Supaya bacanya nikmat, ku sarankan klik tombol vote uke:)
Typo bertebaran-_-
Happy reading~
----------------------------------------
"Jangan datang jika membawa luka"
"Abang!" Azka yang merasa terpanggil menoleh mendapati Rere, Ifa dan Gino yang berlarian mendekatinya.
"Paan?" tanya Azka saat mereka sudah berdiri dihadapannya.
"Gue titip nih," ujar Rere seraya memberikan ponselnya pada Azka. Azka mengernyit bingung.
"Tolong cas yah, dan bilang ke bunda kalau Rere mampir ke rumah Eca" lanjut Rere kemudian.
"Eca?" beo Azka bingung.
"Issshh! Temen Rere. Udah ya bang gitu aja. Bye!" Rere menarik sebelah lengan Ifa dan Gino menjauhi Azka yang masing terbengong.
"JANGAN LUPA CAS YA BANG! KALAU LUPA RERE MINTA GATI RUGI! POR—" Azka tertawa kecil saat melihat Rere yang dibekap mulutnya oleh Gino. Lagian sih, adiknya itu lemes sekali mulutnya.
Azka menatap ponsel Rere sebentar lalu memasukan benda tersebut kedalam tas nya.
*
"Ini bener rumah Eca?" tanya Rere ke sekian kalinya sambil menatap rumah sederhana namun besar itu.
Gino menatap Rere kesal. "Yodah sana pulang kalo lo gak percaya" cibirnya.
Rere berdecak. "Gua kan cuma nanya!" sewot gadis itu tak terima.
"Nanya yang berulang-ulang!" kata Gino yang langsung mendapat pukulan diatas kepalanya.
"Lo—"
"Kalian berdua bisa diem gak?!" teguran dari suara cempreng khas Ifa membuat keduanya menoleh.
"Gak!" jawab Rere dan Gino berbarengan.
Ifa memutar bola matanya. Saat ini, detik ini, Ifa merasa bahwa dia sendiri yang sedang waras.
"Ini ngomong-ngomong, kenapa banyak motor ya di sini?" penyataan Gino membuat Ifa dan Rere ikut menatap 3 motor sport disana.
"Coba telfon Eca, siapa tahu kita salah" Gino mengangguk mengerti dan langsung menelfon Eca sesuai saran Ifa.
"Nah kan! Apa gue bilang, kit—"
"Hallo Ca!" pekik Gino saat Eca menerima telfonnya.
"Ini kita udah sampe didepan rumah lo... Takutnya salah, jadi lo bisa keluar gak?" kata Gino dengan wajah yang memohon.
"Oke!" Gino tersenyum setelah panggilan tepon berakhir.
"Gimana?" tanya Rere penasaran.
"5 menit lagi" jawab Gino yang diangguki kedua gadis itu.
Seraya menunggu, Rere memperhatikan salah satu motor yang menurutnya tidak asing. Tapi siapa ya?
"Kok kek kenal motor itu ya?" Rere menoleh pada Ifa yang ternyata sedang memperhatikan motor juga.
"Gue pun" balas Rere membuat Ifa ikut meloleh.
Saat masih bertatap-tatapan, Rere dan Ifa dikejutkan oleh pintu utama yang terbuka. Begitupun dengan Gino yang asik bermain ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReNata
Teen Fiction"Nata? Ketos belagu yang menjelma sebagai pangeran. Punya wajah yang datar kayak tembok china, yang punya penyakit sariawan kalo gak sawan. Ya kan?" ~Theresia Pitanda. --------------- "Rere? Cewek berisik, barbar, dan petakilan itu?" ~ Deandra Natar...