dia istriku

15.4K 484 18
                                    

Tidak bosan bosannya
Taburkan bintang dan nyinyir dikolom coment all.
Makasih 🙏


Duck.

"Ah... bunyi apa itu?"

Tanaya berderap keluar mobil lebih hati hati bahkan pintu mobil dibuka seukuran badannya saja. Reyna berkeliling dan mendapati mobil disampingnya tergores sedikit karena beradu dengan pintu mobilnya.

Semakin terkejut saat dia mendapati pemilik mobil Audi keluar dari dalam. Seorang pria yang Reyna kira sepantaran dengannya. Rambut keriting mengenakan kaca mata kerja. Melirik kearah pintu mobil yang tergores dan seulas senyum terlukis dibibirnya.

"Hanya tergores kecil... tidak apa apa Miss.." ujarnya. Sebuah kantong kertas warna coklat digenggamnya erat. Dia menyentak nyentakkan kaki berulang kali. Mengusir hawa dingin yang mulai melingkupi tubuhnya. Karena dia hanya mengenakan pakaian kantor lengkap dengan jas warna abu abu. Tidak ingin berlama lama disana.

"Tapi Mr. Benar tidak apa apa?" Reyna ingin tanggung jawab jika pria ini membesar besarkan masalah. Tapi tampaknya pria ini baik didetik dia menggeleng. Rambut keriting nya bergoyang.

"Apa mobilmu juga tergores?"

Reyna memperhatikan bagian pintu mobil porche miliknya. Ya, mobil itu tergores sedikit. Tapi, itu tidak masalah bagi Reyna. Dia tidak menggilai kemewahan. Penampilannya pun hanya sederhana. Tanpa aksesoris mengkilap. Cukup cincin kawin yang melingkari jari manis dan gelang pemberian Livian melingkar dipergelangan tangan kiri. Jadi tergores sedikit itu lebih bagus untuknya.

"Kalau begitu kita impas..."

"Tapi.. "

Pria itu berlari menjuh, menyapa Mr. Etmunt diluar sebentar dan berlari lagi masuk kedalam gedung apartement tempat tujuan mereka.

"Anggap saja dia bukan pria yang membesar besarkan masalah kecil. Kita cukup beruntung bukan?" Celutuk Tanaya. Menyampirkan tutup hodie yang dipakainya kekepala. Reyna membenarkan. Mengeratkan mantel kedada.

Mereka berjalan masuk kegedung Apartement dimana Mr. Etmunt menuntun mereka kesebuah ruangan kontrol.

Terdapat layar datar cukup besar. Menampilkan gambar berbeda beda. Wow, cukup banyak juga CCTV diappertement 8 tingkat itu. Kurang lebih 20 kamera pengawas. Dan Reyna tidak tahu mulai dari CCTV yang mana.

Seorang pria yang tidak terlalu tua  tengah berbisik dengan Mr. Etmunt sesekali memandangi Reyna dan Tanaya. Kepala mereka mengangguk. Reyna sudah menceritakan semua pada Mr. Etmunt sebelum masuk keruangan ini. Tampak, Mr. Etmunt terpaksa menahan ketidak ramahannya lantaran mungkin saja dia sudah mendapat perintah dari petinggi company group.

Pria yang diketahui bernama Mr. Joe menyuruh mereka lebih dekat kearah layar.

"Ada yang bisa saya bantu Miss...?"

Mungkin pertanyaan itu ditujukan untuk Tanaya. Atau padanya. Wajar sajakan Mr. Joe tidak tahu bahwa dia sudah menikah. Toh mereka bukan berteman hanya baru kali ini bertemu.

"Bisa kami memeriksa CCTV pada tgl 4 Desember Mr. Joe."

Mr. Joe mengangguk sebentar dan jari jarinya bergera cepat dan liar diatas keybord. Semua CCTV pada tgl 4 desember bergantian menampilkan dilayar datar.

"Mungkin kita mulai dari CCTV pintu depan..." Mr. Joe bersuara karena dilihatnya Tanaya dan Reyna kebingungan. Yah.. itu benar juga.

"Kira kira pukul berapa Miss..?"

"Sekitar pukul 19.00..." karena Reyna yakin jam segitupun Livian pasti masih dicaffe. Dia tidak mau melewatkan gambar sedikit pun.

Mata Reyna fokus kearah layar. Disana camera 1 menampilkam gambar orang orang lalu lalang. Mr. Joe mempercepat sedikit. Reyna hanya ingat suaminya memakai Coat hitam. Celana hitam dan kemeja putih. Ayolah, dia tahu semua tentang suaminya. Dari postur tubuh, belahan rambut, rahang, ujung dagu. Dari yang terlihat sampai yang tidak terlihat. Dia hapal semua yang ada ditubuh Livian. Jadi mencari sosok suaminya dalam layar yang diputar cepat tidak lah sulit untuknya.

PUNCAK KENIKMATAN (21+) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang