18.

249 18 0
                                    

Azura menatap bingung cowok yang duduk di sampingnya, Adith menghentikan mobil di tepi jalan. Azura melihat sekeliling jalan yang sudah tidak terlalu ramai Kenapa malah berhenti? Azura kembali melihat Adith yang mengotak-atik tidak jelas mobilnya.

“Dith, ngapain berhenti? Udah jam lima loh. udah sore, mau pulang!!”

“Bisa diem nggak sih lo?! Lihat nggak mobilnya mogok!”

“Ya, jangan marah-marah.”

“Ini semua tuh gara-gara lo! Seharusnya hari ini tuh jadwal mobil gue ke bengkel, ini malah nganterin lo pulang, jadi gini 'kan.”

“Tapi aneh deh,” Adith mengerutkan dahinya menatap Azura. “Biasanya nih ya, mobil itu mogok ya mogok aja berhenti di tengah jalan, tapi kenapa mobil kamu nepi dulu baru berhenti?”

Adith diam, membasahi bibir bawah. Adith melihat stir mobil sesaat lalu kembali menoleh pada Azura yang masih menatapnya bingung.

“Ya mau gimana lagi, mogok ya mogok! emangnya lo tahu? Lo tahu cara bawa mobil?” tentu saja Azura akan menggelengkan kepala. “Nggak tau ‘kan! Makannya diem aja!” Azura manyun melihat jalanan daripada wajah Adith yang menyebalkan.

Adith berusaha menahan senyumannya Kenapa ada orang sebodoh lo sih?? Mau.. aja dikibulin! Adith menggelengkan kepala.

“Dorong!”

“Ah? Dorong apa?”

“Dorong mobil lah! Lo pikir dorong apaan?!”

Azura tertegun, menunjuk dirinya sendiri. “Aku? Kamu nyuruh aku?”

“Terus siapa lagi, nggak mungkin gue ‘kan, lo aja nggak bisa bawa mobil! Dorong sana!”

“Tapi ‘kan ...”

“Nggak ada tapi-tapian, emangnya lo mau pulang malem? Ada banyak preman loh di sini! Jadi lo buruan dorong sebelum mereka dateng!”

Azura meringis kesal, terpaksa Azura turun, beralih ke bagian belakang mobil. Dengan sekuat tenaga Azura mendorong mobil besar itu sendirian. “Kok nggak jalan sih,” keluh Azura.

“Udah mau jalan dikit kok! Udah lo dorong aja!” teriak Adith dari dalam mobil sambil terkekeh. “Rasain lo gue kerjain! Makannya jangan macam-macam lo sama gue!” ujarnya pelan.

Brumm...

“AMMA!!!” Azura berteriak kaget. Mobil putih Adith menyala, melesat hingga beberapa meter ke depan, hampir saja membuat Azura terjatuh.

Azura masih syok dengan bola mata yang membesar. Adith menghentikan mobil menoleh ke belakang, tersenyum kecil melihat Azura yang begitu kaget.

“WOI!! BURUAN SINI! MOBILNYA UDAH MAU JALAN!!” teriak Adith. Azura menghembuskan napas panjang beberapa kali.

“Kamu yang mundur dong! Capek tahu.”

“Nggak bisa entar malah mati lagi,” Azura mulai melangkah menuju mobil yang cukup jauh di depan sana.

Azura menyandarkan tubuhnya pada jok mobil Adith, memejamkan mata dengan napas yang tidak beraturan. Azura menoleh ke kanan, perlahan membuka mata melihat Adith yang malah tersenyum kecil. Kembali Azura memejamkan mata, mengistirahatkan tubuh yang cukup bekerja keras hari ini.

Azura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang