Holla i'm kambek!
Typo bertebaran gaes...
Happy reading🤗
----------------------------------------------
Tiga hari semenjak kejadian itu, hubungan Rere dan Nata kian merenggang. Keduanya masih mementingkan dan mempertahankan ego masing-masing. Tanda tanya besarkan pun hadir di benak sahabat karib mereka, pasalnya Rere dan Nata sama-sama enggan menceritakan masalah tersebut.
Soal Amanda. Yang Rere dengar, perempuan itu kian gencar mendekati Nata dengan segala cara. Membuat banyak orang mulai bertanya-tanya akan kelanjutan hubungannya Nata.
Rere masih bingung. Apakah kalau Rere menemui laki-laki itu atau sebaliknya, mereka akan putus? Tapi, benarkah mereka selama ini berpacaran? Mungkin bagi orang lain meganggap mereka sebagai pasangan kekasih, tapi sekali lagi Rere ingatkan. Selama ini Nata tidak pernah menyinggung soal perasaan dihubungan mereka. Sekarang Rere harus apa? Dia sangat bingung dengan posisinya.
Saat sadar matanya mulai berkaca-kaca. Rere mulai menelusukan kepalanya ditangannya yang bersilang di meja. Helaan nafas kasar keluar dari mulutnya.
Tiga hari ini dia cukup lelah. Lelah saat hati dan pikiranya terus beradu.
Kringg! Kringg! Kringg!
Bel tanda istirahat telah berakhir. Dengan sigap Rere membenahi tampilannya dan berpura-pura memainkan ponsel meski kenyataannya dirinya hanya membolak balik menu.
Tak lama terdengar gelakan tawa Eca dan Ifa yang perlahan muncul di ambang pintu.
Kedua perempuan itu melewati bangku Rere dengan acuh. Rere tesenyum kecut. Kedua orang itu sedang mendiaminya, alasannya ya karena Rere enggan bercerita. Satu-satunya orang terdekat yang tidak mendiaminya adalah Gino.
Tiga hari belakangan ini, Rere hanya berinteraksi dengan Gino. Tapi na'as, hari ini laki-laki itu izin karena sakit. Sehingga pulang nanti, Rere berniat menjenguk Gino sembari menemui tante Asti. Dia sangat merindukan wanita itu. Sudah lama Rere tidak mendapat panggilan kerja hehe.
Semenit kemudian ibu guru masuk kelas membuat susana kelas yang tadinya bising menjadi tenang. Pelajaran pun dimulai.
*
"Lo kenapa diam aja sih Nat?" tanya Kav heran.
"Yeu si dugong! Nata kan emang kagak pernah ngomong!" ujar Abi.
Kav menatap Abi tak suka. "Apa sih lo! Gue gak ngomong sama lo ya?!"
"Idih! Itu apa yang namanya gak ngomong? Gonggong?!" setelah menyahuti ucapan Kav, Abi tergelak dengan sendirinya membuat Kav bersiap melemparkan sepatu mahalnya ke Abi.
"Sialan lo saiton!" maki Kav membuat galakan Abi semakin kencang.
Tawa Abi mereda saat pintu rooftop terbuka. Menampilkan seorang Libra yang menyampirkan tasnya di bahu kanan.
"Wihwihwih... Yang lagi pdkt mah beda" Abi menyambut Libra dengan seringaian jahilnya.
Libra tak menanggapi dan hanya melirik sekilas. Hal itupun mengundang gelak tawa dari Kav.
"Mamam tuh cuek! Hahaha!"
Pluk!
"Aduh!"
"Hahaha!" kali ini giliran Abi yang tertawa seusai sepatu yang tak kalah mahal dari Kav melayang di kepala laki-laki itu.
"Anjing!" umpat Kav sambil mengambil sepatu Abi yang tak jauh dari jangkauannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReNata
Teen Fiction"Nata? Ketos belagu yang menjelma sebagai pangeran. Punya wajah yang datar kayak tembok china, yang punya penyakit sariawan kalo gak sawan. Ya kan?" ~Theresia Pitanda. --------------- "Rere? Cewek berisik, barbar, dan petakilan itu?" ~ Deandra Natar...