Peaky Peril 15

567 72 48
                                    

Chapter 15

Ingatan Sehun kembali pada masa-masa saat ia dikarantina dalam agensi. Sehun kecil mendapat pendidikan untuk mengasah ketajaman berpikir serta kelincahan untuk membela diri. Saat itu Sehun dilatih bersama dengan beberapa anak lainnya. Sehun menonjol dalam kecepatannya menangkap sesuatu. Mempelajari suatu hal dalam waktu singkat adalah bakat alami Sehun. Sehun kecil adalah tipe anak yang ceria. Ia senang bersenandung kecil saat ditugaskan menyelesaikan suatu teka-teki. Katanya bersenandung dapat menajamkan konsentrasinya.

Berbeda dengan karakter anak-anak lain yang juga mengikuti pendidikan ini yang cenderung pendiam dan suram, Sehun adalah tipe anak yang jenaka. Sering kali ulahnya membuat pelatihnya tertawa. Ia senang berbagi dan juga patuh dengan perintah. Ia selalu mendapat peringkat tertinggi hampir dalam semua hal. Kecuali dalam ilmu komputer. Ia selalu berada di posisi kedua. Karena posisi pertama diduduki oleh seorang anak laki-laki yang memiliki suara kencang. Para pelatih memanggilnya Jongdae.

Semua anak yang direkrut memiliki kisah mereka masing-masing, kebanyakan bukan kisah bahagia yang penuh dengan pelangi dan pegasus. Karena itu mereka telah memiliki kecacatan karakter sejak dini, dan dengan pelatihan ini, agensi berusaha mengubah kecacatan karakter itu menjadi ujung tombak yang tajam supaya anak-anak tersebut dapat bertahan dan dimanfaatkan.

Jongdae dua tahun lebih tua dari Sehun. Mereka berteman sejak keduanya masih kecil. Sehun memang memiliki karakter ceria, dan hal itu yang membuatnya menonjol diantara yang lain. Sedangnya Jongdae memiliki karakter tenang dan penyabar. Ia dapat mentoleransi tingkah kekanak-kanakan Sehun dan karena hal itulah mereka berdua cocok untuk satu sama lain.

Sehun bergegas menuju ruang rapat para agen. ruangan yang biasa digunakan para agen untuk brainstorming atau menyusun rencana. Dalam ruangan tersebut Lay dan seorang agen pangkat empat bernama Yugyeom duduk berhadapan. Badan Yugyeom bergetar hebat dan kepalanya menunduk. Tubuhnya dipenuhi luka memar dan darah kering mengalir dari balik telinganya. Sehun membuka pintu dengan tenang lalu duduk di samping Lay. "Apa yang terjadi." Tanyanya pada mereka berdua. Lay tak menjawab karena ia tak terlibat dalam kejadian ini. Beberapa waktu berlalu dan Yugyeom masih tak membuka mulut.

"Aku disini bukan untuk melihat kalian duduk berdiam diri." Kata Sehun lagi dengan nada yang tenang. "Seseorang menyuntikan softdrug pada nadinya, efeknya menghilang secara berangsur. Ia akan siap menjawab pertanyaanmu sesaat lagi." Jawab Lay. "Bagaimana dengan Kris?" setiap agen yang menyelesaikan misi mereka, berhasil ataupun gagal, wajib melapor pada Kris setelah mereka kembali ke agensi. "Kris mendapat rekaman cctv kejadian, dan memberi Yugyeom waktu untuk memulihkan kondisinya." Sehun mengangguk mengerti. Mengintrogasi seseorang yang sedang terpengaruh narkoba sama saja berbicara dengan seekor sapi.

"Lalu mengapa kau disini?" tanya Sehun pada Lay. "Aku ditugaskan Kris untuk menjemput mereka berdua." Sehun mengangguk mengerti. Terkadang Kris sering mengirim bantuan tambahan jika suatu tim menghadapi kesulitan. Beberapa menit berlalu tanpa sepatah kata dari mereka bertiga. "Kau terlihat tenang." Kata Lay. "Aku sudah terbiasa ditinggalkan." Jawab Sehun singkat. Lay tak ingin bertanya lebih jauh jika hal itu mengandung 'meninggalkan dan ditinggalkan.'

"Aku disana.." Kata Yugyeom. "Senior agen Kim Jongdae kembali kedalam gedung.. untuk menyelamatkanku." Sehun tak bergerak sama sekali. "Sebenarnya ia bisa saja meninggalkanku, tapi ia tak melakukannya. ia kembali, saat itu aku setengah sadar karena mereka telah menyuntikkan narkoba kedalam nadiku."

"Siapa mereka dan apa yang mereka lakukan?" tanya Lay. "Ini adalah misi penggrebekan narkoba. Milik Agmong. Senior agen Kim melawan mereka dengan berani. Namun kami kalah jumlah. Awalnya mereka akan menyiksaku sampai aku mati. Namun kemunculan Senior agen Kim mengubah skenario mereka. Seorang pria yang ditakuti Agmong muncul dari gerbang depan dengan beberapa pengawalnya." Yugyeom mengangkat kepalanya dan memandang Sehun. "It was Kai Kim." Sehun berusaha untuk mengontrol emosi serta raut wajahnya. "Dia yang membunuh senior agen Kim, dan membiarkan aku hidup."

Peaky PerilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang