ternyata sakit

38.9K 546 3
                                    

⚠️⚠️⚠️ ini cerita fulgar ⚠️⚠️⚠️
Kalau nggak suka skip aja.

“Kau ingin memegangnya sayang, baiklah....!!” Livian memandangi Reyna sebentar dan tersenyum nakal. “Lepaskan kancing celanaku...!!”
 
Livian bertumpu dengan kedua lututnya diatas Reyna. Reyna duduk dari posisi nya yang semula tergeletak diatas ranjang. Kedua tangannya terangkat dan mulai melepas ikat pinggang Livian. Dan melepaskan kancing celananya. Celana kerja Livian merosot turun sampai menyentuh seprei dan meninggalkan celana calvin Clein warna hitam pilihannya tadi pagi.
 
Ada rasa tidak sabar ingin menyentuh apa yang mencuat dibalik celana itu. Telapak tangan Reyna mengelus lembut penis Livian walaupun dibatasi dengan kain dia bisa merasakan penis Livian keras dan besar. Oh ayolah Rey... bahkan Reyna belum pernah melihat penis seorang pria. Jadi dia menganggap penis suaminya besar dan gagah saat celana itu benar benar turun sempurna. Livian menendang pakaian yang tersisa dikakinya dan jatuh ditepi ranjang.
 
Saat ini mereka berdua tanpa busana. Untung pemanas ruangan disetel semaksimal mungkin disaat musim dingin seperti saat ini.
 
“Sudah dilihatnya?” Saat Livian mendapati Reyna hanya mengagumi penisnya dengan kobaran gairah yang jelas,  tanpa disentuh sama sekali.
 
“Kau ingin menyentuhnya sayang?”
 
Reyna nenelan saliva dan pipi seketika merona. Dia mengalihkan pandangan kemata Livian. Yang memohon untuk menyentuh miliknya.
 
Reyna menyentuh milik Livian. Sedikit terkejut karena penis Livian berdenyut didalam genggamannya. Keras dan sedikit kasar. Livian mengejang dan mendesah keras.
 
“Kau ingin mengemutnya?”
Reyna melepaskan genggamannya dan menggeleng kecil.  Hentikan... dia tidak harus malu saat ini.
 
“Baiklah sayang, aku tidak akan memaksamu...”
 
Livian membaringkan tubuh Reyna perlahan. Sementara dia masih dalam posisinya semula. Menunduk sampai kepalanya mendarat dipayudara Reyna. Mulai melahap dengan rakus dan memainkan puting dengan lidahnya. Sementara satu tangan bermain divagina Reyna.
 
Reyna menggeliat geliat dibawah Livian sampai seprai mereka kusut karena apa yang dilakukannnya.
 
“Oh, Livian..” kedua tangannya terangkat dan meremas rambut Livian. Sekarang mulut Livian menjalar keleher jenjang Reyna dan menghujam bibirnya, awalnya lembut dan berubah menuntut apalagi sekarang Livian menindih tubuhnya dan menggesek gesekkan  bagian tengah Livian dipermukaan vaginanya.
 
Ciuman mereka rakus dengan lumatan lumatan kecil. Lidah mereka saling terkunci dan desahan serta rintihan mereka menyatu. Tubuh mereka mulai panas  dengan keringat mengucur keluar.
 
“Sekarang... apa kau siap Rey..”
Reyna membuka mata dan memantapkan diri. Apa ini saatnya Livian memasuki dirinya. Menyatukan tubuh mereka. Dia tidak sabaran lagi. Kedua kakinya terbuka dan membiarkan Livian menyatukan diri mereka.
 
Livian memasukkan penisnya susah payah. Ya, lantaran vagina Reyna begitu sempit. Dia menyentaknya kedalam secara perlahan, tidak ingin menyakiti istrinya, karena dia tahu ini kali pertama mereka bercinta. Livian ingin meninggalkan kesan baik.

Reyna mengerang kesakitan.
 
“Aku harus menghentikannya...”
 
Reyna meraih bokong Livian dan meremasnya sampai kuku reyna menancap disana.
 
“Tidak... lakukan dengan cepat, sekali hentakan. Kalau kau melakukannya perlahan, itu yang buat dia semakin sakit...”
 
“Apa kau yakin sayang...?” Livian menatap wajah istrinya antara sakit dan kenikmatan tak tertahankan, sama dia juga tidak bisa menahannya. Namun, tidak dengan kesakitan. Kedua mata istrinya berkaca kaca.
 
“Tidak..  aku tidak tega...”
 
“Jika kau berhenti... aku gagal menjadi seorang istri yang tidak bisa memuaskan suaminya... Percayalah.. aku tidak apa apa...” Reyna meyakinkan.
 
“Aku akan perlakukanmu dengan lembut...”
 
Oh, demi tuhan Reyna percaya itu. Suaminya yang penyayang dan penuh kasih.

Livian memasukkan lagi penisnya walupun sempit tapi dia memaksa dan menghentakkannya keras. Reyna berteriak kesakitan. Air mata meluncur dimata gadis itu. Setelahnya, Reyna bergerak gerak dibawahnya. Sungguh sakitnya terasa enak. Inikah surga dunia.
 
Livian bergerak pelan, Reyna bisa mengimbanginya. Livian menciumi bibir istrinya berkali kali.
 
“Aku mencintaimu Rey..” desisnya parau.
 
Reyna membalas ciuman suaminya. Dan meremas bokong Livian lembut. Saat pria itu bergerak semakin cepat dan liar.
 
“Aah.. ah.... aku menginginkanmu Livian...”
 
Livian melepaskan penyatuan mereka. Tapi hanya sebentar. Berganti posisi, pria itu membalikkan Reyna sehingga gadis itu membelakanginya. Mengangkat kaki sebelah Reyna keatas dan menghujam vaginanya lagi. Bergerak dengan tempo cepat, sehingga gadis itu kewalahan mengikutinya.
 
“Oh sayang, apa kau menikmatinya Rey...?”
 
“Yah... semakin kencang Livian. Aku tidak tahan....”
 
Livian mempercepat temponya, gairah dan nafsu menjadi satu. Dan ingin segera menyemburkan spermanya didalam tubuh Reyna.
“Aku tidak tahan...”
 
Mereka sama sama berteriak saat orgasme, kepala Reyna terkulai kebelakang dan tubuhnya bergetar hebat karena pelepasannya begitu pun Livian. Dia bergerak semakin pelan dan melepaskan penyatuan mereka.
 
Tubuh  mereka kelelahan dan lengket karena keringat.
 
“Apa kau kesakitan sayang ..?”
 
“Bohong jika aku bilang tidak... pahaku kram dan vaginaku berdenyut sakit...”
 
Livian mengelus punggung Reyna lembut dari atas sampai bokong montok gadis itu. Menciumi tengkuknya berkali kali, meninggalkan sensasi geli nan sensual. Dan  memberi tanda disana. Dia memeluk pinggang istrinya dengan posesif, tidak ingin jauh jauh dari Reyna walau hanya sedetik saja.

Sungguh, malam ini Livian sangat bahagia. Bahagia akhirnya mereka melakukan malam pertama yang sesungguhnya. Bagaikan kau mendapatkan apa yang kau dambakan selama ini.
 
“Tapi, nanti tidak lagi.. yang ada hanya kenikmatan..”
 
Reyna berbalik dan mengalungkan kedua lengannya dileher suaminya. “Apa saatnya aku yang memuaskanmu sayang...?”
 
Livian  memicingkan mata. Dan senyum simpul terlukis dibibirnya.
 
“Aku menantikannya...”
 
Reyna beranjak dari tempat tidur,  berusaha untuk menginjakkan telapak kakinya didinginnya ubin. dan berteriak pelan saat matanya melihat seprai. Banyak noda darah disana.
 
“Hmmm. Aku harus mandi dan mengganti seprai...” ujarnya Tergesa gesa. Walaupun jalannya tertatih tatih karena pahanya kram apalagi vaginanya mulai berdenyut sakit.
 
“Tunggu... apa kau mau mandi bersama...?"

Bersambung
****

Sedikit saja dulu...

Jangan baper...

Jangan lupa bintang dan coment nya ya...

Padang, 19 oktober 2019
 
 

PUNCAK KENIKMATAN (21+) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang