"Kau tidak apa-apa?" tanyanya.
"Seungwooyaa ...," panggilku pelan.
"Eum? Wah, ini sangat enak." Ia mengambil botol wine di meja dan membolak-baliknya.
Aku terdiam sambil menatapnya. Entah mengapa rasanya aku belum siap untuk berbicara.
"Apa? Kau mau bilang apa?" tanyanya.
"Itu ... ah, aku punya sesuatu untukmu!"
Aku berjalan ke arah piano dan duduk di atasnya, lalu mengambil kotak yang terletak di sana. Kotak berwarna hitam elegan dengan hiasan sebuah pita berwarna putih. Seungwoo menyimpan botol dan gelas di tangannya lalu menghampiriku dengan wajah penasaran.
"Apa itu?"
Aku menyerahkan kotak itu dan menyembunyikan kotak lainnya yang berukuran lebih kecil di balik punggungku. Seungwoo mengambil dan membukanya lalu tersenyum. Ia meraih sebuah piyama berwarna abu-abu dengan corak bergaris.
"Kupikir warna itu juga cocok untukmu, piyamamu tidak boleh berwarna hitam semua!" ujarku sambil tertawa kecil.
Ia ikut tertawa lalu menatapku. Tinggi kami kini sama karena aku tengah duduk di atas piano.
"Terima kasih. Aku akan memakai ini," gumamnya.
"Tunggu! Jangan dulu berterima kasih, karena aku masih punya sesuatu yang lain." Aku mengibaskan kotak kecil itu di hadapannya.
Wajahnya berubah menjadi sangat penasaran. Tangannya lalu mencoba untuk meraih benda itu, namun dengan cepat aku menghindarinya.
"Tidak boleh! Ada syaratnya!"
"Apa itu?"
"Aegyo, satu kali saja!" Aku mengacungkan jari telunjukku di hadapannya sambil tersenyum.
Ia menghela napas panjang, tapi aku tahu ia tak akan menolak.
"Chagiya ... berikan padaku," ucapnya dengan nada dan gaya yang sangat imut kemudian mengedipkan sebelah matanya.
Heol! Raksasa ini sungguh membuatku gemas. Bagaimana bisa dia sangat imut ketika tubuhnya sebesar dan setinggi ini?
Ia kemudian tersenyum malu. Bahunya bergoyang setiap kali ia tertawa tak bersuara. Ah, aku tidak tahan lagi. Kedua tanganku langsung meraih wajahnya dan menariknya ke arahku, hingga bibir kami bertemu dengan singkat. Ia tampak sedikit terkejut dan langsung berpegangan ke piano.
Aku melepaskan kecupan singkat itu dan tak berani menatap wajahnya. Tanganku menyodorkan kotak kecil itu ke arahnya segera.
"Baiklah, ini untuk- ...."
Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Seungwoo tiba-tiba saja menyerangku dengan sebuah ciuman. Ia sedikit memiringkan wajahnya hingga hidung mancungnya tak menghalangi. Bibirnya bergerak perlahan, membuat ciuman ini semakin dalam. Meski sangat terkejut, aku tak bisa untuk tak membalasnya.
Suasana hening. Tak ada yang mengganggu kami, tak ada yang perlu kami takutkan di sini. Aku bisa merasakan manis dan lembutnya bibir yang selalu tersenyum itu. Jantungku rasanya berdegup terlalu cepat. Aku tak ingin ini cepat berakhir dan melupakannya begitu saja.
Seungwoo melepaskan ciumannya dan menyatukan dahi kami berdua. Aku bisa melihat tatapan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Itu sangat menawan, bahkan lebih dari penampilan seksinya di atas panggung. Kami berdua tersenyum, mungkin ia pun merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi.
Sambil masih tersenyum, ia kembali mendekat dan mendaratkan ciuman kedua. Ah, aku bisa gila! Ia terlalu menggoda. Aku menyukainya!
Salju-salju yang menumpuk diluar tak bisa melawan rasa hangat yang menyeruak di antara kami berdua. Tunggu, ia mencium dengan sangat baik seperti sudah sangat berpengalaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/203667645-288-k463721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Captain | Han Seungwoo
Fiksi Penggemar[Completed] Sesulit itukah memiliki sebuah hubungan dalam dunia idol? "Bagi kami, berdiri di atas panggung adalah sebuah anugerah. Ia selalu menyemangatiku agar mau berusaha dan menunggu untuk kembali melakukannya. Padahal, ia sendiri mengalami kesu...