Joshua

496 29 2
                                    



"Ya! Kim Mingyu!! Lepas ih" Mingyu kali ini bener ngelepas cengkraman tanganya dari tanganku. Nyesel aku bukain pintu buat dia, yang tiba-tiba langsung narik tanganku tepat saat aku bukain pintu buat dia—karena dia brisik banget sumpah. Aku lagi enak-enakan sarapan, siap-siap buat pergi ke cafe e malah si bongsor satu ini ngetuk pintu apartemenku dengan brutal.

"Noona kalau nggak gini nggak bakal mau nemuin Shua Hyung!" Aku menghela napas. Udah seminggu aku dan Joshua marahan—karena hal yang sepele padahal. Tapi nggak tau kenapa rasanya marah dan kecewa.

Dan selama seminggu ini Joshua selalu nyempetin dateng ke apartemen. Nggak masuk karena aku udah ganti nomor password, tapi nyelepin surat dikolong pintu.

10 menit didepen pintu rumah, cuma bilang 'i love you'. Aku tau karena tiap dia datang pasti menjelang waktu tidur—sekitar jam 22.30 KST, dan pasti aku nyalain layar intercome buat bisa liat wajahnya saat bilang i love you.

Sedih. Wajahnya sedih, capek dan kalut. Disisi lain dia harus profesional, tapi disisi lain dia juga sakit hati karena kuperlakukan gini.

"Tapi kamu gangguin aku lagi sarapan, Mingyu! Aku juga marah sama kamu lo! Kamu gak bilang aku dulu kalau ngajakin Joshua—Cebu"

"Noona kekanakan!" Dikatain begitu sama yang lebih muda itu rasanya—sakit.

Aku diem aja nggak gubris omongan Mingyu. Balik arah ninggalin Mingyu.

Namanya laki-laki. Pasti tenaganya lebih kuat daripada perempuan. Buktinya baru berapa langkah aku ninggalin Mingyu, dia udah nggapai tanganku dan narik aku ketembok—dia mepetin aku ketembok. Kalau Joshua tau pasti Mingyu bakal dihajar habis-habisan. Kalau kaya gini jadi berharap ada Joshua. Soalnya Mingyu itu—

"Noona, hatimu udah bukan buat Hyung? Gimana? Udah buka hatimu buat aku?"

—Mingyu, pernah bilang kalau dia suka sama aku. Biasa aja sebenernya. Tapi dibelakang Joshua dia naruh perhatianya buat aku. Dulu, aku sempat goyah sama perasaanku dan Mingyu tau. Dia jadi makin protektif, bahkan melebihi Joshua. Aku nggak tau kenapa dia malah ribut, buat memperbaiki hubunganku sama Joshua.

"Noona! Aku udah ngalah sama Hyung, harusnya Noona jangan begini. Kalau Noona kaya gini—menghindar dari Hyung itu membuatku semakin yakin kalau Noona udah gak ada perasaan ke Hyung. Dan aku juga semakin ingin buat Noona jadi milikku. Tolong, Noona. Jangan buat aku disituasi yang sulit"

"Kamu sendiri yang mempersulit, Mingyu"

"Aku tau. Makanya Noona tolong pastiin hubungan Noona dengan Hyung! Aku siap gantiin Hyung kalau Noona mau putus sama Hyung"

"Aku nggak bakal putus sama dia, Mingyu. Aku cinta sama Joshua!"

"Tapi Noona sempat goyah!" Aku kaget. Mingyu ngomong gitu sambil mukul tembok pas disamping kepalaku.

"Itu dulu Mingyu! Itu udah lama banget! Oke aku minta maaf kalau sempet menerima perhatianmu ke aku. Kamu berhak dapat yang lebih baik, Gyu. Aku percaya itu" Mingyu menunduk.

"Tapi aku sayang sama Noona"

"Tapi aku sayang sama Joshua, Mingyu-ya. Dah sekarang aku mau nemuin Joshua. Aku bakal berhenti buat marahan sama dia. Itu yang kamu mau kan? Aku nggak akan putusin Joshua. Terima kasih Mingyu. Kalau nggak gini aku nggak bakal mantebin hubunganku sama Josh" Aku tersenyum ngangkat kepala Mingyu, neken dikit pipinya sampe bibirnya maju. Lucu.

"Udah dong! Kan kita masih bisa deket. Kalau kamu kaya gini aku malah gak mau deket sama kamu!" Bibir Mingyu udah ngerucut, sekarang tambah manyun karena omonganku.

"Udah ah! Mau ke Joshua dulu. Yuk"

***

"Shua-ya" Aku mengelus lembut rambut Joshua, membangunkanya.

"Minwoo?" aku tersenyum, menunduk untuk melumat bibirnya.

"Hmm. Naya" Joshua kaget langsung memeluku—bahkan ketika aku menciumnya pun dia masih setengah sadar. "Maafkan aku karena terlalu kekanakan"

"Tidak-tidak. Aku merindukanmu" Aku kegelian berusaha menjauhkan kepala Joshua dari leherku.

"Maafkan aku. Badanmu hangat, kamu sakit?" Aku mengusap lembut kening Joshua. Mingyu tadi nggak ngasih tau kalau Joshua demam.

"Hmm" Joshua mengangguk. Memasang muka sok imutnya. "Aku tau gimana biar badanku balik ke suhu normal? Mau nolongin?"

"Gimana caranya?"

Joshua mendekat ke telingaku—dan mengecupnya "Kita cuddling tanpa baju. Eotteo?"

DATING WITH SEVENTEEN (95L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang