pulang hari ini, atau mungkin besok? Entahlah, biasanya mereka pulang secara mendadak atau tidak memberitahu." Jelasnya. Soobin tersenyum menanggapinya dan menatap ke depan kembali.
"bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan? Setidaknya kita bisa refreshing sebelum ujian lusa. Bagaimana? Kau mau?" Saran Soobin. Lura tampak berpikir, sampai ia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"annyeong imo,"
"annyeong Lura-ya, waeyo?"
"ah.. Aku hanya ingin meminta izin pada tante. Hari ini aku sepertinya akan pulang terlambat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴ
Fanfikce[END] Sihir itu sesuatu yang dapat melindungi dan juga membahayakan seseorang. Sihir yang dapat dikendalikan maupun terbebas begitu saja. "LURA!" "Tae-Taehyun?!" "Kau baik-baik saja? Ayahmu bilang, kau akan pindah. Dimana?" "Kau menginginkan dirimu...