Chapter 12
Sehun masih duduk diposisi yang sama, di tengah ranjang dengan kaki lurus dan tatapan memandang sebuah lukisan yang digantung di dinding di hadapannya. keluar dari mansion ini tak akan sulit bagi Sehun. ia mengenal seluk beluk tempat ini dengan baik. Jika Sehun mau, ia dapat membuka pintu kamarnya dengan mudah, menyelinap ke garasi dan pergi dengan salah satu mobil yang terparkir disana. Atau menyelinap melalui pintu belakang dan melarikan diri ke arah hutan. Hal-hal itu sangat mudah dilakukan dan Sehun sadar ia mampu melakukannya. Tapi Sehun memilih untuk tinggal disini tanpa perlawanan apapun.
Lalu apa lagi yang ia tunggu? Sehun sendiri tak tau. Kembali ke agensipun tak akan membuat semua menjadi lebih baik. Kris disana, ia yang bertugas untuk mengontrol misi agar Peaky Peril dapat melakukan pekerjaan mereka dengan mudah. Yang berarti, selama ini Sehun juga bekerja untuk Peaky Peril secara tak langsung. Ia tak akan bisa keluar dan melarikan diri dari bayangan Peaky Peril dengan mudah. Apa yang harus ia lakukan? menunggu hingga Kai bosan dan muak dengannya dan meninggalkannya? Sehun tertawa rendah karena ia tak pernah merasa se stuck ini sebelumnya.
Pintu kamarnya terbuka tanpa ketukan, Kai muncul dengan tiga kancing baju terbuka. ia kembali menutup pintu itu dengan bantingan kencang. "Kemarilah.." Kai menarik pergelangan kaki Sehun ke arahnya dan duduk di perut Sehun, ia mengunci pergelangan tangan Sehun di atas kepala. Sehun melawan, namun posisi Kai yang menguntungkan membuatnya berhenti mencoba dan melihat apa yang akan dilakukan Kai. "Sudah selesai memberontaknya?" Kai memandang mata Sehun, detik selanjutnya ia mempertemukan bibir mereka berdua. Sehun terkejut, ia melihat Kai menutup mata dan menggerakkan bibirnya dengan lembut. Kai menyapu bibir Sehun dengan lidahnya, menggigitnya pelan kemudian menghisapnya. Sedangkan Sehun masih terdiam membisu tak membalas ciuman Kai sama sekali. "It is very rude to kiss someone with your eyes open." Kata Kai dengan posisi bibir mereka yang masih bersentuhan.
"What the fuck are you doing?" Tanya Sehun. Kai berhenti dan memberi mereka sedikit ruang untuk memandang raut Sehun. "Aku merindukanmu." Sehun tertawa rendah mendengar kalimat pendek Kai. "Setelah semua kebohongan yang kau sodorkan kepadaku, kau berharap aku akan mempercayai dua kata itu?" Kai menggeleng, "Aku selesai memaikan peranku Sehun. Kau tau semuanya. Dan satu hal yang harus kau ketahui, aku bukan pria yang suka berbohong." Kai mengecup pipi kanan Sehun. "Aku selalu benci kebohongan. Karena itu aku sangat membenci tiap detik yang kita habiskan bersama. Bukan karena aku tak menikmatinya, karena aku benci fakta bahwa aku saat itu sedang memainkan peran." Kai kembali mengecup pipi kanan Sehun lagi. "Terserah." Sehun memutar matanya. "Aku melihatmu tertidur semalam. Cantik dan sangat.. menggoda." Lanjut Kai, ia memberi rahang Sehun kecupan-kecupan basah.
"Dan kau masih bersikeras meyakinkanku bahwa kau tak mencintaiku?" Sehun merasa seringaian Kai di lehernya. "Aku memang tak mencintaimu, bukan berarti kau tak menarik perhatianku." Kai melepas cengkramannya pada pergelangan tangan Sehun. Ia membelai pipi kiri Sehun. Sehun memejamkan matanya secara tak sadar. Tak dipungkiri Sehun sangat merindukan Kai. "Aku senang melihatmu tidur." Kata Kai. Sehun menghirup aroma Kai, perpaduan iliac dan sandalwood. Sangat menenangkan. "Menilai dari caramu membangunkanku pagi tadi, rasanya aku akan mempercayaimu." Kai tersenyum miring. "Aku senang melakukannya, bahkan saat kau tertidur dalam apartemenmu di agensi. Seperti kucing kecil yang sedang mengalami mimpi buruk. Aku sering mendapatimu memanggil namaku."Kekeh Kai pelan, Sehun tak tau apa yang harus ia percayai. Kalimat yang keluar dari mulut Kai terdengar sangat manis dan Sehun sangat ingin mempercayainya. Jika ia memang tak mencintai Sehun, lalu untuk apa ia repot-repot mengunjungi kamarnya hanya untuk melihat Sehun tertidur?
Kai kembali mencumbu bibir Sehun. Ia menyelipkan lengannya ke balik punggung Sehun dan mendorongnya untuk memperdalam ciuman mereka. Sedikit demi sedikit, Kai berhasil menghancurkan tembok pembatas yang dibangun Sehun. Sehun membiarkannya memasuki menghisap dan memainkan lidahnya. Ia bahkan mulai menutup mata dan mengusap pelan punggung Kai. Ciuman mereka terputus saat Sehun mendongakkan kepala karena Kai meremas kejantanannya. "You turned me on the moment i walked in this room." Bisik Kai pada leher Sehun. Kai menyelipkan tangannya kedalam celana Sehun. Cairan precum membasahi dinding celana dalamnya. Kai menggesekkan miliknya yang juga telah tegang dengan milik Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peaky Peril
ActionSehun adalah seorang agen pangkat 5. ia sering ditugaskan untuk menyelesaikan kasus-kasus kriminal kelas kakap. Menjadi agen sama dengan menjadi pembunuh bayaran, karna tugasnya berbeda dengan aparat kepolisian yang harus meminimal kan jumlah korban...