[4 last part]
"Jika suatu hari nanti ... aku pergi. Apakah kau juga akan melupakanku?"
"Kau ini bilang apa?" Ia langsung meraihku ke dalam pelukan. "Kau tak boleh pergi ke mana pun, kau harus tetap berada di sisiku," gumamnya.
Ah, Han Seungwoo. Seandainya memang semudah itu.
"Bukankah ini sudah terlalu malam?" tanyaku.
"Ah, mengapa waktu berlalu begitu cepat? Lima menit lagi," ujarnya sambil mengeratkan pelukan.
"Nanti kau ketinggalan kereta."
Seungwoo tertawa kecil. "Kalau aku menggunakan kereta, orang-orang pasti akan melihatku."
Aku segera melepaskan pelukan dan menatapnya. "Lalu? Selama ini bagaimana kau ...."
"Rahasia!" Ia tersenyum dan menyelipkan anak rambutku ke telinga. Ah, ia memang yang paling bisa membuatku berdebar-debar.
"Biar kuantar kau sampai ke pintu."
"Tidak usah, kakimu sakit. Biar aku yang menemui Pak Noh dan memintanya mengunci pintu." Seungwoo membereskan semuanya, termasuk membuang kaleng minuman yang sudah kosong dan memapahku masuk ke dalam kamar.
Aku memegang lengannya sebelum ia pergi. Lelaki itu menoleh dan menatapku dari balik topinya. "Apa pun yang terjadi, seperti apa pun komentar orang lain untukmu dan member. Kalian harus tetap berpegang satu sama lain," ujarku.
"Aku tahu." Seungwoo tersenyum dan melambaikan tangannya.
Aku tahu, ia pun tengah goyah. Komentar-komentar buruk itu terus bermunculan seiring dengan berita manipulasi atas hasil line-up debut mereka. Padahal, itu semua salah para orang dewasa yang berada di baliknya. Mereka hanya berusaha, bekerja keras untuk mengejar impian, tapi kini mereka harus ikut menanggung akibatnya.
****
"Cut!" seru sutradara. "Oke, bagus. Istirahat dulu!" tambahnya.
Hyunjoong mengusap ujung bibirku pelan. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya.
"Um, aku tidak apa-apa." Aku mengangguk sambil tertawa kecil.
Kami baru saja merampungkan adegan ciuman untuk episode ke duabelas. Mungkin dua minggu lagi syuting akan segera berakhir. Beberapa staff langsung menyelimutiku dengan mantel, ada pula yang merapikan riasan.
Ini sudah memasuki musim dingin dan cuaca menjadi semakin dingin setiap harinya, meski salju belum turun. Seorang staff memberiku secangkir kopi hangat dengan asap yang masih mengepul.
"Masukkan ini," gumam Hyunjoong sambil memasukkan sebuah hotpack ke dalam saku mantelku.
"Terima kasih."
"Mereka bilang akan mengadakan makan malam setelah syuting berakhir."
"Benarkah? Daebak!"
"Um, minggu ini ratingnya naik. Semua berkat para penggemarmu," ucap Hyunjoong sambil menyikut lenganku.
"Eii, kau pikir aku tak membaca komentar-komentar di internet tentangmu?"
Aku menyesap kopiku hingga tandas. Akhir-akhir ini drama kami memang sedang mengalami kenaikan. Banyak penonton yang merasa terhanyut dengan jalan ceritanya. Penggemarku juga bertambah dari kalangan dewasa dan orangtua. Beberapa komentar mulai menjodoh-jodohkanku dengan Hyunjoong karena 'chemistry' kami berdua.
Hyunjung sangat perhatian. Ia bilang aku mirip adiknya, padahal aku masih lebih tua darinya beberapa bulan. Saat beradegan mesra pun, ia sudah tak merasa canggung. Kami mendiskusikannya bersama sebelum pengambilan gambar sambil sesekali bercanda.
![](https://img.wattpad.com/cover/203667645-288-k463721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Captain | Han Seungwoo
Fanfiction[Completed] Sesulit itukah memiliki sebuah hubungan dalam dunia idol? "Bagi kami, berdiri di atas panggung adalah sebuah anugerah. Ia selalu menyemangatiku agar mau berusaha dan menunggu untuk kembali melakukannya. Padahal, ia sendiri mengalami kesu...