ReNata(28)

2.1K 130 24
                                    

Betewe, cerita ini rada panjang hehe😂

Typo bertebaran...

----------------------------------

Pukul 14.30 wib. murid Parmestu yang di berikan satu jam waktu untuk istirahat mulai memunculkan batang hidung mereka. Ada yang sekedar melihat pemandangan, selfie ria, dan berkumpul seperti halnya yang dilakukan oleh Rere, Ifa dan Eca.

Ketiga gadis itu sibuk berbincang-bincang mengenai banyak hal.

"Mules banget gue liat mukanya si Amanda. Pengen gue tonjok njir!" ucap Ifa sembari melayangkan kepalan tangannya ke udara.

"Lo juga sih, sok-sok an minta cewek itu gabung ke kelompok kita" Rere menatap Eca dengan pandangan tak percaya.

"Kok jadi nyalahin gue?"

"Lagian dari awal Nata bantu Amanda, gue udah curiga ke cewek itu kalau dia suka sama cowok lo" kata Eca penuh curiga.

Rere diam tak menjawab. Sebenarnya ada rasa tak suka saat Eca berkata seperti itu. Lagian, hubungan nya dengan Nata masih abu-abu. Nata yang tiba-tiba mengakuinya sebagai milik laki-laki itu, dan itu semua membuat Rere bingung.

Ada kalanya, sikap Nata padanya menunjukan jika laki-laki itu benar-benar seperti kekasih pada umumnya. Tapi... Rere hanya takut, takut jika Nata hanya mempermainkannya jikalau dirinya sudah terlalu jatuh.

Untuk sekarang, Rere hanya bisa menjalani. Semoga saja semua yang dia takutkan tidak akan terjadi, saat ini Rere hanya berharap tidak akan mudah jatuh dalam pesona Nata dengan cepatnya.

Katakan saja Rere ragu.

Jika kalian wanita, apa yang kalian rasakan jika seseorang mengklaim diri kalian menjadi miliknya, tanpa embel-embel rasa suka atau sayang? Apa kalian ragu, sama seperti Rere atau kalian terima-terima saja?

"Heh!" pukulan yang mengenai bahunya, membuat Rere tersadar akan dunianya.

"Di tanyain kok malah ngelamum. Awas lho di rasukin setan camping" ucap Eca asal membuat Ifa dan Rere tergelak mendengarnya.

"Nah gitu dong! Ketawa. Heran gue, semenjak lo pacaran sama Nata, sikap lo rada berubah Re" adu Ifa sambil menatap Rere tanpa arti.

Rere menggeleng. "Enggak kok. Gue masih Theresia Pitanda yang dulu" bantah Rere.

"Lo banyak galau nya sekarang. Rere yang sekarang gak se bar-bar dulu" koreksi Ifa membuat Rere terdiam.

Apa benar?

Eca yang sedari tadi hanya menyimak mulai menengahi kedua temannya itu.

"Semua orang biasa berubah kan? Yang terpenting Rere gak pergi dari kita" katanya sambil merangkul kedua pundak Rere dan Ifa membuat posisi mereka seperti berpelukan.

"Sorry Fa" Rere meminta maaf. Gadis itu memang menyadari perubahannya yang tanpa sadar berubah itu.

"Gue gak marah Re. Cuma ya gitu hehe" ucap Ifa dengan cengirannya yang khas.

"CABE RAWIT, CABE MERAH, CABE IJO!" ketiga gadis itu serempak menelusuri teriakan yang memekakkan telinga itu. Ditambah lagi dengan menyebutkan jenis cabai-cabai an.

"Ya tuhan, gue kangen banget sama trio cabe ini. Rasanya berabad-abad gak bunuh-bunuh" kata Gibo lebih dari dramatis ketika laki-laki itu sudah berada diantara Rere, Ifa dan Eca.

"Apa sih lo, julang jaling! Ganggu girls time kita aja" sewot Ifa.

Gino mendelik menatap Ifa tak percaya.

ReNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang