Berhenti? Berhenti di saat seperti ini?
Hey, Lee Yuri! Kau ini berharap apa sih? Belum tentu ia akan menciummu, 'kan?
Aku mengambil beberapa langkah mundur ke belakang. Namun, tangannya menahan pinggangku dan dalam hitungan detik, bibirnya menempel di bibirku dengan lembut. Aku cukup tersentak dan hanya bisa berdiri mematung. Merasakan embusan napas yang keluar dari hidung mancungnya yang menekan sebelah sisi hidungku.
Tiba-tiba terdengar seseorang sedang membuka pintu hingga membuat kami terkejut dan langsung menjauh satu sama lain. Seungwoo segera berjalan tertatih sendiri menuju tempat tidur, sedangkan aku bingung harus berbuat apa. Akhirnya aku hanya mengambil piring di atas nakas dan membawanya menuju wastafel saat Ibu Han memasuki kamar.
"Maaf, Ibu sedikit lama. Apa dokter sudah datang ke sini?" tanya Ibu Han.
"Ah, belum Eomoni!" jawabku sambil mengambil kantong yang ada dalam gendongannya dan menyimpannya di atas meja.
"Kau masih ada waktu? Temanilah Seungwoo karena dia pasti sedikit bosan." Ibu Han menggenggam tanganku, saat aku hendak membereskan barang-barang bawaannya yang berisi perlengkapan.
"Ah, i-iya. Aku akan berada di sini sebentar lagi." Aku mengangguk dan berjalan menghampiri Seungwoo yang kembali memainkan mainannya.
Meski sedikit ragu karena mengingat kejadian yang baru saja terjadi, bagaimana pun aku harus menuruti permintaan Ibu Han. Seungwoo sendiri terus menunduk dan melihat ke arah mainannya. Aku duduk perlahan di atas tempat tidur dan meraih meja kecil untuk makan lalu menempatkannya di sana.
"Kau pintar menggambar?" tanyaku pelan sambil meraih sebuah buku dan pena.
Ia menoleh dan menyimpan mainannya di samping buku itu. "Kau mau lihat gambar siapa yang paling bagus?" tanyanya.
"Tentu! Aku paling ahli dalam hal menggambar."
Aku mulai menggoreskan pena di atas buku sambil sesekali melirik ke arah Seungwoo. Benar, aku tengah menyalin sosoknya ke dalam gambar dua dimensi. Ia sedikit memiringkan kepala mencoba melihat apa yang sedang kubuat.
"Diamlah, aku sedang menggambarmu!" seruku.
Ia langsung terdiam dan berpose tegap seperti semula. Aku terkekeh kecil melihat tingkahnya. Tanganku mulai melukis bagian wajah, dari mulai mata, hidungnya yang tajam, dan ... bibirnya.
Deg.
Tiba-tiba saja jantungku kembali berdetak dengan kencang. Kejadian itu kembali terngiang di kepala, juga bagaimana rasa lembut bibirnya masih teringat jelas. Tanganku tak bisa bergerak saat akan menggambar bibirnya.
Tak lama kemudian, tangan Seungwoo menyentuh tanganku dan menggerakkannya untuk menyelesaikan gambar itu. Hangat. Aku meliriknya, ia balas melirikku sambil tersenyum. Kami berdua tersipu malu.
"Apa ini, mengapa kau menggambar kakiku sangat pendek?" tanyanya sambil menunjuk ke arah gambar.
"Mengapa kau mengatakan pendek sambil melihatku, huh?"
Ia tertawa sambil terus menggenggam tanganku dan merubah sedikit gambarnya.
Tiba-tiba ponselku berbunyi dan terlihat nama Manajer Oppa di sana. Aku segera mengangkatnya sebelum ia marah.
"Oh, halo!" sapaku.
"Yuri-ah, kau di mana? Aku di depan apartemenmu."
Aish! Mengapa dia ke sana hari ini? Padahal aku sedang libur, 'kan?!
"Aku sedang pergi sebentar, ada apa?"
"Aku ingin menyampaikan pesan dari Sajangnim."
Aku memijat kening mendengar kata Sajangnim dari mulutnya. Mau tidak mau aku harus pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/203667645-288-k463721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Captain | Han Seungwoo
Fanfiction[Completed] Sesulit itukah memiliki sebuah hubungan dalam dunia idol? "Bagi kami, berdiri di atas panggung adalah sebuah anugerah. Ia selalu menyemangatiku agar mau berusaha dan menunggu untuk kembali melakukannya. Padahal, ia sendiri mengalami kesu...