Terakhir

2.1K 29 2
                                    

Oke gusy part terakhir soalnya udah gak ada pemikiran lagi buat lanjut...
Lagian percuma lanjut kalau kalian masih pelit vote dan jarang coment
Kan gue jadinya kecewa

Oya gak gratis loh ya
Harus tetep vote sama coment

Pagi harinya seperti biasa aku melakukan lari pagi bersama suami tercinta
Ya walau hubungan kami sudah bertahun tahun tapi keromantisan kami tetap ada

Pagi yang indah diselimuti embun pagi
Ku gandeng tangan rei yang sibuk mengusap keringatku
Saat sudah rasanya cukup kami mendudukan diri ditaman komplek
Banyak kok pasangan remaja yang bermesraan seperti kami..
Sapaan dari oranf selalu kami jawab dengan senyuman kami melihat sebuah keluarga yang asik berkumpul dengan keluarga kecilnya

Gak seperti aku dan rei yang selalu menitipkan nasywa ke umy untung saja aku punya mertua baik seperti umy hisma dan aby yusuf ya kadang mereka sedikit tegas terhadapku tapi itu bukan masalah bagiku

Suasa hening diantara kita selalu terjadi ku coba beranikan diri untuk memulai percakapan tapi selalu gagal karena diriku yang selalu melihat rei sibuk dengan ponselnya dengan segala keberanian akhirnya aku menghilangkan keheningan diantara kita

"Ayah ngapain sih?" tanyaku
"Jawab pesan dari teman ayah" jawabnya
"Yah" panggilku
"Apa?" tanyanya
Aku merampas ponsel yang rei bawa dan mematikannya dan memasukkannya didalan sakuku
"Fika pingin diperhatiin sama ayah bukan hp aja yang ingin diperhatiin" kataku manja sambil meletakan kepalaku dipundak rei dan mengengam tangan rei dan mulai memainkan jari jemari rei
"Maaf" katanya
"Iya gapapa" jawabku
"Ya udah ayo kita pulang" kata rei
Aku mengangguk mengiyakan

House
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Kak syaqil???
Ngapain dia ada disini terus mama,gue jadi binggung
"Mama,bapak" kataku
"Sini sayang duduk disamping umy" kata umy hisma
Aku mengangguk mengiyakan dan mendudukan diri disebelah umy hisma
"Kamu ada perlu apa qil?" tanya rei
"Saya ada perlu sama adek saya" jawab syaqil
Yang bener aja dia ngomong ada perlu sama adeknya apa dia udah tau kalau gue adeknya apa mama yang ngasih tau
"Adek?" tanya rei binggung
"Iya saya ada perlu sama fika" kata syaqil
Rei hanya terdiam mungkin dia masih belum percaya kalau aku adeknya syaqil
"Kakak fika rasya hanya rasya fika gak punya kakak lagi selain kak rasya sama kak indra" kataku
"Fik" tegur mama salwa
"Kenapa?" tanyaku
"Mama gak percaya kamu seperti ini sama kakak kamu" kata mama salwa
"Fika juga gak percaya kalau mama berani main dibelakang sama kakaknya papa" kataku
"Fik" bentak mama
"Udah fika muak dengar semuanya" kataku sambil beranjak pergi namun umy menahanku
"Kamu kemana sayang" tanya umy hisma mencoba menenangkanku
"Fika butuh sendiri my" jawabku sambil menepis tangan umy

Author pov

Dibawah alias ruang tamu masih terdengar suara elakan rei
"Gue belum bisa percaya kalau lu kakaknya fika dan adek dari rasya" kata rei
Emang rei sama syaqil beda 2tahun masih tuaan rei tapi mereka udah sepakat manggil nama karena umur yang hanya selisih dikit dan rasya adalah temen satu kelasnya rei
"Gue juga baru tau saat tante salwa bilang semuanya ke gue" kata syaqil
"Terus kedatanagan lu kesini mau ngapain?" tanya rei
"Gue mau minta hak gue" jawab syaqil
"Lu lihat sendiri kan kalo fika gak mau nrima lu sebagai kakaknya" kata rei
"Dan gue harap lu bisa pergi dari sini" kata rei
Di ruang tamu masalah sudah selesai karena salwa dan syaqil yang sudah pergi dari sini

Sementara di kamar fika dan rei fika masih menangis sambil memeluk boneka doraemon bermotif wisuda pemeberian dari kak rasya

"Gue gak bisa percaya sepenuhnya" gumannya
"Fik" panggil rei dari balik pintu dan menutup pintu dan menguncinya
Fika pura pura tertidur dia berusaha memejamkan matanya namun selalu gagal karena matanya yang sakit karena terlalu banyak menangis hingga air matanya tak keluar setetes pun
"Fik" panggil rei sambil berusaha membalikan posisi fika untuk menghadapnya
"Rei" kata fika sambil memeluk rei dengan boneka doraemon masih ia peluk
"Bunda harus sabar" kata rei sambil mengusap gusap punggungku
"Cobaan apalagi yang harus fika terima rei?" tanya fika serak
"Ayah nyakin bunda sanggup mengadapinya tuhan tak pernah memberi cobaan dibatas kemampuan umatnya" kata rei sambil mengecup rambut fika berkali kali
"Tapi sampai kapan rei" kata fika
"Ahhh fika benci semuanya" teriak fika
"Teriaklah sepuasmu mungkin hatimu sedang gelisah" kata rei berusaha menenengkan
Namun rei tak dapat mendengar suara tangisan fika hanyan embusan nafas yang rei dengar dan saat rei mencoba menjauhkan fika dari pelukannya ia melihat istri kecilnya sedang tertidur pulas
Dan rei merebahkan fika dikasur agar fika dapat tertidur dengan nyaman
"Ayah sayang bunda" bisik rei
'Seberat ini masalah bunda gimana kalau bunda tau masalah ayah sekarang' batin rei

Guruku Itu Suamiku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang