Peaky Peril 8

359 49 6
                                    

Chapter 8

Seperti malam musim panas pada umumnya, matahari tenggelam lebih larut, suhu udara menghangat mespikun sedikit berangin. Jaket tebal khas musim dingin tak lagi dibutuhkan. Sehun bahkan hanya mengenakan kaos dan celana cargo putih. Berbeda dengan Kai, ia masih dengan pakaian formal berwarna gelap tanpa jas. Mereka memutuskan untuk berjalan menelusuri hutan di belakang mansion untuk menghilangkan kejenuhan.

Area hutan yang terbilang luas namun masih berada dalam lingkup Peaky Peril membuat mereka tak khawatir akan maniak yang sedang memburu grand line. Hanya dengan cahaya rembulan mereka duduk di sebuah bangku di pinggir danau. Seakan tak mempedulikan keadaan sekitar, diantara pepohonan tinggi yang mengelilingi mereka, mereka mencumbu satu sama lain. "Seharusnya kita tak melakukan ini disini." Sehun menarik kepala Kai manjauh dari lehernya. Cahaya rembulan menerangi sisi kiri wajah Kai, senyuman terlihat. "Disini kau bisa berteriak sesukamu." Kai memindahkan tubuh Sehun pada pangkuannya lalu menarik lepas kaos putih Sehun. "Kau benar-benar cantik Sehun." Kai memandang lekuk tubuh Sehun.

Sehun menarik Kai kedalam pelukannya. Kecupan basah ia rasakan di area dada dan bahunya. Sapuan lidah, hisapan dan gigitan menyusul setelahnya. Ia yakin Kai akan meninggalkan banyak warna merah di kulitnya. "Kau tegang." Sehun meraba kejantanan Kai. "Kau juga." Kai memindahkan tubuh Sehun tepat di atas kejantanannya. "Kai, let me.." Sehun turun dari pangkuan Kai dan memposisikan dirinya berlutut di antara kaki Kai. Kai mengecup dahi Sehun saat tangan Sehun sibuk membuka kancing dan resleting celananya. "Aku sangat mencintaimu." Bisik Kai. Sehun mengehentikan kegiatannya lalu memandang Kai. "Aku juga sangat mencintaimu." Sehun meraih bibir Kai dan menghisapnya pelan.

Tangannya sibuk memberi kejantanan Kai pijatan-pijata pelan. Merabanya dan memerangkapnya dengan dua tangan. Menariknya keatas lalu memainkan ujungnya. Kai mengerang rendah di depan bibir Sehun dan Sehun menyukainya. Sehun mengusap ujung milik Kai dengan ibu jari saat cairan precum keluar membasahi permukaan kulitnya.

Sehun menyusuri rahang dan leher Kai dengan bibirnya. Sehun menghentikan semua kegiatannya lalu memandang Kai dengan pandangan polosnya, Kai tertawa rendah "Mengapa berhenti?" Sehun menarik kemeja Kai, "Kau masih menggunakan ini." dan detik berikutnya Kai membuka semua kancing kemejanya, Sehun tersenyum. "Begini lebih baik." Sehun kembali mengecupi dada dan perut Kai.

Ibu jarinya yang memainkan ujung milik Kai kini digantikan oleh lidahnya. Memutarinya dan membasahinya dengan saliva, mengapitnya dengan bibir dan menghisapnya pelan. Sehun memejamkan matanya menikmati sensasi dalam mulutnya. Erangan rendah Kai kembali terdengar, ia tersenyum karena Kai juga menikmati apa yang ia lakukan. Sehun membawa bibirnya menyusuri permukaan kulit Kai, lalu kembali keatas dengan jilatan panjang. Milik Kai terasa sangat pas dalam genggamannya, besar dan kuat. Urat yang muncul di permukaan menandakan bahwa ia telah tegang sempurna.

Sehun memasukkan semua milik Kai kedalam mulutnya dengan gerakan pelan agar tak menyentuh giginya. Ia dapat merasakan urat-uratnya dengan lidah. Sehun memompa bagian yang tak dapat ia jangkau sembari bergerak pelan. "Fuck.." umpat Kai. Sehun tau Kai sangat menikmati ini. Kai bergerak mengikuti tempo yang Sehun atur, ia berkedut di dalam mulut Sehun. Sehun dapat merasakannya. Sehun memindahkan mulutnya ke bagian ujung Kai dan menghisapnya sedangkan kedua tangannya bergerak memberi kenikmatan. Tak lama kemudian Kai meledak dalam mulut Sehun. Sehun menerimanya dengan baik dan menelannya hingga tak tersisa. Nafas Kai menderu dan Sehun menyukainya.

Setelah Kai selesai, ia memandang Kai dengan senyuman manis. Benang saliva menghubungkan ujung kejantanan Kai dengan bibir bawahnya. "Such an amazing creature you are." Puji Kai. Sehun masih tersenyum. Kai kembali tegang setelah beberapa saat. Ia kembali memasukkan milik Kai kedalam mulutnya untuk membasahinya dengan saliva, kemudian berdiri dan melepas celananya. "Aku tak peduli dimana kita sekarang, aku ingin kau ada di dalamku." Kata Sehun sambil merangkak ke atas pangkuan Kai. Kai meraih pinggang Sehun dan mengarahkan miliknya pada milik Sehun.

Peaky PerilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang