33 ; Kenangan

919 167 9
                                    

chapter ini aku tata ulang, tapi alur ga berubah. ga baca ulang pasti udah paham <3

Gadis itu mendorong pintu kaca, melangkahkan kaki dengan sepatu putih yang berkelotak. Nara menggenggam ujung lengan blazer-nya gugup.

Padahal hanya seminggu ia cuti, rasanya aneh sekali. Seperti saat masuk tahun ajaran baru saat sekolah atau kuliah.

Suara kelotak sepatu Nara membuat dua gadis di belakang meja resepsionis yang tinggi mendongakkan kepala.

"Kak Nara!" pekik Riana senang. Ia meregangkan tangannya untuk menyambut Nara. Gadis itu berlari kecil ke arah Riana dan memeluknya erat.

"Gua kangen bangett! Gaada temen makan sate," gumam Riana, merujuk pada gerobak sate yang buka tepat di seberang gedung. Nara dan Riana sering sekali makan di sana sepulang kerja.

"Kok yang dipikirin sate sih,"

"Iyalah, lo gaada apa-apanya dibandingin sate Pak Mat yang enaknya sampe ke ubun-ubun," canda Riana.

Nara memukul lengannya, "Aneh lu,"

Nara menoleh ke teman kerja Riana, Ayu. Kalau tidak salah, Ayu sempat melihat Nara tumbang.

"Anu, Yu," Nara memanggil.

Ayu menoleh, "Ya, Miss?"

"Kamu gaada tanya sesuatu gitu?" ujar Nara, mengingat Ayu melihat kejadian minggu lalu.

Ayu menggeleng dan tersenyum, " Saya menghargai rahasia Miss Nara,"

"Iya, Kak," Riana menyela, ia berbisik, "Kak Ayu tuh orangnya baik banget, dia pasti ga bakal macem-macem,"

Gadis manis itu mengangguk dan dibalas senyuman hangat dari Nara.

Setelah sedikit berbincang dengan Riana dan Ayu, gadis itu memutuskan segera ke ruang tutor.

Ah, kosong lagi. Setidaknya sedikit waktu untuk bisa fokus melanjutkan membuat materi-materi yang sempat ia tinggalkan selama seminggu.

Suara langkah kaki menggema dari arah koridor, terdengar sampai ke ruang tutor yang pintunya dibiarkan terbuka. Samar-samar terdengar suara beberapa orang sedang mengobrol.

"Terus lo tau, dia tuh langsung jatoh ke lantai, digendong sama cowo gitu, terus keluar bareng si anak resepsionis,"

Nara berhenti mengetik, fokus mendengarkan obrolan yang hampir tak terdengar. Ia mengernyit.

"Serius dia sampe kaya gitu?

"Iya! Gua liat sendiri dari kamar mandi di ruang tutor," suara tersebut perlahan terdengar makin jelas, "Terus langsung digendong keluar gitu, sumpah sinetron banget,"

"Ih itu cowonya siapa ya,"

Nara mengarahkan kursinya ke pintu, menunggu empu suara tersebut masuk.

"Selingkuhannya kali,"

"Hush, jangan ngomong gitu dong," ia tertawa.

"Mana dia sampe libur seminggu. Maaf nih ya, tapi manja banget ga sih?" Suaranya terdengar sangat jelas. Sekian detik kemudian, dua wanita masuk dengan tas di tangan. Keduanya terkejut melihat Nara duduk manis dengan tangan kanan menopang dagu dan sedang menatap tajam ke arah mereka.

Nara menoleh ke salah satu wanita yang sangat ia kenal, Miss Rifka. Gadis itu tersenyum. Ia mengambil modul dan ponselnya, segera beranjak keluar ruang tutor.

Astronaut | JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang