4. Jadi, dia itu siapa?

3.6K 530 110
                                    

Rose baru saja keluar dari kamar mandi dengan mata yang kembali sembab dan hitam bak mata panda. Semalam, Rose tak bertanya kepada Yohan lebih jauh tentang sang penelepon. Dia memutuskan untuk menangis sampai tertidur tanpa Yohan ketahui.

Kini, Rose amat sadar apa yang membuat Yohan tak bisa membuka hati untuknya adalah sosok perempuan yang semalam menelepon Yohan. Rose tak tahu sepenting apa perempuan itu dikehidupan Yohan, tapi Rose yakin Yohan sangat mencintai perempuan itu.

Melihat Yohan yang sudah tak ada diatas kasur membuat Rose waspada, takut-takut Yohan melihatnya dengan mata super hitam seperti ini, bisa-bisa Yohan semakin membenci Rose saja.

Setelah selesai berganti baju dan merapihkan kamar, Rose beranjak menuju dapur, namun langkahnya terhenti ketika punggung yang lebar terlihat tengah bermain dengan api. Ya, Yohan memasak sarapan mereka pagi ini.

Rose tersenyum melihat pemandangan yang menurutnya sangat manis ini. Spontan ia berkata, "Padahal kamu gak usah masak, biar aku aja."

Yohan menoleh kebelakang melihat Rose dengan senyuman tipisnya. Meski muka Rose sudah dipoles make up tetap saja Yohan tahu bahwa Rose tak berhenti menangis sedari malam, karena itu Yohan memasak, dia merasa bersalah.

"Lo kelihatan cape, jadi gue gak mau nyusahin anak orang." jawab Yohan sambil kembali fokus memasak nasi goreng dengan bumbu seadanya.

Rose menghampiri Yohan dan berdiri disampingnya sambil memperhatikan wajah Yohan yang semakin hari semakin tampan saja, apa lagi kalau dilihat ketika tengah memasak seperti ini, aura hot daddy memenuhi tubuh Yohan.

"Aku kan istri kamu, kamu berhak nyusahin aku, hehe." balas Rose sambil menopang dagunya dengan tangan sambil lebih jeli lagi memperhatikan Yohan.

"Minggir, lo ngapain liatin gue kayak gitu, hah?!" ucap Yohan dengan nada yang terdengar agak kasar, "Nanti lo malah jatuh cinta ke gue lagi, kan repot."

Rose terkekeh kecil, "Bukan nanti, Yohan. Tapi emang dari dulu juga aku udah bucin kamu."

Yohan melirik Rose sekilas, "Jujur banget jadi orang."

"Karena mama gak pernah ngajarin aku buat berbohong, apalagi sama suami sendiri." jawab Rose.

"Hm."

"Aku bantuin kamu masak ya?!" tawar Rose dengan semangat empat lima.

Yohan menggeleng, "Gak usah, mening lo bersihin meja makan aja dulu, biar cepet, gih!"

Rose mengangguk sambil hormat kepada Yohan,"SIAP KOMANDAN!"

***

“APA?! BRENGSEK BANGET DIA JADI COWOK!!!” teriak Lisa, salah satu teman terbaik Rose yang belakangan ini harus terpisah karena Lisa yang mulai bekerja disalah satu kantor.

"Aku gak tau Lisa, aku bingung banget harus gimana, aku mau nanyain hal itu ke Yohan, tapi aku takut kalau nantinya Yohan malah marah ke aku." jawab Rose sambil menikmati hembusan angin di balkon kamar Yohan.

“Ya tanyain aja, kamu kan istrinya, kamu punya hak buat nanyain hal itu ke Yohan. Kamu gimana sih Rose?! Kan aku udah bilang, kalau sekiranya gak kuat, ya udah jangan terima perjodohan ini!” gerutu Lisa, dia memang paling tak bisa melihat Rose tak bahagia.

"Aku sayang Yohan, Lisa. Sayang banget, aku juga bingung kenapa ya aku bisa sayang ke Yohan, tapi faktanya emang begitu."

“Aku kesana ya? Biar aku aja yang nanya ke Yohan kalau kamu masih gak mau, aku gregetan banget.”

Rose menggeleng kuat, "Ngga usah! Biar aku aja nanti yang nanyain hal ini ke Yohan, kamu jangan dulu turun tangan deh, aku gak mau masalahnya melebar ya, nanti makin pusing."

Dijodohin - Kim Yohan X Roseanne ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang