perang kata kata

11.6K 357 17
                                    

Jangan lupa vote and coment all.
Terimakasih.🙏

Reyna melangkah setenang mungkin masuk kedalam cafe yang sudah mereka janjikan.  Hak sepatu butnya berkeletak-keletuk dilantai kayu berpelitur. Sore ini Cafe tampak sepi. Mungkin karena musim dingin, orang orang lebih memilih menghangatkan diri didalam rumah. Sebenarnya Reyna juga tidak ingin keluar. Namun, ada yang penting saat ini.

Sepulang shoping bersama Tanaya. Reyna teringat dengan paket yang diterimanya tadi. Langsung saja gadis itu berjongkok dan mengulurkan tangan mengambil paket tersebut dibawah kolong tempat tidur

Merobek bungkus yang membalut kotak persegi tersebut. Menyentak tutup kotak hingga terbuka.

Dia tersenyum kecil dan sudah menebak isinya. Terdapat tiga foto suaminya bersama Jenny. Dibelakang foto tersebut tertera sederet angka yang pernah dilihatnya. Yah, bukankah nomor ini yang sering meneror suaminya. Dia ingat, karena nomor tersebut sudah disalin ke ponselnya sendiri.
 
Dari jauh dia melihat wanita paling dibencinya.
 
Pandangan Reyna kepada Jenny seasam racun.
 
Dia melempar tiga buah lembar foto kedepan dan mengenai siku Jenny yang menopang diatas meja.
 
Lalu duduk dikursi seberang wanita itu.
 
“Aku tidak percaya dengan foto foto murahan ini. Kau pikir, kau bisa memisahkan kami dengan foto ini... kau salah, aku sangat mempercayai suamiku. Jadi, bawa foto ini bersamamu kembali. Jadikan saja foto murahan itu sebagai pajanganmu dikamar. Dan jangan pernah lagi mendekati suamiku. Wanita jalang....”
 
“Wow... Kata kata tajam keluar dari mulut wanita terhormat sepertimu. Wow.. aku sungguh terkejut dan takut. Bahkan jantungku sampai berhenti... Tapi, itu hanya di mimpimu gadis manja... kau ingin mendengar cerita yang menarik. Ayolah, aku tahu kau sangat penasaran bukan? Livian pasti belum menceritakan semuanya padamu. Tentang hubungan kami...”
 
Reyna meremas kesepuluh jari dipangkuan. Keringat dingin mengalir dipunggung. Kemana perginya kepercayaan diri tadi? Apa dia siap mendengar keraguannya selama ini?
 
 
“Apa pun yang keluar dari bibirmu..sedikitpun aku tidak akan mempercayainya...” Desisnya dari balik gigi.
 
“Oh, apa kabarnya Puss ya? Mungkin dia disurga sekarang...”
 
Mata Reyna melebar. Kakinya lemas seperti kapas. Rasanya sakit mimikirkan itu, seperti menggigit gigi yang patah, tapi dia tidak dapat berhenti melakukannya. Hanya itu yang bisa diingatnya dari masa lalu. Dan sekarang, wanita ini membahasnya. Rasa itu tajam dan dilidahnya terasa seperti tembaga yang membentuk uang koin lama. Tiba tiba dia merasa haus sekali.
 
“Sekarang aku mendapatkan perhatian mu eh....” Jenny meraih cangkir cappucinno diatas meja coklat. Dan membawanya kebibir, meneguk isinya terlebih dahulu. Sebelum bicara. Dia melirik Reyna dari balik cangkir.

“Baiklah kita mulai dari mana ya...”
 
“Darimana kau tahu tentang Puss?” Suaranya setajam dan sedingin serpihan es. Reyna tidak ingin Jenny tahu bahwa sekarang dia sedikit goyah.
 
“Oh, kau pikir hubunganku hanya satu dua hari bersama Livian. Kau salah besar sayang... Aku selama empat tahun lebih menjadi kekasih Livian. Kami saling mencintai. Bahkan aku tahu dimana letak tahilalat ditubuh Livian. Sedalam itu hubungan kami...”
 
“Masalalu tidak berarti apa apa untukku... Sekalipun kau bilang sudah pernah tidur bersama Livian...”
 
Yah, itu hanya masalalu. Bahkan sebagian anak remaja dinegaranya mungkin sudah pernah berhubungan badan tanpa menikah. Lalu kenapa Livian jadi pengecualiannya.
 
“Yah, aku tahu itu. Itu kan hanya masalalu... Jadi, bagaimana mungkin Livian yang sangat membencimu, yang ingin sekali membunuhmu. Oh, demi tuhan Rey. Kau membunuh kucing kesayangannya. Apa kau berhak menerima maaf darinya...? Kalau bukan karena kasihan, lalu apa itu cinta? Kau percaya itu...?”
 
“Aku percaya suamiku... tidak sedikitpun meragukan perasaannya.”
 
Satu ujung bibir Jenny tersungging keatas, tersenyum mengejek.

PUNCAK KENIKMATAN (21+) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang