Nara membolak-balikkan tubuhnya di atas kasur. Hatinya gelisah, ia tidak bisa tidur.
Jam dindingnya berdetak pelan menuju pukul 3. Dan Nara masih belum bisa tidur. Padahal matanya sudah lelah sekali.
Tetapi setiap ia memejamkan mata, entah pikiran buruk selalu melintas, membuatnya enggan menutup mata.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia terkejut, siapa orang yang berani menelepon sepagi ini tanpa izin?
Mark.
Nara mengernyit heran. Mark? Menelepon sepagi ini tanpa izin?
Dengan perasaan kalut Nara menerima teleponnya.
"Halo?"
"Nara?"
Nara makin terkejut. Yang ia dengar suara Johnny, kakak tingkat sekaligus sahabat Mark.
"Eh, Kak Johnny, ya? Kenapa, Kak?
"Ini si Mark, dia collapse,"
Gadis itu langsung terbangun, "Collapse?! Kok bisa?!"
"Dia minum," suara Johnny terdengar khawatir, "Gua tau ini ngerepotin banget banget banget, tapi bisa ga lu jemput Mark? Ini gua udah waktunya ganti shift soalnya. Mobil gua juga lagi dipinjem jadi gabisa bawa dia,"
"Iya, Kak. Tolong shareloc, Kak." Nara menjepit ponsel di antara pundak dan telinganga. Ia dengan cekatan memakai jaket seadanya.
"Oke," Johnny memutus panggilan dan langsung membagikan lokasinya pada Nara. Gadis itu segera berangkat, dengan mobil abangnya.
Mark adalah peminum yang kuat. Satu botol tidak akan membuatnya jatuh, mungkin hanya sedikit pusing. Karena itu jantung Nara rasanya lepas saat mendengar Mark sampai jatuh. Berapa botol yang ia teguk?!
Sampailah ia di bar tempat Johnny bekerja sebagai bartender. Baru pertama kali Nara kemari. Karena sudah pagi dan hari ini hari Senin, tak banyak pengunjung yang datang. Nara lebih nyaman seperti ini.
Begitu masuk, ia melihat punggung Mark yang menunduk di meja, dengan Johnny di sebelahnya.
"Kak Johnny!"
"Nara!" Johnny melambaikan tangannya, menyuruh Nara mendekat.
"Dia minum berapa botol, Kak?!" tanya Nara begitu ia dekat dengan Johnny.
"Lima,"
Mata gadis itu membulat, "Kok bisa? Kak Johnny ga coba larang dia?!"
"Susah, Nar. Kalo gua gamau, dia bakal pesen sama bartender lain. Gua gabisa apa-apa,"
Gadis itu menatap Mark khawatir, "Yaudah, Kak. Tolong bawa dia ke mobil, bisa ya?"
Dengan cekatan Johnny merangkul tubuh Mark dan menggendongnya di punggung. Nara siaga membukakan pintu penumpang untuknya. Tubuh Mark yang lemah terkulai di kursi penumpang.
"Makasih banyak, Kak,"
"Gua juga, sori ya ngerepotin jam segini,"
Gadis itu berlari kecil ke kursi pengemudi dan segera menyalakan mesin. Ia tidak ingin berlama-lama di sana. Dengan kecepatan penuh ia pergi, pulang ke rumah.
Di perjalanan, Mark menggeliat dan menggeram, sepertinya ia bangun.
"Nar?" ucapnya lemah. Bau alkohol menyeruak di mobil Nara.
"Lo tidur aja dulu,"
"Ng.. Hm.." ia kembali memejamkan matanya.
"Lo tuh," ia menatap Mark lewat spion atas,"Kepikiran apa sampe kaya gitu?
"Lo." jawabnya singkat.
Nara diam. Ia tahu pasti apa yang Mark khawatiran.
"Nara," pria itu memaksa bangkit, menahan tubuhnya ke kursi depan.
"Gua... gua..." ucapnya lemah dan tidak jelas. Matanya sayu menatap Nara yang sedang mengemudi.
"Gua mau merantau aja,"
"M-merantau?" gumam Nara.
"Gua mau pergi aja... Mau pergi... Mau pergi biar semuanya enak... Biar ga bikin lo kepikiran..." ucap Mark, meracau seperti bayi.
"Nggak. Jangan pergi,"
"Kok? Gaboleh?" tanya Mark.
"Ga boleh. Lo ga boleh pergi. Lo harus temenin gua di sini. Lo tuh," Nara kembali melirik Mark lewat spion, "Ga mikirin gua apa?!"
"Lo juga!" Mark menaikkan nadanya, "Ga pernah mikirin gua!
"Lo ga pikirin perasaan gua. Lo ga peduli kan kalo gua sakit hati? Ya kan?!"
Nara hanya diam, menatap jalanan kosong dan gelap.
"Lo gamau bales perasaan gua, tapi lo gamau gua pergi. Mau lo apa?!!" bentak Mark yang membuat Nara tersentak. Tepat setelah Mark mengatakan itu, ia kembali jatuh. Kini sepertinya ia benar-benar tidak sadar.
Mark lagi mabuk.
Mark cuma mabuk.
Dia ga serius tentang ini.
Tentang semuanya.
Ya kan?
Atau apa emang gua harus ngerelain dia pergi?
Demi Mark?
Nara menginjak pedal gas kuat-kuat.
***
AWW CUMA MABUK GUYS MARK CUMA MABUK KO
bang theo si pake ngomong gitu. jadi kepikiran kan si mark
anyway, makasih udah baca sampe sini. i lov u all💓💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronaut | JUNG JAEHYUN
Fanfictionmenunggu itu sulit. tetapi kamu harus tahu. kalau menunggu untuk mendapat kamu, saya rela menunggu 1000 tahun bahkan di angkasa yang dingin dan sepi. apa kamu mau menunggu saya untuk beberapa tahun?