Part 22

1.3K 120 5
                                    

Author Pov'

  " Eomma, aku berangkat dulu " pamit Sohyun

" Bukankah ini sangat pagi untuk kau berangkat ke kantor? " ucap Goeun melihat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi

" Jika aku tidak cepat berangkat. Aku takut Sehun akan menjemputku, eomma. Aku tidak ingin bertemu dengan dia untuk saat ini " ujar Sohyun

" Tapi di kantor bukankah kalian akan bertemu? "

" Dikantor aku bisa menghindarinya. Aku akan mencari cara agar dia tidak melihatku "

" Tapi, dia mempunyai pengawal yang selalu mengawasimu "

  Sohyun terdiam untuk beberapa saat.

" Aku akan mengatasinya "

" Bagaimana cara kau mengatasinya? Pengawalnya tidak mungkin berbohong pada Sehun tentang mu?!! " seru Goeun

  Sohyun menutup mata dengan helaan nafas yang berat.

" Bagaimanpun caranya. Aku akan mencoba menghindarinya hingga lebam ini sembuh "

" Tapi,.....

" Eomma, percayalah! Aku bisa mengatasinya. "

 Goeun mengalah. Ia benar benar tidak bisa membantah sang putri.

" Aku harus pergi, eomma! Aku takut Sehun akan tiba sebelum aku pergi " ucap Sohyun

Go eun menghela nafas putus asa " Baiklah! Kalau begitu berhati hati lah dengan Nona Naeun. Eomma tidak ingin dia menyakitimu lagi. Jangan lupa pakai obat yang eomma berikan, agar lebamnya bisa pulih dengan cepat " pesan Goeun dengan penuh perhatian

Sohyun mengangguk mengerti " Arraseo! Aku pergi, bye Eomma " pamit sohyun

Sohyun mengecup pipi sang Ibu sebelum melangkah pergi meninggalkan mansion keluarga Lee.

Goeun hanya menatap nanar kepergian sang putri.

" Eomma berharap hanya kebahagiaan yang datang padamu, Sohyun-ah! " lirih Goeun dengan kedua mata yang berkaca kaca

  Sohyun berjalan sembari melirik kanan dan kiri. Ia takut jika Sehun sudah berada disekitar rumah Naeun. Ketika ia merasa aman, ia berlari kehalte bus dengan memakai masker diwajahnya. Setelah berada di dalam bus, ponselnya berdering. Sohyun duduk disalah satu bangku yang kosong dan mengambil ponselnya dari tas.

     Sehun is calling ........

Sohyun hanya menatap layar ponsel dalam diam tanpa mengangkatnya, hingga telfon dari Sehun berhenti. Namun, menit kemudian.

Sehun
Sayang, apa kau sudah bangun?

Sehun
Apa kau tidur dengan nyenyak?

Sehun
Aku akan menjemputmu. Aku ingin berangkat sama kekantor denganmu.

Sehun
Sohyun-ah!!

Sehun
Aku merindukanmu!

Tik... Tik.. Tik..

  Air mata Sohyun lolos begitu saja saat membaca pesan yang dikirim oleh Sehun yang penuh dengan perhatian. Dari balik masker yang ia kenakan, sekuat tenaga Sohyun menggigit bibirnya untuk menahan tangis. Sohyun menunduk dan memeluk erat ponselnya. Menangis dalam diam, itulah yang dapat ia lakukan saat ini.

My Real WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang