17

88 8 0
                                    

Taehyun dan Soobin pulang ke rumah masing-masing. Soobin yang sedang memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya melihat kedua adiknya yang setia menunggunya di depan pintu masuk.

"sedang apa kalian? Kenapa belum tidur?" sang tertua dari tiga bersaudara Choi keluar dari garasi, melihat kedua adiknya yang menatapnya. Seperti meminta penjelasan mengapa pria itu pergi tanpa kabar dari keduanya.

"kami tidak tidur karena ayah menyuruh kami menunggu mu, jika saja hyung memberitahu kami kemana hyung pergi." ucap Beomgyu, wajahnya menunjukkan betapa kesalnya kepada kakaknya. "jika saja hyung tidak pergi tanpa izin, kami mungkin tidak ada disini menunggu mu, hyung."

Soobin tersenyum simpul mendengar ocehan kedua saudaranya, ia merangkul keduanya masuk ke dalam rumah. Ia berbicara, "bagaimana perasaan mu jika kau melihat Lura lagi?"

"Hah?! Lura? Kang Lura? Hyung, jangan bercanda. Aku belum menemuinya," sahut Beomgyu sembari memanyunkan bibirnya. Ia tidak terima dengan ucapan kakaknya yang membahas soal Lura, karena beberapa bulan yang lalu kakaknya itu memprediksi bahwa ialah yang duluan melihat wanita yang sangat dicintai kakaknya.

"sudah ku bilang, perkiraan ku tidak selalu benar. Jadi, jangan mempercayainya sebelum aku bilang 'yakin'. Karena tidak selamanya yang ku ramal ini benar." balas Soobin dengan senyuman yang dipaksakan. Ia masih merasa sedih, mengingat bagaimana Han mencium kening sahabatnya yang beberapa bulan lalu dikabarkan meninggal itu dengan kasih sayang. Sangat jelas sekali, Lura bahkan menutup matanya saat merasakan bibir Han menyentuh keningnya. Merasakan bentuk kecintaan Han dengannya. Soobin tidak bisa berbohong bahwa napasnya sesak melihatnya, sangat sesak.

"Hyung menemuinya dimana? Kenapa tidak mengajaknya kesini?" Tanya Yeonjun dengan manja. Bukan hanya Soobin yang merindukan sosok gadis itu, tapi ia juga. Bahkan Beomgyu mengangguk setuju atas pertanyaan kakaknya yang kedua.

"Ini sudah malam, tidak baik untuknya keluar dimalam hari seperti ini. Lain kali aku akan membawa kalian, tidak hanya kalian, tapi Taehyun dan Hueningkai juga. Sekarang waktunya kalian tidur, aku akan mencari waktu yang pas untuk menemuinya bersama-sama." Beomgyu dan Yeonjun menuruti perkataan sang kakak. Keduanya berlari kecil ke kamar masing-masing, tapi sebelumnya Beomgyu mengatakan sesuatu pada Soobin.

"Hyung, janji untuk perkataan mu itu. Aku akan tunggu," katanya. Soobin menunjukkan kelingkingnya yang berarti ia janji dengan ucapannya barusan. Ia sangat tahu bahwa sebelum ia dekat dengan Lura, adik bungsunya itulah yang paling dekat dengan sahabatnya. Kang Lura.

"Semoga kau senang walau kau tidak akan menyukainya yang sekarang ini." 

💥💥💥

Keesokan harinya setelah pulang dari sekolah, mereka mendatangi rumah yang ditempati Lura saat ini dengan Soobin yang menyetir mobil. Taehyun disebelah pria tersebut, jika saja ia lupa arah jalan. Sedangkan Yeonjun, Beomgyu dan Hueningkai duduk dibelakang keduanya dengan ekspresi yang campur aduk. Senang, sedih, dan gugup.

Sesampainya dirumah Lura, mereka keluar dari mobil. Ketiga orang yang belum kesini, hanya bisa menganga melihat rumah Lura yang sangat indah dilihat. Apalagi Kai yang sangat menyukai bau-bau arsitekur. 

"Lura yang sekarang tampaknya sangat kaya, aku yang masih sederhana ini apa kabar?" Ucap Hueningkai. Beomgyu hanya terkekeh mendengarnya, sementara ketiga temannya yang lain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah pria blasteran itu.

"Ayo," ajak Soobin. Mereka berlima berjalan, ke pintu utama. Tanpa mereka pikirkan, seseorang wanita keluar, menggunakan dress diatas lutut.

"LURA?!" Teriak Beomgyu, ia langsung saja memeluk wanita itu tanpa izin dari sang empu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LURA?!" Teriak Beomgyu, ia langsung saja memeluk wanita itu tanpa izin dari sang empu. "akhirnya aku melihatmu, pasti kau merindukan kami bukan?" 

Wanita tersebut diam tidak berkutik, membiarkan dirinya dipeluk oleh orang asing. Hingga seorang pria datang melihat kekasihnya dipeluk oleh teman barunya. "loh? Beomgyu? Kau mengenal Hyura?" 

Beomgyu yang tadinya sibuk memeluk orang yang disangkanya Lura melepaskan pelukannya dan berbalik menatap pria disamping Kai. "Hyura ini kekasih ku. Perkenalkan, namanya Kang Hyura. Hyura, ini teman-teman ku. Beomgyu, Kai, Taehyun, Yeonjun dan Soobin."

