Sekarang hubungan aku dan Nata sudah terjalin tiga bulan tidak ada masalah besar di antara kami. Sekarang aku akan datang ke kelas nya untuk memberi nya kado yang seminggu lalu sudah aku beli sama seperti Nata yang setiap bulan memberikan ku hadiah
"hai adiss selamat 3 bulan sama mantan ku yaa!" Ucap Okta yang terdengar ledekan saat aku baru sampai di depan kelas nya
"Tolong panggilin Nata dong" kata ku pada teman sekelas nya Nata tanpa menanggapi cibiran Okta barusan
"Kok diem aja? Ga bisa mikir ya mau ngomong apa!" Ledek nya dengan sedikit kekehan
"Uhh anak manis" kata Okta sambil menyentuh pipiku
"Jangan sentuh aku sama tangan kotor kamu!" bentak ku
"Bukan nya tangan aku yaa yang jadi kotor karena nyentuh pipi kamu yang mungkin udah di cium sama banyak cowok" ledek nya lagi yang membuat emosi ku ingin meledak sekarang tapi ku coba tetap diam agar tidak mengacaukan hari bahagia ku dengan Nata
"Murahan!" Sindir nya lagi
Plakk
Satu tamparan keras ku berhasil mengenai pipi nya seolah² tamparan itu bisa mewakili ke kesalan ku pada Okta
"Kok kamu Nampar aku sii diss, aku kan cuma mau kasih selamat buat hubungan kamu" ucap nya dengan air mata yang sama sekali tidak benar
"Adiss! Kamu tampar Okta?!" Bentak Nata karena dia mendengar ucapan Okta yang bohong itu
"Aku nampar dia juga karena ada sebab" ujar ku membela diri dan Nata langsung menarik ku ke taman belakang sekolah
"Apa sebabnya?! karena dia ngucapin hari bahagia kita? Iya!" Bentak Nata
"Kamu bentak aku dan nyalahin aku cuma demi Okta?" Tanya ku disertai air mata ku yang mengalir
"Okta itu tulus ucapin itu Adis!" Bentak nya lagi
"Ok aku yang salah" kata ku mengalah
"Kamu tuh egois tau ga sih diss!" Kata Nata sambil melihat ke arah ku tajam
"Kamu bilang aku yang egois? Dia yang ngatain aku duluan taa, aku gak nyangka kamu malah marahin aku sekarang" kesalku
"Kamu nyadar ga sih kamu itu cewe manja,keras kepala,egois!" Bentak nya kasar
"Kok kamu jadi berubah sihh taa? Cuma karena Okta kamu kasar kaya gini!" Balas ku sambil membentak nya
"Dia baik mau ucapin selamat sama kita kamu nya aja yang terlalu berpikiran negatif" bentak nya lagi sambil menunjuk ke arah ku
"Kamu ga percaya sama aku? Dia itu mancing emosi aku taa"
lirih ku karena lelah dengan masalah ini"Aku bukan bunda,ayah dan sahabat² kamu yang selalu manjain dan bela semua kelakuan kamu yang kekanak² itu" lanjut nya dan hanya ku balas dengan sorot mata ku yang kosong dan basah
"Maksud kamu apa bilang kaya gitu sama aku? Kamu cape sama kelakuan aku? Iya!" Bentak ku penuh emosi tapi tetap dengan air mata yang mengalir deras
"Kamu itu terlalu manja! Itu yang buat sifat kamu jadi egois gak mau kalah! Keras kepala!" Bentak nya sambil menunjuk ku
"Aku gak suka di tunjuk²" ujarku sambil menghapus sisa air mata
"Tadi nya aku cuma mau kasih ini buat kamu" kataku sambil menyerahkan kado kecil yang sejak seminggu yang lalu telah aku siapkan untuk hari ini
"Gak perlu" jawab nya
"Ok aku bawa lagi aja" ucap ku santai padahal hati ku hancur saat ini
"Aku kira selama ini kita saling percaya tapi ternyata kamu nggak,cuma gara² omongan yang kamu ga tau,kamu bisa semarah ini sama aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Natanael
RomansaApa tuhan mu mengijinkan aku yang bukan hambanya mencintai umat nya?