"Soobin-ah, gomawo. Kau membantu ku untuk tidak mendengar perkataan orang lain. Kau memang teman terbaik," ucap Lura begitu mereka di depan pagar rumah.
"Ah.. tidak masalah, aku harap kau tidak lupa merawat hewan kecil ini dan menghilangkan gelang itu. Bagaimana kalau pertemanan kita, diubah menjadi sahabat? Jika kau tidak keberatan," wanita itu mengangguk, membuat Soobin senang sekali melihatnya.
Lura mengelus anak kucing tersebut dan menatap Soobin, "tentu saja aku akan merawatnya. Hewan kecil ini tidak boleh sakit dan terluka sedikit pun. Aku akan sangat menyayanginya begitu teman yang menjadi sahabat pertama ku ini memberi ku hadiah spesial. Dan tidak hanya satu, ada dua. Berupa barang dan makhluk. Percayalah, aku tidak akan melepaskan gelang ini dari tangan ku kecuali jika ia jatuh dengan sendirinya."
"Tidak masalah jika kau menghilangkannya, aku dapat membuat yang baru untukmu. Hanya untukmu," lagi-lagi Lura tersenyum dibuat kebaikan Soobin.
Ia pun melambaikan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang kucing bersurai putih hitam itu yang tertidur nyenyak di gendongannya. Yang dilambai menampakkan senyumnya lalu membalas dengan melambai. Soobin pun pergi.
Wanita itu berjalan menuju taman belakang rumah, "Kau sungguh lucu, sama seperti Soobin. Ia baik sekali mau memberi ku kucing yang baru ia temui dan menyuruhnya merawatmu," ia menurunkan kucing tersebut dengan pelan di rumah kucing yang sudah lama ia taruh disana. Mengingat Lura dulu ingin membeli kucing, tapi masih dilarang karena jadwal harian wanita itu sangat padat. Terlalu banyak ekskul yang ia ikuti. Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi.
Seseorang menghampirinya, "sejak kapan kau membeli kucing?" Lura terkejut dan reflek berteriak. Melihat pria yang sudah mengejutkannya dan membuat kucing barunya terbangun.
"Aish.. dasar pengganggu! Kucing ku jadi bangun karena ulahmu," omel Lura. Tapi, pria didepannya tidak mengindahkan ucapannya.
"Aku bertanya padamu, sejak kapan kau beli kucing? Apa salah jika aku bertanya?" Tanyanya tidak terima. Wanita itu membalasnya hanya dengan mengedikkan bajunya acuh.
"Dengar ya Kang Taehyun, kau sudah mengejutkan ku yang membuat kucing ku ikut kaget dan terbangun. Dan sebenarnya kau tidak perlu bertanya tentang hal itu. Seharusnya kau sudah tahu, masih bertanya, dasar bodoh!" Lura kembali mengusap kucingnya dengan menyanyikan nada-nada pengantar tidur.
Setelah melihat kucingnya kembali tertidur, wanita itu bangkit dan mendorong Taehyun jauh dari area taman belakang. Dimana kucingnya akan tumbuh disana.
"Jadi, kau mengumpul uang jajanmu untuk membeli kucing itu?" Taehyun kembali menanyakan hal terkait kucing baru sepupunya. Lura lantas menggeleng, "lalu bagaimana kau mendapatkannya? Dijalanan?"
"Tidak mungkin lah," sahutnya. "Kau tidak perlu tahu darimana aku mendapatkannya. Yang penting, kau tidak perlu ikut campur dengan urusan ku. Ini urusan pribadi, jadi kau tidak perlu tahu. Yang harus kau tahu, wanita yang mengejarmu itu tidak akan pernah berhenti menyukaimu. Dan begitu juga kau, berhenti mengejar apa yang kau katakan, karena aku tidak akan pernah kembali ke pelukan mu. Dan aku harap kau tidak perlu pindah sekolah. Hanya aku saja,"
Balasannya adalah sebuah jitakan. Wanita bermarga Kang itu mengelus rambutnya, terasa sakit akibat jitakan sepupunya yang keras.
"Auch.. kau ini! Aku tidak akan mau berbicara dengan mu selama 2 bulan. Lebih baik sekelas sama sahabat baru ku, Soobin daripada sepupu menyebalkan seperti dirimu," detik itu Taehyun terdiam mendengar ucapan Lura barusan. Sedangkan wanita itu pergi begitu saja meninggalkan pria itu yang diam mematung.
Kenapa rasanya sesak? Batin Taehyun sambil memegang dadanya yang terasa sakit karena perkataannya barusan.
Sesampainya didalam rumah, Lura melepas jaket woolnya dan duduk disofa. Melihat kedatangan kemenakannya, wanita paruh baya itu mendatanginya dan duduk disebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴ
أدب الهواة[END] Sihir itu sesuatu yang dapat melindungi dan juga membahayakan seseorang. Sihir yang dapat dikendalikan maupun terbebas begitu saja. "LURA!" "Tae-Taehyun?!" "Kau baik-baik saja? Ayahmu bilang, kau akan pindah. Dimana?" "Kau menginginkan dirimu...