"Oh, benarkah? Halo semuanya! Nama ku Kang Hyura, salam kenal." sapa wanita yang tadinya dipeluk Beomgyu, Kang Hyura.

"Han, Lu-- maksud ku Hyura. Bolehkah kita berbicara? Ada yang ingin ku katakan pada kalian berdua." sela Soobin. Han dan Hyura mengangguk, wanita bermarga Kang tersebut mempersilahkan teman-teman kekasihnya masuk ke dalam rumahnya. Ia pikir, Soobin sepertinya ingin berbicara dengan serius.

"Han, aku tahu ia Kang Lura yang ku kenal. Karena kau adalah pelindungnya bukan?!" bisik Taehyun sebelum ia mengikuti teman-temannya yang sudah duduk manis di sofa yang berada di ruang tamu.

Han menggigit bibirnya, ia mengajak kekasihnya untuk membuatkan beberapa minuman dan cemilan. Agar suasana tidak canggung seperti tadi. Ketika mereka berdua sibuk di dapur, Taehyun dan lainnya berbincang-bincang tentang apa yang akan mereka berlima bicarakan pada pasangan tersebut. Bisa dibilang mereka berdiskusi.

"Kau akan membahas sihirnya? Kau yakin? Kau tahu kan kalau Lura dulunya mengidap Mnemophobia, kau ingin menakuti-nakutinya?" tanya Soobin tidak terima atas ucapan Taehyun yang merupakan sepupu dari Kang Lura itu ingin menyakiti sepupunya sendiri.

"Justru hal itu yang ku inginkan. Jika dia adalah Kang Lura yang dulu kita kenal, berarti kita tidak salah--"

"Jika bukan? Kita harus apa?" Ucap Kai memotong perkataan Taehyun, ia sepertinya tidak sabar ingin mengetahui sebenarnya Lura masih hidup atau tidak.

"Kembalikan dirinya." lanjut pria bermarga Kang tersebut dengan smirk. Sebenarnya Soobin tidak mengerti maksud ucapan dari Taehyun, tapi setelahnya ia sadar harus melakukan apa.

"Baiklah, aku setuju dengan ucapan mu," Beomgyu, Yeonjun dan Kai tidak paham maksud keduanya, mereka hanya bisa mengangguk menyetujui walau sebenarnya mereka tidak tahu.

Setelah berdiskusi, Han dan Hyura datang dengan membawa beberapa minuman dan cemilan. Han kemudian menaruh semuanya di meja, sementara Hyura duduk menatap kelima pria yang datang tanpa kabar.

"Kalian ingin bicara apa?" Han duduk disebelah kekasihnya sembari menggenggam tangannya lembut. "dari mata kalian, sepertinya kalian ingin membicarakan hal serius."

"Tentu saja, walaupun aku tidak yakin ini akan berhasil padamu ataupun dengan Han juga. Tapi, apakah kalian tahu 'Magic Diary'?" Han yang mendengarnya membulatkan matanya, tapi sedetik kemudian ia mengontrol ekspresinya seperti biasa. Sementara Hyura yang tadinya menatap Taehyun yang berbicara kini menatap ke arah lain.

"kami tidak tahu apa-apa soal itu, maaf." satu kata untuk Han, bohong. Dan Taehyun tahu itu. Ia bisa melihat wajah kaget pria itu tadi. Sangat jelas sekali.

"Benarkah? Sepertinya wajah mu tadi terkejut mendengarnya, tapi kau malah mengelaknya." ia menunjukkan smirknya. "seperti kata ku tadi, jika dia bukan Kang Lura yang ku kenal. Tidak mungkin aku penasaran terhadapnya. Aku dan yang lainnya sudah tahu isi dari buku itu walau hanya beberapa halaman. Tapi, disitu terdapat nama mu dan tertulis jelas disampingnya 'pelindung'. Yang berarti kau akan selalu bersamanya apapun yang terjadi. Dan kekasih mu ini, pasti adalah Kang Lura yang ku kenal." 

Han berdiri dan berkata, "KELUAR DARI SINI!" bentaknya. Wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat kesal dengan perkataan Taehyun. Semuanya berdiri, hendak keluar dari rumah Hyura. Tapi tidak dengan Taehyun, ia masih setia duduk. "Kau berhak? Ini rumah siapa, yang berhak atas rumah ini siapa, yang usir kami seharusnya siapa." gumamnya yang masih dapat didengar oleh Han.

"AKH!!" Hyura memegang kepalanya yang sangat sakit. Memori beberapa bulan yang lalu kembali teringat dikepalanya. Taehyun akhirnya berdiri dan menarik pelan Hyura dari sebelah Han, "Mnemophobia, penyakit yang sama persis seperti Kang Lura yang ku kenal. Tidak mungkin jika ia bukan Lura yang dulu kan?" setelah mengatakan hal tersebut, Taehyun membawa Lura keluar dari rumah sang empu lalu masuk ke dalam mobil Soobin, diikuti keempat temannya.

Han mengusap kepalanya kasar. Maafkan aku Lura, karena mengingkari janji dan peraturan yang berlaku.

--

Tidak lama lagi, cerita ini akan selesai. Tetap Vote dan Comment~

ᴍᴀɢɪᴄ ʟᴏᴠᴇ | ᴋᴀɴɢ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang