Pertemuan pertama Mark dengan Haechan setelah 2 tahun perpisahan mereka membuat Mark menyadari betapa dia merindukan sosok pria itu di hidupnya. Meski tidak mudah, Mark akan mengerahkan seluruh upayanya untuk bisa membawa pria itu kembali ke pelukannya, menjadikannya miliknya lagi
Sebulan penuh mencari informasi mengenai keberadaan Haechan, disertai dengan sedikit keterkejutan mengenai anak kecil yang saat itu dibawa Haechan, akhirnya Mark bisa bertemu juga dengan pria itu. Mark tertegun melihat pilihan tempat yang diberikan Haechan sebagai tempat pertemuan mereka. Kantin kampus tempat dulu Haechan menuntut ilmu.
"Ada perlu apa?" tanya Haechan tanpa basa-basi.
"Berapa usia Noah?" Mark mulai menyuarakan kecurigaannya. Mengingat usia Noah yang sesuai dengan lama waktu perpisahan mereka.
"Apa pedulimu?" tanya Haechan tenang, menyeruput coklat panas favoritnya.
"Katakan padaku, apa dia anakku? Kau pergi dariku dalam kondisi mengandung?" tanya Mark dengan nada suara yang tajam. Haechan hanya menyeringai mendengar perkataan mantan kekasihnya itu.
"Aku ulangi sekali lagi, apa pedulimu?" tanya Haechan, tak terpengaruh emosi lawan bicaranya.
"Aku hanya tidak ingin anakku dibesarkan oleh orang lain."
"Masih saja suka menuduh tanpa bukti. Mungkin aku memang harus bersyukur karena sudah berpisah darimu, hyung." kata Haechan sambil berdiri, hendak meninggalkan Mark.
Mark langsung menahan Haechan, tidak mau membiarkan Haechan pergi begitu saja. "Apa maksudmu?" serunya tajam.
"Hyung selalu mengambil kesimpulan sendiri. Kenapa kau tak pernah mencoba meminta penjelasan? Kau ingat Lee Jeno, sepupuku yang selalu kau cemburui itu? Nah, pria yang bersamaku kemarin adalah kekasihnya. Kau sendiri yang langsung menyimpulkan bahwa dia suamiku, aku tak pernah mengiyakan apapun perkataanmu." jelasnya datar. Lelah dengan semua hal yang terjadi di antara mereka. Menimbulkan perasaan bersalah di hati Mark.
"Aku... "
"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa dengan semua kecurigaanmu. Mungkin sekarang hyung hanya harus belajar menerima bahwa kita memang tidak sebaiknya bersama. Wanita yang waktu itu bersamamu cantik." potongnya cepat.
"Tidak... Bukan begitu, maksudku.. Maafkan aku. Kumohon, aku hanya ingin tahu kebenarannya." racau Mark saat melihat Haechan akan kembali berlalu dari hadapannya.
"Apa yang ingin kau tahu? Berapa usia Noah? 1 tahun 3 bulan. Apa dia anakmu? Ya. Apakah aku meninggalkanmu dalam kondisi mengandung? Jawabannya juga ya." jelas Haechan. Raut mukanya tak terbaca, membuat Mark semakin tenggelam dalam rasa bersalahnya.
"Kenapa kau tidak mengatakan apapun kepadaku?" tanyanya lirih.
"Dan membuatmu kembali kepadaku karena rasa tanggung jawabmu? Tidak, terima kasih. Aku tidak bisa menerima alasan kita bersama hanyalah sebatas tanggung jawab. Selama kau tidak bisa mempercayaiku, aku lebih memilih untuk tidak bersamamu." jelasnya yang membuat Mark menampilkan ekspresi tidak percaya.
"Kau.... Bagaimana kehidupanmu? Aku mencarimu ke mana-mana. Aku bahkan menemui Appa dan Eommamu, tapi mereka juga sama tidak tahunya. Kau juga mengganti nomor ponselmu." tanya Mark lagi, tangannya mengelus tangan Haechan yang berada di meja.
"Aku mengajukan cuti ke kampus dan tinggal bersama saudara Jaemin. Mereka yang menjaga dan menemaniku selama aku mengandung Noah. Aku sempat pulang ke rumah dan memberitahu Appa dan Eomma mengenai Noah. Mereka sempat marah mengenai itu. Tapi syukurlah, saat ini mereka sudah baik-baik saja. Hubungan mereka dengan Noah juga cukup dekat." Haechan tersenyum mengingat perjumpaan Noah dan neneknya bulan lalu. Di mana Noah begitu senang berada dan bermain di pantai yang berada di dekat rumah neneknya.
"Maafkan aku." kata Mark, matanya menyorotkan penyesalan yang teramat dalam.
"Tidak apa-apa hyung, sekarang kami sudah baik-baik saja." jawabnya menenangkan Mark.
"Bagaimana dengan kuliahmu? Juga bagaimana kau menghidupi Noah?" tanya Mark lagi.
"Bekerja tentu saja. Aku masih beberapa kali mengambil pekerjaan sebagai MC di acara tertentu. Juga mengisi live music di beberapa kafe. Jeno dan Jaemin banyak membantu, mereka mengingatkanku supaya tidak terlalu lelah. Juga bergantian mengurus Noah jika aku harus pergi kuliah. Kampus memberi banyak dispensasi, aku sekarang sudah memasuki tahap akhir kuliah. Bulan depan aku akan magang." lanjutnya, tersenyum lebar ke arah pria di hadapannya.
"Kau setelah ini masih ada kuliah?" tanya Mark lagi.
"Tidak. Hari ini jadwalnya bimbingan saja. Kenapa?" sahut Haechan, menatap pria di hadapannya.
"Mau kuantar pulang? Aku ingin bertemu Noah." pinta Mark pelan, menatap Haechan penuh harap.
"Boleh, tapi kita mampir ke toko Yuta-Hyung lebih dulu ya Hyung. Dia ingin memberi cake untuk Noah." kata Haechan sambil bersiap berdiri. Menepuk pelan lengan Mark, memberi isyarat untuk segera mengikutinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
FanfictionKarena sejauh apapun langkah kaki membawamu pergi, kau akan selalu kembali, kepadaku. bxb with mpreg Moon Haechan Mark Lee