ReNata(24)

2.2K 137 23
                                    

"Ternyata bener ya, polosnya orang itu ada tujuannya"

----------------------------------------

Rere menggigit ujung-ujung kukunya gelisah sembari menatap layar ponselnya yang mati. Gadis maniak karakter pororo tersebut sedari tadi menunggu seseorang mengabarinya namun sampai detik ini tidak ada kabar sama sekali.

Alhasil gadis tersebut membanting ponselnya dengan frustasi dan menggeram kesal.

"Nata kemana sih?!! Isss!" Rere mengubur dirinya di selimut dan berguling-guling tak karuan.

Pintu kamar Rere terbuka, kepala Bara menyembul dan memandang kakaknya yang aneh itu.

"Kak!" panggil Bara.

Rere berhenti dan mengambil posisi duduk kemudian menatap adiknya itu bingung.

"Lo gak papa kan?" tanya Bara memastikan.

Bukannya menjawab, Rere malah meraung menyedihkan membuat Bara terheran-heran.

Bara masuk ke kamar serba pororo itu dan menghampiri Rere. Tangannya terulur guna mengelus pucuk kepala kakaknya itu.

"Gue khawatir sama orang" jawab Rere diselingi suara menyedihkan nya.

"Siapa? Bang Nata?"

Rere mengangguk sebagai jawaban.

"Gue takut Nata ngelakuin hal yang gak baik. Caca itu juga cewek Bar" cicit Rere membuat Bara menatapnya heran.

"Ya baguslah lah! Biar siapa itu.... Caca marica itu kapok!"

Rere mencubit lengan Bara gemas.

"Lo harusnya belain gue dong!" kesal Rere kemudian meraih ponselnya yang berbunyi notif.

Ketos Belagu💛 : ke kantor polisi sekarang!

Jantung Rere hampir mencelos saat membaca pesan dari Nata. Tuh kan! Pasti laki-laki itu melakukan hal yang tidak baik.

Rere buru-buru menyikap selimutnya dan berlari meninggalkan Bara yang terheran-heran.

Rere mengepalkan tangannya, merapalkan berbagai do'a. Semoga saja ayahnya belum pulang.

Sampai di dapur, Rere bisa melihat Kania tengan mencuci piring disertai dengan senandungan ria.

"BUNDA!"

"Ehh kawin ku kawin! Ihhh kamu ni ngagetin bunda aja"

Rere mengulum bibirnya saat mendengar latahan sang bunda tanpa memperdulikan omelannya juga.

"Rere izin keluar sebentar ya plisssss" kedua tangan Rere mengatup memohon dan jangan lupa muka memelasnya.

Kania meneliti penampilan anak gadisnya itu dari bawah sampai atas.

"Iya. Tap—"

ReNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang