Peaky Peril

1.4K 95 17
                                    

Chapter 1

Angin berhembus kencang, awan menggulung menghiasi langit pagi ini. Suhu dingin khas musim semi yang menusuk tulang menandakan bahwa ini masih terlalu pagi untuk seseorang berkeliaran di jalanan. Bahkan rerumputan hijau masih berpaliskan es beku karna sinar matahari yang belum muncul memberi sedikit kehangatan.

Seorang pria berjalan tegap dari kegelapan hanya dengan berpaliskan jaket kulit hitam dan celana kain hitam serta sepatu kulit hitam tanpa syal untuk menghangatkan lehernya. Nafasnya terengah mengeluarkan uap karna suhu dingin. Ia berjalan menuju mobil hitamnya mercedes-Benz AMG G 65, mobil G-class paling kuat saat ini. Postur tubuh pria itu yang tinggi besar sesuai dengan kendaraannya.

Ia melirik jam digital yang tertera pada dashboard mobilnya, pukul 03:21 pagi. Dengan kecepatan sedang ia memacu mobilnya membelah malam yang dingin. Ia berhenti di area parkir sebuah gedung tinggi. Terangnya lampu lobi membuat paras pria itu terlihat jelas. Wajahnya terbilang terlalu tampan dan maskulin untuk seukuran pria dengan profesi ini. Aliran darah kering menghiasi pelipis hingga masuk kedalam kerah bajunya. Pipinya merona karena perbedaan suhu dalam ruangan dengan dinginnya tempat terbuka.

"Dimana partnermu?" pria lain duduk di dalam ruangan yang penuh dengan berkas-berkas penting. "Eeemmm.." Ia memandang langit-langit seperti sedang mencari alasan yang tepat. Mereka duduk berhadapan terpisah dengan sebuah meja kerja. "Wiski?" Pria yang lebih tua menuangkan cairan tembaga ke dalam gelas kristal. "Sebagai agen pangkat 5 senior, kau memiliki karakter yang buruk Sehun. Apa lagi alasan yang akan kau berikan kali ini?" Sehun menyalakan rokok untuk atasannya.

"Ia memperlambatku dan aku harus kembali ke bangunan itu untuk menyelamatkan pantatnya. Saat aku kembali, kepalanya sudah terlepas dari tubuhnya. Aku tak memiliki waktu untuk mengumpulkan onggokan pembawa masalah itu sebelum bangunan termakan api." Jelas Sehun sambil sesekali menegak wiskinya. "Ia adalah partner ke tujuhmu yang terbunuh. Kau harus tau cara bekerja dengan tim Sehun." Bukannya memberi selamat atas suksesnya misi kali ini tapi si jendral malah menceramahi Sehun. "Kris, aku tak ingin membahas pentingnya team work. Aku akan menulis laporannya pagi ini. Lain kali berikan aku misi solo." Dengan begitu Sehun menegak wiskinya dan keluar ruangan.

Sehun adalah seorang agen dari organisasi milik negara. Agensi ini berjalan sudah sejak puluhan tahun yang lalu. Mereka bekerja mengungkap kasus2 kriminal kakap kemudian memberi detail lengkapnya pada kepolisian agar segera ditindak lanjuti. Dengan kata lain, mereka adalah kunci pembuka jalan dan kepolisian adalah si pelaksana.

Dalam gedung agensi ini terdapat berbagai macam fasilitas untuk agen-agen yang tinggal di dalamnya. Kantin yang buka 24 jam, tempat gym, apartemen-apartemen mewah, ruang-ruang latihan bela diri, ruang penyimpanan senjata serta ruang hukuman untuk agen yang sulit diatur atau yang melanggar aturan.

Sehun berjalan menuju apartemennya. Besar dan kosong adalah kata yang bisa menggambarkan. Terdapat dapur tanpa alat masak di sebrang ruang tamu. Hanya terdapat satu sofa tunggal yang menghadap ke arah TV dalam ruang tamu ini. Satu kamar tidur luas dengan king sized bed serta walk in closet yang penuh dengan pakaian berwarna hitam.

Sehun berjalan ke kamar mandi, melucuti semua pakaiannya dan menatap bayangan dirinya di cermin. "Kupikir ini akan menjadi tantangan, ternyata sama saja." Ia membasuh darah kering di pelipisnya dan masuk ke bilik shower.

**

"Kau muncul juga akhirnya!" Sehun keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan hanya dengan celana hitamnya. "Jangan berlebihan, aku hanya menghilang sehari." Sehun menjawab tanpa menolehkan kepalanya. "Kita bisa keluar jika kau mau. Aku berencana pergi ke bar untuk minum malam ini." Sehun sibuk dengan ponselnya. "Apa kau berencana menculikku?" Sehun menyipitkan matanya. "Aku akan berpikir ratusan kali untuk hal itu." Jawabnya. "Kita harus briefing misi malam ini." ini bukan pertama kalinya Sehun menolak ajakan Lay. "Kalau begitu pergi minum denganku setelah briefing, aku akan menunggumu." Lay adalah agen pangkat 5 seperti Sehun. Ia tipe orang yang terlalu ramah untuk pembunuh bayaran seperti mereka. Ya, pembunuh bayaran. Mereka sering ditugaskan untuk menghabisi nyawa seseorang untuk menghambat jalannya kasus-kasus kriminal besar.

Peaky PerilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang