Warning!!!
Typo bertebaran hehe...
Happy reading...
Rere jalan dengan gontai di koridor sekolah yang masih sepi. Rere sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari Nata. Entahlah, rasanya Rere sangat kecewa setelah kejadian kemarin.
Langkah kakinya begitu terdengar saking sunyinya sekolah itu. Sebenarnya Rere sangat takut, apalagi matahari belum sepenuhnya terbit.
Rere menatap pintu kelasnya dengan horor. Tidak, dia tidak mau di kelas itu sendirian. Kakinya kemudian membawa ke tempat yang sering disebut surganya sekolah, apalagi kalau bukan kantin.
Dirinya bisa melihat para pedagang kantin sibuk menyiapkan dagangan mereka. Mata Rere berbinar saat melihat makanan kesukaannya tengah disiapkan.
Lagi-lagi kakinya melangkah menuju stan gerobak yang bertuliskan somay mang Ujang. Huhh, membuat perutnya terus berbunyi.
"Mang, satu porsi ya!" pesan Rere yang di balas acungan jempol dari mang Ujang.
"Gue juga!"
Deg!
Nafas Rere tercekat saat mendengar suara laki-laki itu tepat dibelakangnya.
Rere berbalik, matanya membelalak saat mendapati Nata yang berdiri tegak dibelakang nya dengan kedua tangan terselipkan di kantung celana.
Anjir pagi-pagi kok ganteng:")
Rere meneguk salivanya kasar. Nata terlalu datar saat menatapnya, membuat Rere sedikit takut.
Apa dia marah?
Kan seharusnya dia yang marah!
Nata menatap gadis dihadapannya, sungguh dia sangat marah saat mengetahui Rere berusaha menghindari nya.
Terbukti saat Nata yang hendak menjemput Rere yang ternyata sudah lebih dulu berangkat ke sekolah.
"Neng!" Rere terlonjak kaget mendengar panggilan dari mang Ujang. Gadis itu kemudian mengambil piring yang disodorkan mang Ujang.
"Goceng kan mang?"
"Iya" Rere memberi uang lima ribu kepada mang Ujang.
"Makasih neng geulis"
Rere melengos begitu saja tak menanggapi Nata yang sedari tadi memperhatikan gadis itu.
Kakinya berhenti di tempat yang menurut Rere strategis untuk menikmati somay ini.
Takk!
Sumpah demi apapun, Rere hampir tersedak saat dengan sengaja Nata menaruh piring somay nya kemudian duduk dihadapannya.
Jujur Rere sangat terganggu ketika Nata malah asik menatapnya, Rere memelankan kunyahannya dan memberanikan diri balik menatap mata elang tersebut.
"Kenapa?" tanya nya berusaha membuat suara seketus mungkin.
Nata tersenyum tipis bahkan sangat tipis saat mendengar suara gadis itu.
"Kenapa?!" tanya Rere sekali ini, kali ini suaranya sedikit membentak, namun hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali bagi Nata.
Merasa laki-laki dihadapannya ini tak akan menanggapi, Rere hanya mencibir tanpa suara namun gerakan mulutnya sangat diperjelas.
Nata tersenyum sampul lalu tangannya terulur membersihkan bekas saus kacang di sudut bibir Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReNata
Teen Fiction"Nata? Ketos belagu yang menjelma sebagai pangeran. Punya wajah yang datar kayak tembok china, yang punya penyakit sariawan kalo gak sawan. Ya kan?" ~Theresia Pitanda. --------------- "Rere? Cewek berisik, barbar, dan petakilan itu?" ~ Deandra Natar...