5.

521 33 0
                                    

Karena yang part 4 dikit, jadi aku double up^^

Have fun Fren ...

Gadis itu terus melangkah mengikuti wanita yang ada di depannya, sepanjang jalan tak ada seorangpun yang ia ditemui hanya suara-suara berisik dari masing-masing ruangan yang mengisi kesunyian di sepanjang jalan dan juga suara hentakan heels yang dikenakan wanita di depan sana.

Gadis itu berhenti beberapa langkah dari sang wanita, membiarkan wanita itu masuk ke dalam sebuah ruangan terlebih dahulu. Gadis itu menundukkan kepala, memperhatikan sebelah tali sepatu yang terlepas. Gadis itu menghembuskan nafas panjang rasanya sudah lama dia tidak berada dalam keadaan yang seperti ini. Gadis itu menjongkok memperbaiki ikatan sepatu dengan sebuah seringaian kesenangan.


“Nak …,” panggil itu membuatnya tersadar, segera melangkah menuju kelas.

Gadis itu berdiri di samping dua orang guru perempuan, menatap lurus ke depan. Di hadapannya sudah ada 20-an remaja yang menatap penasaran dan sepertinya sudah bersiap-siap untuk melayangkan berbagai pertanyaan.

“Nah ini dia teman baru kalian. Perkenalkan diri kamu!” ucap wanita yang membawanya ke sini.

"Perkenalan nama saya Clayrin Azura Armando, kalian bisa manggil saya Azura,” Azura mengakhiri ucapanya dengan senyuman.

Azura menatap bingung beberapa murid laki-laki yang ada di kelas ini, mereka tiba-tiba saja bersiul setelah perkenalannya barusan.

“Itu doang? Nggak ada embel-embel lain gitu?” tanya seorang gadis yang duduk paling ujung.

“Tauk tuh, nggak ada penjelasan kenapa lo bisa pindah ke sini apa?” tanya yang lain.

“Sekalian kasih aku nomor telephone kamu dong,” baru saja Azura akan menjawab pertanyaan mereka, sudah ada saja yang mulai menggoda.

“Ciee ... ciee ...,” seisi kelas mulai heboh.

“Sudah-sudah, kalau kalian ingin bertanya yang aneh-aneh mending nanti saja!” salah seorang guru mulai menengahi.

“Tunggu Buk saya masih mau nanya, lo dari sekolah mana?” tahan seorang siswi.

Azura terdiam sesaat, “aku telat daftar sekolah, makanya baru bisa masuk sekarang,” jelas Azura.

“Nah karena pertanyaan kamu sudah dijawab Ega, sekarang kita persilahkan Azura untuk duduk di kursinya! kalau banyak bertanya bisa-bisa jam pelajaran saya habis atau kalian memang sengaja mengulur-ulur waktu ya...?!” tuduh Buk Saras.

“Eh, enak aja Buk, itu namanya fitnah Buk! Ibuk kan tahu kalau fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan..!!” sanggah seorang murid laki-laki.

“Terserah kamu, Billy.”

“Kalau begitu saya pamit ya Buk Saras, Azura.” pamit Buk Fatin.

“Iya Buk, terimakasih,” Azura mengangguk.

Buk Saras beralih pada Azura. “Nah Azura, kamu duduk di samping Helly,” Buk Saras menunjuk gadis yang duduk pada meja urutan ketiga. Azura beralih menuju meja yang ditunjuk. Duduk di samping seorang gadis berambut sebahu dengan garis wajah yang tegas, menurut Azura sepertinya dia telah dipertemukan dengan orang yang sulit diajak bercanda.

“Nah, anak-anak sekarang kita mulai lagi pelajaranya, kalian buka buku halaman 43 ...” ucap Buk Saras di depan sana.

“Hai, kenalin namaku, Azura.” Azura menjulurkan tangan memulai percakapan.

Azura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang