noda Lipstik

32K 497 6
                                    

"Apa kau mau mandi bersama sayang..?"

Reyna berdiri diremangnya lilin dan menatap suaminya yang duduk ditepi ranjang. Pipi bersemu merah mengingat bercinta mereka tadi.

Tanpa menunggu jawaban istrinya Livian menggendong Reyna dipelukan dan mencium puncak kepala istrinya, melangkah gagah kearah bathroom. Mereka tertawa bersama saat baru mereka sadari bahwa bathup belum diisi air panas.

Livian menurunkan istrinya dengan lembut dan meletakkan diatas tempat duduk. Sementara ia duduk ditepi bathup. Tangannya terangkat memutar keran air panas.

Sembari menunggu bathup penuh terisi air, pandangannya tidak pernah lepas kearah Reyna. Reyna dibawah cahaya lampu begitu cantik. Kulit putihnya bagaikan krem susu.

"Apa ada yang aneh...?" Tanyanya canggung. Tangan gadis itu terulur keatas nakas mengambil handuk dan melilitkan kebagian tengah tubuhnya.

"Kau terlihat cantik sayang...?" netranya jatuh ke kaki jenjang Reyna yang terbuka.

"Omong omong... ini berapa tetes ya?" Telunjuk Livian mengarah kebotol minyak esensial yang sering mereka pakai untuk berendam.

"Biar aku yang melakukannya..." saat Reyna berdiri handuk yang melilit tubuhnya terlepas.

"Biarkan saja sayang.. ayo duduk disini.." Livian menepuk paha kekarnya.

Reyna sempat terpaku sesaat namun bibirnya tersenyum kecil. Tanpa malu malu lagi gadis itu melangkah ringan dan mendaratkan bokongnya ke kedua paha Livian sementara kedua kakinya dia kalungkan di pinggang suaminya.

Langsung saja... pria itu melumat bibir Reyna dan melilitkan lidah mereka. Sementara kedua tangannya meremas kedua payudara Reyna. Desahan kecil keluar dari bibir mereka. Kedua tangan Reyna berusaha mendorong dada bidang Livian. Saat bibir mereka terlepas napas mereka sama memburu dan ledakan tawa terdengar dari bathroom.

Masih dalam posisi berpagut. Livian membawa istrinya masuk kedalam bathup sampai tubuh mereka terbenam didalam air.

Livian menerkam bokong istrinya dan senyum nakal. Bibirnya mulai menggerayangi leher jenjang Reyna. Dan meninggalkan kissmark disana.

"Hentikan Livian... aku ingin menggosok punggungmu...!"

Livian menarik kepalanya sesaat dari bahu Reyna. Kedua alisnya menanjak naik.

"Apa kau tidak lelah sayang?"

Reyna memutar bola mata. Seperti yang dilakukan Tanaya.

"Tidak... sungguh aku ingin sekali melakukannya sayang..."

Reyna mengambil waslap dan menggerakkan tangan kanannya turun naik.

"Baiklah, tapi kita akan melakukannya bergantian !"

"Ok."

Mereka berganti posisi. Livian memunggungi Reyna dan merasakan waslap sedikit ditekan naik turun dipunggungnya.

Sungguh melakukan hal sederhana seperti ini tidak terbayangkan sebelumnya oleh Reyna. Dan menjadi istri tidak semenakutkan yang dipikirkannya selama ini. Dia berjanji mulai sekarang dia akan menjadi istri yang baik untuk suaminya.

"Apa kau lapar sayang?"

Reyna teringat dengan makanan yang sudah dibuatnya yaitu Bubble & squeak. Menu makan malam yang sudah di persiapkannya dari sore tadi.

"Ya.. setelah mandi ayo kita makan... aku sudah membuatkan makanan untuk makan malam kita..."

"Pasti enak..." Livian teringat dengan sarapannya tadi pagi. Oh, Masakan istrinya sungguh enak. Dan dia tidak sabar untuk segera mencicipinya.

PUNCAK KENIKMATAN (21+) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang