mendamba

13.4K 417 20
                                    

Taburkan bintang dan coment nya all.
Makasih 🙏


Livian memandangi istrinya dalam diam dibingkai depan bilik. Menelaah mungkin saja ada yang dilewatkannya. Setiap hari tidak pernah bosan dan selalu dilakukannya. Dia sangat menyukai apapun yang ada di diri istrinya.

Cara dia terkejut dengan bola mata hazel jernih dibingkai bulu lentik nan panjang. Dimana diatasnya sebuah alis melengkung sempurna. Dia suka cara Reyna malu ketika pipi merona merah itu terlihat seksi dan membuat dia semakin bergairah. Dia suka cara Reyna tertawa hidung mancung dan sedikit bengir bila dia meledak dalam tawa karena humor murahan yang dia lontarkan.

Dia suka Reyna bicara, memberengut atau menyebutkan namanya dengan sangat manja atau dengan teriakan kasarnya. Bibir merah cheri tipis bagian atas dan tebal bagian bawah mempesona. Dia tidak pernah merasa muak mencicipinya malahan semakin terbuai rayuannya.

Lekuk tubuh yang akhir akhir ini dia merasa Reyna sedikit berisi. Payudara penuh sintal dan kenyal. Pinggul lebar dihiasa bokong padat. Bulat. Memanggilnya untuk bergonceng diatasnya.

Dia mempelajari apa yang dilakukan istrinya ketika memasak. Sarapan. Makan siang makan malam untuknya.

Oh, demi apapun di dunia ini. Masakan istrinya sungguh enak. Bahkan mulutnya tidak pernah berhenti mengunyah sampai piringnya licin tandas.

Selalu dia lakukan tidak pernah lupa. Memberikan tatapan penuh cinta dan bicara lembut. Gestur yang mendamba pada istrinya.

Semua itu. Apa yang kurang kiranya..?

Sehingga istrinya mati matian menolak semuanya. Meniadakan apa yang selama ini dia coba perjuangkan.

Hanya karena satu nama yang akhir akhir ini dia sendiri muak melihatnya. Perempuan jahat. Perempuan tidak punya hati.

Haruskah dia menangis dan menitikkan air mata dulu didepan Reyna supaya istrinya luluh. Membuka hati lebar lebar untuknya. Sesulit itukah...?

Tidak tahu apa yang dilakukannya sekarang. Menyerah tidak ada dalam kamusnya.

Livian mendekat ke meja makan. Istrinya menoleh terkejut. Dan sekali lagi dia sangat menyukai wajah memberengut yang diberikan istrinya dipagi hari.

Aroma tubuhnya levender segar dan dibumbui asap panggangan. Menu sarapan pagi ini bacon asap, roti panggang mentega, sup jagung. Jakun Livian bergerak naik turun. Bau nya sangat menggoda seketika perut lapar jadi kenyang hanya dengan bau makanan tersebut.

Reyna menarik kursi untuk dirinya. Mengejar piring dan sendok. Meraup sebongkah sendok sup jagung memindahkannya kedalam mangkok. Livian pikir mangkok tersebut untuk dirinya sendiri.

Namun dia menjulurkannya kedepan meja Livian. Livian menerima mangkuk tersebut berucap terimakasih dan tersenyum meriah.

Reyna mengedip lucu. Tangannya kaku. Pipi seketika merona. Dia menunduk gugup dan menyantap sup miliknya buru buru.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini Rey...?"

Reyna menelan sup dan meneguk minuman didalam gelas pendek dan memindahkan isinya kedalam mulut sampai habis.

Dia mencomot roti panggang memakannya. Menelen roti tersebut. Baru berbicara.

"Aku akan keluar bersama Tanaya..."

"Kalau boleh aku tahu kemana?"

Tangan Livian menyeka remah roti dan sup dibibir istrinya dengan ibu jari. Reyna menjatuhkan roti panggang dari tangannya terlantar dipermukaan meja. Menatapnya sekaku musim dingin.

PUNCAK KENIKMATAN (21+) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang