Peaky Peril 13

459 80 31
                                    

Chapter 13

Sehun duduk memandang langit malam. Hembusan angin menyibak rambut hitamnya yang mulai panjang. Bulan purnama yang sesekali tertutup awan menjadi temannya. Rautnya terlihat kalut dan tangannya terus terkepal. Setelah apa yang terjadi beberapa saat yang lalu, bukan patah hati yang Sehun rasakan, melainkan amarah yang entah bagaimana ia harus melampiaskannya.

"Semua ini adalah permainan keparatmu sejak awal, dan kini kau berusaha memutar fakta, bermain peran dan berdusta." Kata Sehun dengan nada rendah. Kai adalah sumber dari segala permasalahannya. Semua yang ia lakukan akan selalu berhubungan dengan Kai. Dan disini ia sendiri tak mengerti apa yang harus ia percayai.

Flashback

Sehun memandang Kai dengan tatapan terkejutnya. Jauh di lubuk hatinya ia yakin bahwa Kai tak akan menolongnya, namun hal itu dipatahkan saat Kai menangkap tangannya dan menariknya kembali ke lantai. Kai menyeret tubuh Sehun kembali duduk di kursi, sedangkan ia bediri di hadapan Sehun dengan nafas tersenggal. Pandangan Sehun tertuju pada aliran darah yang mengalir dari lengan Kai dan menetes menodai lantai. Dia lompat menangkap tangan Sehun dan tentu saja tangannya tergores kaca pada pinggir dinding.

Lengan jasnya juga robek, menunjukkan kulit merah berlapis darah. "Kau mencintaiku." Kata Sehun. Kai memandang Sehun dengan senyuman tipis, tak menyangkal atau mengiyakan pernyataan Sehun. "It is what it is Sehun." dengan begitu Kai membalikkan badan dan memungut pedang tersebut. meninggalkan Sehun dengan tanda tanya besar. Apakah Kai benar-benar mencintainya? Sehun tidak tau.

Flashback ends.

Lamunan Sehun terganggu dengan suara bel apartemennya. Hanya ada satu manusia di bumi ini yang berani menekan bel apartemennya berkali-kali seperti ini. Setelah pembajakan gedung, ia tau cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Ia membuka pintu lalu berjalan ke dapur tanpa mengatakan sepatah kata. "Apa yang baru saja terjadi?" Jongdae duduk di counter dapur dan meneguk bir yang ada di atas meja. "Wel, Kai baru saja mampir." jawab Sehun singkat.

"Dan Kai mampir karena ia ingin mengambil sesuatu, apa kau tau tentang hal ini?" Sehun menghela nafas panjang. "Jongdae, aku mulai mempertimbangkan untuk mendorong pisau ini kedalam tenggorokanmu." Jongdae kembali ingat bahwa ia sedang berbicara dengan Sehun versi 'psycho'. "Baiklah aku akan mengganti pertanyaanku. Kau ingin keluar? Sepertinya kau butuh sedikit udara segar." Sehun memandang Jondae. Untuk kesekian kalinya hari ini, ia kembali menghembuskan nafas panjang.

0000000000

"Dari mana kau tau tempat seperti ini?" tanya Sehun, ia duduk bersandar pada kap mobilnya. "Aku mengetahui banyak hal di dunia ini Sehun. kecuali tentang Peaky Peril." Sehun membuang muka saat Jongdae kembali menyebut nama itu. "Alright alright.. aku akan lebih hati-hati dan tidak akan menyebut the P word ketika kita bersama." Jawab Jongdae. "Hal-hal seperti ini termasuk illegal dan pemerintah tak melakukan apapun." Kata Sehun. Jongdae menyalakan rokoknya, ia juga sedang bersandar di kap mobilnya. Perhatiannya tertuju pada gadis yang baru saja melewati mereka berdua. "Jesus, roknya pendek sekali." Bisik Jongdae pelan pada dirinya sendiri. Sehun memutar matanya.

Sehun memandang keadaan sekitanya. Di tempat seperti ini biasanya transaksi penjualan narkoba sering terjadi. Namun Sehun dan Jongdae tidak sedang dalam misi, mereka hanya ingin menghirup udara segar. Suara musik terdengar kencang, seorang DJ memainkan peralatannya dari sebuah mobil modifikasi. Mobil-mobil balap maupun mobil klasik mahal terparkir rapi di pinggir jalan. Wanita-wanita berpakaian minim terlihat lalu lalang memamerkan kemolekan tubuh mereka. Dan pria-pria yang dapat dibilang pria 'liar' memenuhi tempat ini.

"Ini jelas bukan tempat anak-anak dengan uang jajan pas-pasan melampiaskan kepenatan mereka." Kata Sehun. jongdae menggelengkan kepalanya, "Ya, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak orang kaya atau para pengusaha berkantong tebal." Jongdae mengamati keadaan sekitarnya. "Sejak kapan acara seperti ini diadakan?" tanya Sehun. "Well, kau benar balap liar adalah hal ilegal, karena itu mereka sering berpindah tempat. Tak jarang mereka bermain kejar-kejaran dengan polisi." Sehun mengangguk mengerti.

Peaky PerilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang