7

77 13 0
                                    

Mendengar ucapan Lura, Yeonjun terdiam. Memikirkan betapa menyeramkan kejadian yang menimpanya.

"kau tidak mau memberitahukannya ya?" tanya Lura. Wanita itu sempat melirik Soobin dan hanya terdiam setelah mengatakannya.

Tidak lama mobil ambulance datang menghampiri ketiganya, Lura dan Soobin membantu mengangkat Yeonjun ke tandu yang akan membawanya masuk didalam mobil ambulance.

Setelah Yeonjun masuk, Soobin mengatakan pada adiknya untuk berangkat duluan. Mereka berdua akan menyusul.

"kau ini apa-apaan?! Dia itu adik mu Choi Soobin-ssi!" yang diomelin hanya diam menarik tangan Lura masuk ke mobilnya.

"aku tahu Kang Lura. Diamlah, kita akan menyusulnya setelah mobil pengangkut membawa mobil Yeonjun menghindar di ujung jalan." Ucap Soobin diluar. Ia berdiri didepan pintu Lura duduk.

Membuat wanita yang tengah duduk sambil memegang ponselnya hanya diam tidak menjawab.

"ah.. Soobin-ah, aku sepertinya tidak bisa menjenguk Yeonjun sebentar. Tante Jihyun menyuruh ku pulang. Dia melarang ku ke rumah sakit. Takut terjadi apa-apa dengan ku." ucap Lura yang tengah melihat isi pesan dari ibu Taehyun.

Soobin menatap sahabatnya dan mengangguk. "Ya sudah, aku dan Beomgyu yang akan menemaninya. Aku akan kasih kabar tentang Yeonjun nanti."

"Baiklah, apa pengangkut mobilnya sudah dekat? Tante Jihyun terus mengirim pesan takut aku terjadi apa-apa." Lura terus membaca pesan yang dikirim oleh tantenya itu berturut-turut. Sampai bunyi dering terdengar dari ponsel wanita itu. Tertera nama ibu dari seorang Kang Taehyun.

"annyeong haseyo imo,"

"sayang, kamu ada dimana nak? Tante khawatir loh,"

Lura jadi tidak enak mendengarnya, ia berusaha tersenyum. "maaf ya tante, adik Soobin yang bernama Yeonjun tadi kecelakaan. Ia temannya Taehyun juga. Aku dan Soobin lagi menunggu pengangkut mobil untuk menarik mobil Yeonjun dari ujung jalan. Takut mengganggu." jelasnya sedetail mungkin.

"tapi kamu tidak apa-apa kan nak? Siapa tahu sihirmu bekerja tiba-tiba." mendengar hal tersebut membuat Lura bingung. Apa hubungannya kecelakaan dengan sihirnya?

"tunggu tante, apa hubungannya dengan kedua itu? Ini terkait masalah lalu ku ya?"

"tentu saja sayang, kamu pasti sudah lupa ya tentang hal itu. Karena itu yang membuat mu kehilangan ingatanmu begitu saja." Lura terdiam mendengarnya. Ia berusaha mengingat masa itu, tapi yang ia dapat adalah rasa sakit di bagian kepalanya.

"Akh!" Teriak wanita itu. Ia bahkan tidak sengaja menjatuhkan ponselnya. Soobin yang mendengarnya berbalik dan menatap Lura.

"Hey, kau baik-baik saja?" tanya Soobin lembut. Lura menggeleng, untung disaat yng tepat truk pengangkut mobil sudah datang, jadi pria itu sudah bisa meninggalkan area.

Pria tinggi itu dengan segera membawa Lura ke rumah sakit. Tanpa peduli bahwa  tantenya akan marah padanya karena mengingkari janji. Tapi, melihat Lura terus menggeram karena kesakitan terpaksa Soobin harus membawanya ke rumah sakit.

"Tahan Lura-ssi, pegang tangan ku untuk melampiaskan sakitnya." Lura menurut dan memegang sebelah kiri Soobin dengan keras. Ia tahu pria itu juga akan merasakan sakit karenanya tapi kelihatannya Soobin seakan tidak merasakan apapun.

Sesampainya di rumah sakit, Soobin keluar duluan dan membuka pintu mobil disebelah Lura duduk. Ia menggendong wanita itu masuk ke dalam rumah sakit. Merasa tidak ada lagi teriakan kesakitan, Soobin merasa Lura pingsan. Pria itu dengan ekspresi panik membawanya masuk dengan tergesa-gesa. Takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya.

ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang