wanita itu?

13.7K 352 2
                                    

Vote and coment pembaca setia Reyna...😍😘

Reyna tengah memoles wajahnya dengan bedak. Menyamakan warna muka dengan warna leher. Karena leher Reyna sedikit gelap dari warna mukanya. Itu buat dia tidak terlalu pucat. Ah, dia cemburu oleh kulit coklat yang dimiliki Livian. Itu... terlihat seksi.

Semuanya serba tipis. Dari aye shadow dikelopak mata. Blush on dipipi. Dan gincu dibibir. Dia tidak suka berdandan terlalu mencolok.

Rambutnya digelung keatas sedemikian rapi. Untung Livian tidak meninggalkan kissmark kemaren malam dileher putihnya.

Omong omong, Livian mengajaknya makan malam diluar. Dia tentu saja senang.

Bagaimana tidak. Kalau boleh jujur baru kali ini dia pergi makan diluar bersama suaminya.

Eittss... Tidak.. hidupnya tidak menyedihkan. Namun, sangat bahagia. Baginya sesekali makan diluar berdua itu akan membuat hubungan mereka semakin harmonis. Walaupun, dia tahu.. Livian lebih suka makan makanan buatannya sendiri.

Dia sudah selesai berdandan, mematut diri didepan cermin dan melangkah kesamping ranjang. Dia sudah menyiapkan pakaian formal untuk suaminya dan gaun malam sopan untuk dirinya.

Livian keluar dari bathroom, rambut basah dan hanya mengenakan jubah mandi. Pria itu bersiul mendapati istrinya sungguh cantik malam ini.

"Biar aku bantu..." ujarnya saat dia melihat istrinya susah payah menjakau reslleting belakang gaun warna hitam lengan panjang disatu sisi. Dan satu sisinya lagi tak berlengan. Yang memeluk tubuhnya sampai mata kaki.

Sreeeettt.

Lulu dia mencuri cium sebelah bahu Reyna yang terbuka. Wangi parfum Reyna seketika menggelitik hidungnya.

Dia melingkarkan lengan diperut istrinya. Hangat dan nyaman. Dan menyandarkan dagu dibahu Reyna. Bergelayut manja.

"Rasanya aku tidak ingin keluar malam ini... Apa batal saja ya...?"

Reyna menepuk lengan Livian lembut. Dia melangkah kedepan melepaskan paksa pagutan suaminya.

"Aku sudah siap sayang. Apa kau akan mengecewakanku malam ini..." Reyna pura pura memberengut. Melipat tangan didada. Dan menyentak kaki.

"Imutnya..." pikir Livian.

Ledakan tawa terdengar dari tenggorakan pria itu.

"Kalau kau marah dengan menggemaskan seperti itu. Aku Semakin sayang... kau tahu, aku tidak ingin tidur diluar malam ini..."

Reyna senyum simpul. Dan melangkah anggun keluar kamar.

"Tunggu aku lima menit..." teriak suaminya dari dalam kamar.

****
Livian berhenti didepan restoran mewah. Dimana dia sudah meresevasinya terlebih dahulu. Dia keluar dari sisi kemudi dan berjalan kedepan berpindah kesisi kanan. Tangannya terangkat menarik kenop pintu mobil dan menyentakkan kearahnya berdiri.

Tangannya terulur dan Reyna tidak menyianyiakan tangan tersebut. Dia menggenggam jemari suaminya mantap. Dan menautkan lima jemarinya kelima jemari Livian. Sementara tangan sebelah lagi menarik coat sedikit kedepan dada saat dia merasakan dinginnya angin membelai kulit bagian dalam gaunnya.

"Tunggu sebentar..."

Livian condong kedalam mobil dan mengambil clutch putih diatas dasbor senada dengan hell yang digunakan istrinya. Reyna menepuk kening, karena melupakan clucth tersebut.

"Terimakasih sayang..." ujarnya lalu menjepit clutch tersebut ditangan kanannya.

Mereka masuk kedalam restoran mewah. Yang pertama menyambut mereka tentu saja pelayan yang berjaga didepan pintu. Setelah nya lagu jaz new york new york lagu lama dari Frank sinatra terdengar lembut ditelinga mereka.

PUNCAK KENIKMATAN (21+) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang