ReNata(38)

1.3K 100 3
                                    

Rere duduk dengan tangan yang sibuk meremas rok sekolahnya. Dia merasa heran dan bingung dengan sikap Ifa dan Eca yang menurutnya aneh ini.

Dua gadis itu nampak tak berminat melihat latihan basket kali ini. Keduanya diam dan tidak seheboh biasanya.

Kenapa Rere tidak bertanya? Jangan ditanyakan lagi, ia bahkan sudah hampir sepuluh kali bertanya 'kenapa' tetapi hanya dianggap angin lalu atau sekedar dibalas 'gak pa-pa'.

Rere meringis. Kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan keanehan dua sahabatnya itu.

"C'mon, kalian kenapa sih?!" kali ini Rere bertanya dengan nada membentak. Dia lelah terus berkutat dengan otak cerdasnya yang sayang tidak bisa berfungsi untuk saat ini. Apalagi sedari tadi Rere menjadi enggan membalas tatapan Nata yang sedari tadi mencari kesempatan, mencuri pandang sambil mendrible bola.

"Re, dari tadi Nata liatin lo. Nanti dia marah, karena lo gak bales tatapannya" bukannya menjawab, Eca malah berbicara hal lain.

Rere menghela nafas. Dia nyerah!

Dengan agak terpaksa, Rere menatap Nata yang ternyata sedang beristirahat. Laki-laki itu menegak air mineral nya lalu membalas tatapan Rere dengan wajah datar.

Rere tersenyum manis namun tidak dibalas oleh Nata. Laki-laki itu malah melengos dan memilih mengobrol dengan anggota timnya.

Rere menepuk keningnya. Nata sepertinya merajuk. Dan sebenarnya apa yang terjadi dengan orang-orang hari ini?!!! Huhh, rasanya Rere ingin tenggelam saja!

"Gue ngimpi apa sih semalem?" gumannya heran.

Ifa dan Eca yang mendengar pun acuh tak acuh. Mereka mendiami Rere bukan tanpa sebab, keduanya tidak mau kelepasan dan memberitahu Rere. Walau dalam lubuk mereka ingin sekali berteriak dan menjelaskannya pada Rere.

"Gue cuman takut, lo tahu ini semua dari orang lain Re" Ifa dan Eca tanpa sadar begumam bersamaan dengan pandangan kosong kedepan.

"Kalian ngomong apa?" tanya Rere bingung. Dia merasa Ifa dan Eca berbicara sesuatu.

"Enggak kok" balas Ifa dengan senyuman terpaksanya.

Rere mengangguk samar. Dia memandang Nata yang sibuk mendrible dan menggiring bola. Pacarnya itu tidak lagi mencuri pandang seperti sebelumnya. Rere menghela nafas. Sepertinya Nata benar-benar merajuk.

*

Kembali dari hutan belantara, malah nyasar ke kutub utara.

Mungkin itu perumpamaan ngawur namun tepat untuk Rere. Setelah merasakan aura nano-nano ketika duduk bersama Ifa dan Eca tadi. Sekarang Rere malah dihadapi dengan aura dingin yang dikeluarkan oleh Nata, pacarnya.

Sejak tiga puluh menit yang lalu, latihan telah usai. Ifa dan Eca pun pamit pergi duluan meninggalkan Rere yang masih sumerawut dengan pikirannya.

Gino, Kav, Abi dan Libra juga pergi mendahului karena mempunyai kepentingan masing-masing.

Alhasil kini tersisa Nata dan Rere. Keduanya masih di gor yang sudah terlihat sepi. Bukan kemauan Rere, tapi Nata yang hanya diam tanpa mengajaknya pulang.

Dan kini, Rere memandang Nata yang bermain basket sendiri. Dengan gerakan lincah Nata menggiring, mendrible dan melakukan berbagai gerakan dalam basket.

Rere yang mulai jengah dengan tingkah Nata perlahan berjalan ke tengah lapangan. Dia berniat menghampiri Nata. Selain berniat akan mengajak pulang dan meminta maaf, Rere tidak mau jika Nata kelelahan karena besok adalah hari H dari pertandingan bergengsi itu.

ReNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang