part 1
Sehun dan Lay turun dari pesawat hanya dengan dua koper hand bag. Sayang sekali mereka tidak sedang liburan. Setelah kurang lebih 22 jam berada di pesawat akhirnya mereka sampai di Schiphol Amsterdam. Musim semi di Belanda tidak seperti di Korea. Untuk ukuran musim semi, disini masih terbilang dingin. Thermometer pada sebuah hotel di depan bandara menunjukkan angka 10°C. Angin berhembus kencang karena angin memang salah satu ciri khas negara ini. Tanah basah karena hujan gerimis yang tak ada habisnya. "Suhu masih 10°C dan mereka keluar hanya dengan celana pendek?" tanya Lay.
"Mereka terbiasa dengan suhu dingin." Sehun dan Lay dijemput oleh seorang supir yang telah disiapkan oleh agensi. "Kalian hanya membawa koper ini?" tanya pria asia paruh baya itu. Sehun dan Lay saling bertatapan. "Sayangnya kami kesini untuk menjalankan bisnis, bukan untuk berlibur." Jawab Lay. "Sayang sekali, padalah kalian datang tepat waktu. Musim semi adalah musim bunga. Berkunjunglah ke Keukenhoof jika ada waktu." Pria itu memasukkan koper mereka ke bagasi kemudian ikut bergabung dalam mobil. "Kauken apa?" Tanya Sehun. pria itu tersenyum, "Keukenhoof, taman bunga terbesar di Eropa. Kalian tau, pendapatan negara terbesar tiap tahun dipegang oleh sektor pariwisata. Karena itu kalian akan menemukan banyak turis disini. Ditambah lagi ini musim semi. Aku yakin jalanan pasti macet karena bus pariwisata." Jelas pria itu panjang lebar.
"Negara yang indah." Kata Sehun sambil melihat suasana jalanan. Banyak sungai, kanal dan taman. "Ya, Belanda memang negara yang indah. Tak ada korupsi dan penduduknya cinta lingkungan. Kalian tau Greenpeace? Anggota terbesar Greenpeace berasal dari Belanda." Jelas pria itu lagi. "Yah, namun aku dengar penduduk disini membayar pajak yang besar jumlahnya." Kata Sehun. Pria itu tersenyum. "Kau benar. Pajak di Belanda memang terbilang tinggi jika dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Tapi itu semua juga untuk rakyat, fasilitas publik yang sangat memuaskan, lingkungan bersih dan indah serta saat tua nanti kita akan diberi uang jaminan tiap bulan." Pria itu terdengar puas dengan kinerja pemerintah.
Mereka beruntung karena ini bukan jam sibuk. Sebuah apartemen menjadi tujuan mereka. Tak tanggung-tanggung mereka mendapat apartemen mewah dengan dua kamay yang memiliki sebuah pintu tembus jika keduanya butuh berdiskusi. Lengkap dengan dapur dan ruang keluarga. "Agensi tak pernah main-main jika menyangkut misi prioritas." Kata Lay. Sehun membuka kopernya dan mengeluarkan alat untuk mengecek keberadaan kamera tersembunyi atau alat penyadap. "Kau selalu melakukan ini?" tanya Lay saat Sehun berjalan kesana kemari memeriksa keadaan ruangan. "Aku hanya ingin memastikan semua aman dan tak ada orang yang akan mendengar diskusi kita." Jawab Sehun. "Kau ini paranoid sekali." Kata Lay, namun perkataannya bertentangan dengan yang ia lakukan karena detik selanjutnya ia membuka kopernya dan mengeluarkan alat scan metal kemudian melakukan hal yang sama seperti yang sedang Sehun lakukan. Amunisi dan senjata akan dikirim ke kamar mereka 18 jam dari sekarang, kini tugas mereka hanya menunggu.
Makan malam diantar ke kamar mereka tepat pukul 18.00, namun mereka memutuskan untuk makan bersama di kamar Sehun sambil mereview rencana mereka. "Makanan mereka payah." Komplain Lay. "Belanda memang tak memiliki cita rasa makanan yang luar biasa. Kau tau makanan khas penduduk disini? Haring, sepotong ikan mentah yang dimakan dengan roti, mentega dan potongan bawang merah." Lay memimikkan orang yang sedang muntah karena membayangkan makanan tersebut.
"Aku tak tau ternyata ada yang lebih buruk dari pada kepala kambing rebus." Jawab Lay. "Kau pernah makan kepala kambing rebus?" Tanya Sehun dengan raut jijik. "Yeah, I know its gross."
Ooo ooO
Tim IT yang disediakan Kris telah menambahkan Sehun dan Lay sebagai penjaga cel. Kini keduanya telah bediri di pos masing-masing dengan ear piece ditelinga mereka. Tim IT Kris menyadap gelombang radio UNDU sehingga mereka dapat memberi arahan pada Lay dan Sehun menggunakan earpiece yang mereka dapatkan dari UNDU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peaky Peril
ActionSehun adalah seorang agen pangkat 5. ia sering ditugaskan untuk menyelesaikan kasus-kasus kriminal kelas kakap. Menjadi agen sama dengan menjadi pembunuh bayaran, karna tugasnya berbeda dengan aparat kepolisian yang harus meminimal kan jumlah korban...