IX

166 20 0
                                        

"Yuri-ah ...," gumam seseorang dengan sangat lembut.

"Eomma?" tanyaku sambil berusaha membuka mata.

Kulihat seorang wanita paruh baya tengah tersenyum kepadaku. Ia membelai rambutku dengan lembut. Kini, aku bisa melihat Sunhwa eonni berdiri di sampingnya.

"Ah, Eomoni?" seruku terkejut sambil mencoba beranjak.

"Ah, tidur saja! Tidak apa-apa!" Ibu Han menahan tanganku.

"Jangan bekerja terlalu keras, Nak! Aku tahu kamu sangat bersemangat, tapi orang-orang yang menyayangimu pasti akan sedih melihatmu seperti ini." Ia duduk di sampingku dengan wajah yang sedih, sama seperti saat Ibu Han menemani Seungwoo dulu.

"Yuri-ah, jangan sakit!" seru Sunhwa eonni yang kemudian menggenggam tanganku.

"Eomoni pasti lelah sudah jauh-jauh datang dari Busan. Aku tidak apa-apa, sungguh! Jangan khawatir. Eonni juga!" Aku melihat ke arah mereka berdua bergantian.

Terlihat Manajer Oppa sedang berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan kami. Ia benar-benar datang pagi-pagi sekali.

"Eomma sangat khawatir saat aku memberitahu berita tentangmu!  Ia bilang ingin segera datang ke sini dan melihatmu," jelas Sunhwa eonni.

"Seharusnya kau tak usah memberitahunya, karena aku akan sembuh dalam beberapa hari lagi, Eonni!"

"Aku akan tetap datang ke sini dan menemanimu, Nak! Baiklah, ayo kita sarapan dulu!" Ibu Han langsung beranjak dan mengambil makanan. Sepertinya ia juga yang membuatkannya dan membawanya kemari.

"Eonni," gumamku.

"Sudahlah, menurut saja!" ujar Sunhwa eonni sambil tertawa kecil, membiarkan ibunya menyuapiku layaknya anak sendiri.

Aku selalu tersenyum saat suapan-suapan itu masuk ke mulut, walau sebaliknya, air mata terus saja menetes tak tertahan.

"Omo, apa ini? Makanannya sangat enak hingga aku menangis."

Ibu Han tersenyum kecil sambil menghapus air mataku, membuatnya turun semakin deras.

Ibu Han dan Sunhwa eonni tinggal hingga waktu makan siang, dan pulang setelah aku meyakinkan bahwa aku tidak apa-apa. Manajer Oppa juga berbincang dan bercanda bersama mereka. Mungkin karena ia tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang juga menyayangiku dengan tulus.

*

"Yuri-ah, aku minta maaf tapi aku harus pergi sebentar! Kudengar akan ada yang menggantikanku untuk hari ini. Kalau ada apa-apa, hubungi aku!" jelas Manajer Oppa panjang lebar.

"Silakan, santai saja Oppa," jawabku sambil memainkan ponsel di tangan.

"Aku pergi!" Terdengar suara pintu menutup setelah ucapan pamitnya.

Aku mencari artikel tentangku saat cidera kemarin. Beberapa berita langsung muncul disertai fotoku yang memperlihatkan betapa aku merasa kesakitan meski buram.

Manajer Oppa bilang ada beberapa bagian kakiku yang rusak dan sudah diperbaiki lewat operasi. Tapi mungkin untuk pemulihan akan memakan waktu yang cukup lama.

Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat seseorang yang mengenakan topi dan masker masuk ke dalam. Entah siapa dia. Aku memperhatikan gerak-geriknya dan mengerti saat ia mengucapkan salam.

"Yo, wassup!" ujarnya sambil membuka masker dan tersenyum.

Jooheon? Apakah orang yang akan menggantikan Manajer Oppa adalah dia? Padahal sejak saat itu, aku tak pernah bertemu dan berbicara lagi dengannya. Kupikir ia masih marah dan tak mau lagi berteman denganku.

My Sexy Captain | Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang