Hari-hari berikutnya, aku mulai merampungkan lagu dan aransemen. Rasanya masa-masa seperti ini sangat menyenangkan. Meski melelahkan, dapat bersama dengan mereka lagi untuk menampilkan sebuah pertunjukan yang hebat adalah sebuah pencapaian.
Saat pulang ke apartemen pun, akhir-akhir ini Seungwoo selalu menyempatkan diri untuk menelepon dari pada mengirim chat. Kami menghabiskan waktu berbincang hingga tengah malam, walau aku belum memberitahunya bahwa comebackku sebentar lagi. Aku ingin mengatakannya saat bertemu nanti.
"Eonni, aku akan mentraktirmu hari ini."
"Ooo, kau pasti akan meminta sesuatu. Apa itu? Katakanlah!" seru Sunhwa eonni yang saat ini duduk di sebelah kursi kemudi.
Aku tertawa kecil. "Temanku sebentar lagi ulang tahun, kira-kira apa yang harus kuberikan?"
"Lelaki?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Aigoo, kau sudah mulai berkencan? Bukankah aku temanmu satu-satunya? Bilang padaku, dia seorang idol atau aktor?" Sunhwa eonni tampak antusias.
"Ah, tidak! Dia sungguh temanku," jawabku berbohong.
"Ish, jahat sekali kau tak mau cerita padaku!"
Aku tersenyum kecil. Mana bisa aku mengatakan bahwa aku tengah dekat dengan adik laki-lakinya? Ia mungkin saja akan berpikiran macam-macam tentangku.
Kami berdua masuk ke sebuah pusat perbelanjaan dan melihat-lihat sebuah toko pakaian.
"Uh, ini bagus! Seungwoo pasti akan menyukainya," gumam Sunhwa eonni.
Aku mendekat diam-diam dan melihat ia tengah memegang sebuah sweter high neck berwarna hitam.
"Apa ia suka memakai baju seperti ini?" tanyaku.
"Um, selera fashionnya juga bagus. Aku akan membelikan ini untuknya!"
"Pilihlah satu juga untukmu, eonni! Biar dia yang bayar!" Aku menyerahkan kartuku padanya.
"Heol! Mentang-mentang kau akan banyak mendapat tawaran, huh?"
Aku tertawa. "Eonni sudah tahu aku akan comeback? Siapa yang bilang?"
"Manajer Oppamu yang cerita pada manajerku! Tidak usah, simpan saja!" Ia mendorong kembali kartu di tanganku.
"U-um! Jangan menolak karena aku sudah merepotkanmu hari ini!" Kali ini aku meraih tangannya dan menempatkan kartu itu di sana.
"Ish, bocah ini!"
"Aku akan melihat-lihat aksesoris sebelah sana!" ucapku sambil berlalu menuju toko yang lain.
Sebuah toko yang menjual aksesoris ternama, kebetulan sedang tidak begitu ramai. Aku berjalan menyusuri display aksesoris itu dan mulai melihat-lihat.
"Omo, ini Lee Yuri, kan?" tanya sang pelayan toko.
"Benar," gumamku sambil tersenyum.
Memang kalau sedang pergi dengan Sunhwa eonni aku hanya memakai topi tanpa masker. Kami berjalan seperti biasa meski banyak orang yang mengenali kami dan bahkan menyapa. Tentu saja karena aku tenang, tak akan ada berita macam-macam jika dua orang sahabat tengah berjalan-jalan.
Aku melihat beberapa piercing yang bagus. Salah satunya memiliki bandul bertuliskan huruf V yang mengingatkanku pada Victon, juga sebuah cincin berukir bulan sabit. Sepertinya kedua benda itu cocok untuk kujadikan hadiah.
"Tolong ambilkan yang ini, ini, dan ini!" ujarku sambil menunjuk beberapa benda lain yang kubeli untuk diriku sendiri agar tak terlalu mencolok.
Pelayan toko itu mengambil dan meletakkannya di hadapanku, hingga aku bisa melihatnya dengan jelas. Membuatku tak sabar untuk memberikannya pada Seungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Captain | Han Seungwoo
Fiksi Penggemar[Completed] Sesulit itukah memiliki sebuah hubungan dalam dunia idol? "Bagi kami, berdiri di atas panggung adalah sebuah anugerah. Ia selalu menyemangatiku agar mau berusaha dan menunggu untuk kembali melakukannya. Padahal, ia sendiri mengalami kesu...