2.

687 45 0
                                    

Azura mengendap-endap, membuka pelan pintu kamar Amma. Terlihat wanita itu tengah tertidur pulas di kasur, dengan pelan Azura kembali menutup pintu kamar. Gadis itu mengambil tas samping yang sebelumnya dia letakan di atas meja tamu, lalu pergi menuju WC yang ada di dapur.

“Kak Ara ngapain?” Azura terdiam di tempat, melihat seorang gadis kecil berdiri di belakangnya sambil menatapnya bingung.

“Ami? Kamu udah bangun? Tidur lagi sana!”

“Iih ... Ami nanya, Kakak mau ngapain?” tanya Naumi kekeuh.

“Oh, itu Kak Ara mau ke WC mau pup, Ami emangnya mau ikut?” Azura mengangkat kedua bahu sambil tersenyum jahil.

“Enggak ah! Kak Ara jorok! Ngapain Ami ngeliat Kak Ara pup? Tapi kenapa Kak Ara bawa-bawa tas ke WC?” pandangan Naumi yang semula jijik berubah menjadi tanda tanya.

“Ooh ... ini mau tarok di sini kok,” Azura melepas tas sampingnya, meletakannya di atas meja makan.

“Kenapa di meja makan? Kenapa nggak di kamar aja Kak Ara tarok?” lagi dan lagi.

“Itu ... itu ... oh iya Kak Ara udah kebelet, jadi Naumi tidur aja lagi! Kakak mau ke WC!” dengan tergesa-gesa Azura memasuki WC, lalu mengunci pintu. Azura menghembuskan nafas lega, jika ditanya lagi bisa-bisa Azura kelepasan.

Azura melihat ke belakang, terlihat jendela besar di depannya, gadis itu membuka jendela itu lebar-lebar lalu keluar dari WC, Azura menutup jendela itu, membiarkannya terbuka sedikit. Dengan cepat Azura pergi dari rumah, tidak membuang-buang waktu jangan sampai dia ketahuan Amma, bisa brabe nanti.

️... ✈️

Azura mengambil botol air mineral yang  masih tersisa setengah di sampingnya, pergi dari keramaian orang-orang yang masih asik menyaksikan pertandingan basket di depan sana. Di sinilah gadis itu berakhir, menyaksikan beberapa tim basket yang sedang latihan.

Hanya sebentar dan ini saatnya pulang sudah cukup empat jam lari dari rumah. Jika Amma tahu, Azura bisa habis di tempat. Tidak punya uang hanya ketemu lima ribuan di kantong celana dan itupun sudah Azura belikan untuk minuman dan sekarang terpaksa pulang jalan kaki, tidak bisa naik ojek. Kalau Azura nekat, mau bayar pake apa Kenapa aku sial banget ya? pikirnya. Azura kembali mengendap-endap ke belakang rumah, kembali memeriksa jendela WC.

“Masih kebuka ... huh, selamat ... selamat,” bisiknya, masuk ke dalam WC. Azura mebuka kunci WC dan …
“ih kenapa sih ni? Kenapa malah nggak bisa dibuka?!” Azura mulai panik, menarik pintu WC tapi percuma pintu itu sama sekali tidak terbuka.

“Kalo nggak salah aku cuma ngunci pintunya dari dalem deh? ini kenapa malah nggak bisa kebuka? AH! Ada yang ngunci dari luar?” Azura menghembuskan nafas berat. Kembali melangkah menuju jendela.

“Loh, loh kok kayak gini?!” Azura mendorong jendela WC tapi tidak terjadi apa-apapun, jendelanya sama sekali tidak bergerak Ada yang ngunciin dari luar? Tapi siapa?! Azura mulai frustrasi. Gadis itu mondar mandir tidak jelas, tidak tahu lagi apa yang harus dia perbuat.

Azura menggaruk kepalanya yang tidak gatal Gimana caranya aku keluar? apa Amma udah tahu kalo aku kabur barusan?! pikirnya. Azura memilih duduk bersandar ke pintu, memeluk kedua kaki sambil menundukan kepala, Azura sudah kehabisan akal sekarang, terpaksa menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.

Azura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang