[END]
Sihir itu sesuatu yang dapat melindungi dan juga membahayakan seseorang. Sihir yang dapat dikendalikan maupun terbebas begitu saja.
"LURA!"
"Tae-Taehyun?!"
"Kau baik-baik saja? Ayahmu bilang, kau akan pindah. Dimana?"
"Kau menginginkan dirimu...
Sinar matahari memasuki kamar pria bermarga Kang. Ia terbangun karena sinar matahari yang mengenai wajah tampannya.
Ia merasa sekarang dunianya sepi, tidak seperti dulu. Lura yang dulunya sering mengetuk pintunya pada hari minggu atau hari libur seperti ini. Tapi, kini tidak ada lagi. Sunyi sekali.
Ia mencoba menyadarkan dirinya, kemudian mengambil buku yang disembunyikan ditempat yang aman.
Ia menaruhnya di bawah bantal, lebih memilih mandi sebelum membaca buku itu. Jaga-jaga juga, jika orangtua pria itu masuk tanpa sepengetahunnya, bisa-bisa ia ditanya mengapa ia mengambil buku sihir milik sepupunya.
Setelah membersihkan badannya dan berpakaian. Taehyun duduk di tepi ranjang, mengambil buku di bawah bantalnya. Lalu pergi ke ruangan rahasia yang tidak diketahui orang tuanya sama sekali.
Sesampainya di ruangan rahasia, ia duduk di kursi. Menaruh buku di meja yang ada didepannya. Tapi, sebelum membukanya, ia mengambil buku tahunan sekolah milik Lura.
Ia membuka kedua buku tersebut. Taehyun ingin memastikan bahwa Han Jisung yang kemarin ia lihat wajahnya di buku tahunan ini sama dengan foto kecil Han atau tidak.
Ia membulatkan matanya, lalu kemudian mendekatkan foto Han yang ada di buku tahunan Lura. "Tidak, tidak mungkin ini orang yang sama." Taehyun memperhatikan kedua foto yang sama. Di buku yang berbeda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"mengapa tidak ada yang memperhatikannya? Mengapa aku tidak tahu hal ini? Tapi, Lura pasti tahu kan tentang hal ini?" Taehyun terus menatap kedua wajah yang sama. Sesekali ia mengedipkan matanya, jika saja matanya salah lihat.
"aku harus mengetahui detail anak itu,"
💥💥💥
"Soobin, jika kau tidak mematuhi perintah ayah mu. Kau akan dikeluarkan di perusahaan dan kita tidak bi-"
"berhenti mengomel tidak jelas dihadapan ku! Pergi Lia!" yang dibentak tidak tinggal diam. Ia terus membujuk pria di depannya untuk tidak membatalkan perjodohan yang dibuat oleh kedua ayahnya masing-masing.
"baiklah, kalau kau tidak mau pergi. Maka aku yang akan pergi dari hadapan mu!" pria tersebut mengambil kopernya yang sedari tadi berada di depan pintu kamarnya. Lia menahan tangannya, tapi langsung ditepis.
"Choi Soobin, ku mohon. Jangan batalkan perjodohan ini, aku mencintai mu." ungkap Lia, dengan air mata yang mengalir.
"berhenti mengungkapkan perasaan mu. Itu tidak akan berguna untuk mengubah perasaan cinta ku. Karena Lura masih ada di hati ku, tidak ada tempat untukmu di hati ini!" Sebelum Soobin benar-benar pergi dari rumahnya, ia melihat kedua adiknya yang menatapnya memohon untuk tidak pergi dari rumah.
"aku tahu kalian akan seperti ini. Tapi, jangan lupa. Kita akan sering ketemu di sekolah. Aku pergi dulu," Soobin pergi dengan membawa koper serta mobilnya jauh dari area rumahnya.