"Makasih bang!"
Rere memberikan helm pada tukang ojek, lalu memasuki pekarangan rumahnya. Rere sempat melirik jam di tangannya yang menerakan pukul lima petang.
Dia pulang terlambat dan itu gara-gara ketua osis yang paling Rere benci! Siapa lagi jika bukan Deandra Natara Raja!
Setelah membawa Rere ke rumah mewahnya, Nata dengan tiba-tiba mengusir dirinya dengan tidak efisien dan tidak jelas.
Rere sibuk menggerutu sampai-sampai tidak melihat seseorang berdiri dihadapannya dengan bersedekap dada.
"Dari mana lo?" Rere tersentak seraya mengelus dadanya.
Rere mendongak menatap abangnya yang menampilkan wajah datar. "Dari mana?" ulangnya.
"Rumah temen" jawab Rere acuh. Ya, saat ini Rere sedang tidak mood berdebat.
Saat Rere hendak melewati Azka, Azka menarik kerah Rere bak anak kucing.
"Arkkk! Bang Azka!!" pekik Rere sambil memegang lehernya yang tercekat.
Azka tetap menampilkan wajah datar setelah menjahili Rere.
"Jawab yang bener!" tekan Azka menatap adiknya tidak suka.
Rere mendengus. "Dari rumah Nata! Puas!?"
Azka menaikan sebelah alisnya. Kenapa bocah ini bisa bareng ketua osis itu? Setahu Azka, Rere sangat membenci Nata Nata itu.
"Udah wawancara nya? Gue mau tidur byee!" Rere melengos pergi yang kali ini tidak dihalangi oleh Azka.
"Dari mana?" lagi-lagi Rere tersentak kaget saat mendengar suara Kania yang ternyata sedang menonton tv dengan Bara.
Rere mendekati Kania dan langsung memeluk erat sang bunda.
"E ehh? Kenapa nih anak gadis bunda?" tanya Kania
"Rere kesel!" jawab Rere
"Masa ya ma, ada orang yang ngajak Rere ke rumahnya yang besar itu terus nyuruh Rere pulang gitu aja. Apa maksudnya coba? Mau pamer? Dasar gak jelas!" lanjut Rere dengan nada menggebu-gebu.
Kania hanya tertawa kecil mendengar cerita putri satu-satunya itu.
"Siapa sih kak?" Bara bertanya.
Rere menoleh lalu menatap tajam adiknya itu. Bara yang mendapatkan tatapan maut dari kakaknya meneguk salivanya kasar.
Mati! Salah apa lagi gue?
"Temen lo! Pokoknya ngeselin!!!" tiba-tiba Rere menjambak rambut Bara membuat Bara mengaduh sakit.
Bukannya melerai, Kania malah tergelak melihat dua anaknya itu bertengkar.
Azka tiba-tiba datang dan menepis tangan Rere.
"Kasar!" kata Azka kemudian berlalu ke kamarnya.
Rere memajukan bibirnya sambil bersedekap dada.
"Kesel sih kesel, tapi jangan Bara juga yang dianiaya!" gerutu Bara dan langsung pergi tak lupa menatap garang Rere sebentar.
Rere menoleh saat merasakan usapan lembut di kepalanya.
Kania tersenyum lembut. "Mandi sana, kamu bau. Terus turun makan dan jangan lupa ajak abang sama adek kamu" titah Kania yang dibalas anggukan oleh Rere.
Rere pun beranjak menuju kamarnya dan melakukan sesuai perintah sang bunda.
*
Nata menatap tante Tyas dan Praka sambil tersenyum kecil. Ingin rasanya Nata terlahir kembali dan hidup seperti Praka yang mendapat kasih sayang penuh dari orangtua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReNata
Teen Fiction"Nata? Ketos belagu yang menjelma sebagai pangeran. Punya wajah yang datar kayak tembok china, yang punya penyakit sariawan kalo gak sawan. Ya kan?" ~Theresia Pitanda. --------------- "Rere? Cewek berisik, barbar, dan petakilan itu?" ~ Deandra Natar...