"Everything will be alright, Nar."
Ucap Mark bagai mantra sambil terus menepuk lembut punggung Nara. Pundaknya kini basah karena air mata sahabat kecilnya. Mungkin sudah 10 menit lebih Nara menangis.
"You want me to hear your problem?"
"Mas Jefri...
"Bakal pergi."
Pergi? Kemana?
Mark terlalu segan untuk bertanya karena keadaan Nara yang... bisa dibilang buruk sekali. Rambut acak-acakan, hidung dan pipi semerah tomat, dan mata bengkak.
Ah, astronot, ya?
"Cup cup cup cup." Mark menangkup pipi Nara, "Lo jelek."
Nara tidak merespon, mood-nya terlalu jelek untuk bercanda.
Mark mengusap air mata di pipi Nara, "Mending sekarang lo tidur dulu, oke? Lo gatau Bang Jefri di sana berapa lama, kan? Bisa jadi cuma sebulan. Ya ga?"
"Kalo bertahun-tahun gimana, Mark? Gua gabisa-"
"Ssst! Gaboleh nethink dulu. Udah. Lo sekarang cuci muka, cuci kaki, trus ke kamar. Gue tunggu di kamar lo,"
Masih dengan senggukan kecil, Nara mengikuti perintah Mark.
Di dalam kamarnya, Mark merebahkan tubuhnya di ranjang dengan ponsel di tangan.
"Udah?" ia mengulurkan tangan, "Sini."
Nara membalas uluran tangan Mark, mengikuti tuntunan teman kecilnya dan tidur di ranjangnya. Mark mengambil selimut baru di lemari dam membungkus tubuh Nara dengan rapat.
"Mark."
"Oi,"
"Thank you for always treating me like a princess when im sad,"
"My pleasure, your highness,"
"Apaan dah balesannya cringe banget,"
"Udah baikan?"
Nara menghela napas, "Lumayan lega lah. Tapi sedih juga kalo dipikir lagi."
Mark ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Nara,"Gue boleh bobo di sini ga? Kaya dulu?"
"Boleh, lah! Ngapain izin coba,"
"Kan ada Bang Jefri,"
"Kan kedudukan lo setara ama Bang Teo,"
"Ga sama kaya Bang Jefri?"
"Ga lah,"
"Dih,"
Nara tersenyum kecil, "Kalo dipikir-pikir, lo jarang banget ke rumah semenjak gue sama Mas Jefri,"
"Siapa bilang? Gue sering ke rumah lo tapi lo-nya aja lagi ngapel,"
"Eh, yang bener?! Buna ga bilang,"
"Keluarga lo pada sibuk semua, tau."
"Iya ya.
"Padahal dulu waktu SMA kita sering banget bobo bareng gini," lanjut Nara.
"Iya. Capek abis ngerjain tugas trus ketiduran deh,"
"Lo mana ada ngerjain tugas. Gue yang ngerjain lo yang tidur,"
"Enak aja! Lo kerja bagian matematika sama fisika, gue bahasa sama kimia. Kan dulu gitu!"
"Mana ada? Gue ngerjain kimia sendiri, ye."
"Serah lo dah," Mark memeluk tubuh Nara dari luar selimut, "Lo anget,"
"Kan ada selimutnya bego,"
"Iya juga,"
Nara terkekeh kecil, masih dengan mata bengkak, "Udah deh. Ngantuk gue,"
Mark menatap Nara memejamkan mata. Matanya menatap sendu.
"If i were your boyfriend i would never let you cry. But you choose him and I have to see you cry because of him. It makes me mad, ya know," bisik Mark, hampir tidak terdengar.
***
Nara mengerjapkan mata. Cahaya matahari dari jendela mengganggu tidur lelapnya. Matanya terasa berat dan makin bengkak.
"Udah bangun, Na?"
"Hm...
"Eh, Mas?!"
Mata sembap Nara terbuka lebar, terkejut melihat sosok tinggi yang kini duduk di kursi belajarnya. Ia menatap Nara khawatir,"
"Kapan dateng, Mas?!"
"Tadi pagi. Mark bilang kamu nangis kejer semalem,"
"E-eh? Mark bilang?"
Jefri menghampiri Nara di ranjang. Tangannya menangkup pipi Nara "Na..
"Kenapa nangis sendiri, Na? Kita bisa nangis dan sedih sama-sama. Kenapa kamu tahan semuanya sendiri?"
Nara diam, menunduk. Ia tidak berani menatap mata Jefri.
"Itu.. Aku takut kamu nanti malah susah ninggal aku...
"Makanya semalem aku gamau sedih dulu... Eh kelepasan waktu sampe rumah,
"Lihat kamu semalem bikin aku ngerasa harus kuat, Mas."
"Dan aku liat kamu sekarang juga ngerasa aku harus kuat," balas Jefri. Ia mengangkat dagu Nara, "Mulai sekarang, mau ga kalo kita saling menguatkan?
"Masih ada dua bulan lagi, ayo kita benahi, oke?
"Maaf, Na. Semalem aku lemah banget,"
"Its okay to be weak sometimes!"
"You should say it to yourself either,"
Nara terkekeh, memeluk kekasihnya erat.
"Belom mandi?"
"Kok tau,"
"Hehe bau,"
"Salahnya dateng pagi-pagi,"
"Gapapa. Aku suka,"
Nara tersenyum lebar.
Nikmatin aja dulu, soal nanti dipikir nanti.
---
hai! lamaaa bgt ga update ya;( maaf:(
guys, bisa baca ini sebentar?
aku ngerasa nantinya astronaut ini agak mirip sama cerita sebelah (yang jelas lebih terkenal). jadi kalo ntar alurnya rada mirip itu BUKAN PLAGIAT, tapi cuma PUNYA IDE YANG KEBETULAN SAMA. gitu hehehe
happie reading!
saran dan kritik sangat terbuka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronaut | JUNG JAEHYUN
Fanfictionmenunggu itu sulit. tetapi kamu harus tahu. kalau menunggu untuk mendapat kamu, saya rela menunggu 1000 tahun bahkan di angkasa yang dingin dan sepi. apa kamu mau menunggu saya untuk beberapa tahun?