Chapter 17
Langit malam mulai gelap. Hembusan angin yang masuk melalui jendela yang setengah terbuka membuat suasana canggung ini semakin dingin. Langit tak berbintang dan bulan yang tertutup awan seolah pertanda bahwa semesta tak ingin menyaksikan kebersamaan dua mahluk ciptaan tuhan ini. Sehun duduk menghadap balkon, sambil memutar cocktail dalam gelasnya. Aroma cologne yang Sehun kenal tercium beberapa detik setelah pintu kamar mandi terbuka.
"Apa diskusi kita barusan membuatmu sakit kepala?" Kai berjalan menuju Sehun. "Aneh rasanya melihatmu mengenakan piyama berbahan satin." Dengus Sehun. "Ada yang salah dengan piyama ini?" Kai menarik piyamanya berusaha mencari keanehan yang disebutkan Sehun. "Aneh saja melihatmu dengan pakaian lengkap saat kita sedang berdua, biasanya kau selalu ingin telanjang." Kai tersenyum miring. "Ah Sehun, tak perlu basa-basi. Kau ingin aku telanjang?" Kai menarik celananya kebawah dengan kilat dan melepas kancingnya dari atas namun baru sampai di kancing kedua Sehun melempar gelas cocktailnya ke dinding. "Apa aku terdengar sedang ingin bercanda?" tanya Sehun dengan suara dingin. Kai memasang raut kecutnya dan kembali menarik celananya ke atas. "Kau terlihat marah, dan.. cantik." Kai menyibak rambutnya yang setengah basah kebelakang, meninggalkan beberapa anak rambut terurai di dahinya.
"Apa yang ingin kau lakukan kepadaku sekarang?" tanya Sehun. Kai menghela nafas panjang. "Kau ingin aku melakukan apa kepadamu?" Tanya Kai dengan nada serius. "Aku bertanya apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?" tanya Sehun lagi dengan nada kesal yang kental. "Aku ingin melakukan apa yang kau inginkan untuk kulakukan." Jawaban rumit Kai membuat Sehun sakit kepala "Aku tidak tau kau ternyata memiliki sifat kekanak-kanakan." Kai membelai rambut Sehun. "Kau selalu berburuk sangka kepadaku, bahkan saat aku sedang jujur." Sehun menjauhkan kepalanya dari jangkauan Kai. "Setelah segala sesuatu yang kau lakukan kepadaku, kau berharap aku berprasangka baik terhadapmu?" Kai tersenyum tipis meskipun Sehun tak melihatnya. "Tidak bisakah kita tidak membicarakan masa lalu? tidakkah kau bosan selalu membahas hal yang sama tiap kali kita bertemu?" Sehun tak menjawabnya, ia masih memasang raut yang penuh dengan kebencian.
"Kau tau Sehun, pintuku terbuka lebar. Mansion ini tak seketat UNDU, melarikan diri dari sini pasti sangat mudah bagimu. Saat aku mandi, kau memiliki kesempatan untuk melarikan diri tapi kau memilih untuk tinggal." Kai meraih dagu Sehun agar ia menatap matanya. "Kau banyak bicara." Jawaban acuh Sehun membuat Kai semakin ingin menggodanya. "Bukankah itu normal? Jika seseorang merasa nyaman dengan orang lain, maka ia akan banyak bicara dan melakukan hal-hal yang out of character." Sehun memutar matanya. "Aku yakin kau bisa melihat bahwa aku tidak sedang melompat bahagia dengan situasi kita sekarang."
Kai berjalan ke ranjang dan duduk bersandar ditengahnya. Ia mematikan lampu dengan remot kontrol dan menyalakan perapian elektris yang terletak di bawah layar tv. Ia menyalakan beberapa lilin aromatik yang terletak di nakas. "Polly bilang aroma lilin ini akan membantu untuk tidur lebih nyenyak." Kai menepuk bagian kosong di samping kanannya, mengisyaratkan Sehun untuk menempatinya. "Sekarang kau ingin tidur denganku?" dengus Sehun. "Sekarang sudah hampir pagi Sehun, kau pasti lelah. Tidak bisakah kau lupakan egomu untuk malam ini saja? Besok pagi kau bisa membenciku sesukamu." Sehun terlihat sedang mempertimbangkan ajakan Kai. "Aku janji aku tak akan melakukan hal-hal aneh, kecuali jika kau menginginkannya." Kai tersenyum miring pada akhir kalimatnya dan Sehun menjawabnya dengan decihan kencang. "Aku hanya bercanda. Aku janji kita hanya akan tidur and that's it."
Memang benar ia lelah, rasanya ia sangat ingin berbaring dan memejamkan matanya. Ditambah lagi tungku elektris yang memancarkan sinar dan kehangatan membuat matanya semakin berat. Namun disisi lain ia tak ingin terlihat lemah didepan Kai. Dengan benteng tebal yang melindungi hatinya Sehun menarik nafas dalam dan berjalan menghampiri Kai. Ia berbaring di samping pria itu dengan santai seolah Kai bukanlah pria yang ia benci. Sehun tau pasti ada belasan kamar kosong lain di mansion ini dan ia tau Kai pasti akan mengijinkannya menempatinya jika ia memintanya, namun Sehun tak ingin melakukan hal itu. Ia menarik selimutnya dan tidur membelakangi Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peaky Peril
ActionSehun adalah seorang agen pangkat 5. ia sering ditugaskan untuk menyelesaikan kasus-kasus kriminal kelas kakap. Menjadi agen sama dengan menjadi pembunuh bayaran, karna tugasnya berbeda dengan aparat kepolisian yang harus meminimal kan jumlah korban...