Gramed

280 19 0
                                    

Sebulan tepat sudah kehidupan ulfah berjalan normal. Tanpa ada sangkut pautnya dengan tamara. Tak ada kabar atau apapun mengenai tamara.

Ulfah bukan marah kepada tamara. Hanya saja 'siapa sih wanita yang ga berharap sama pria yang memberikan perhatian lebih kepadanya. Tapi ketika pria itu mengecewakannya pastinya dia akan kesal dan kecewa bukan?'

Perasaan wanita itu lembut. Sekali kamu menyakitinya maka tidak ada yang namanya kedua atau ketiga kalinya dia memberi kesempatan untuk kamu kembali menyakitinya.

🐼

Hari ini hari dimana ulfah kembali beraktivitas sebagai mahasiswa. Dalam acara kampusnya kali ini benar-benar membuat tenaga ulfah terkuras habis. Tak hanya tenaga, pikirannya pun ikut terkuras dalam acara ini.

Ulfah harus bisa menghandle seluruh anggota nya pada acara kali ini. Memang para anggota sudah mempunyai tugasnya masing-masing namun ulfah pun tak bisa lepas tangan begitu. Ia harus ikut mengontrol semua anggotanya.

Ketika ulfah sedang berdiskusi dengan divisi acara. Tiba-tiba ada yang memanggilnya dan menyuruhnya untuk segera menemui Pak dekan nya.

Ulfah segera memutuskan untuk menghampiri ruang dekan dengan mata tak lepas dari semua aktivitas yang ada dilapangan.

"Assalamualaikum pak"

"Waalikum salam, silahkan masuk fah"

Ulfah segera masuk dan berdiri diantara kursi disana. Setelah di persilahkan untuk duduk. Ulfah kemudian duduk dengan sopan dan hormat. Ternyata didalam sana tidak hanya ada dekannya tapi seseorang yang tak asing bagi ulfah namun ia lupa pernah bertemu dimana?

"Saya sepertinya kenal kamu. Tapi dimana ya?"-ucap seseorang yang usianya tak jauh dengan pak dekan

"Sepertinya begitu pak. Saya juga kurang mengingatnya pak."-ucap Ulfah sopan

"Pak Hardika ini Naisa Ulfaha Humaira. Anak fakultas ekonomi dan ketua BEM disini."-ucap pak dekan memperkenalkan Ulfah kepada pak Hardika

" Ulfah, ini pak Hardika Bima Pradipta. Dia salah satu bagian terpenting universitas ini. Urusan beasiswa dan pertukaran mahasiswa disini beliaulah yang mengurusnya."-ucap pak dekan memperkenalkan pak Hardika

"Saya dengar kamu kuliah sambil kerja Ulfah? Apa benar?"-tanya pak Hardika kepada ulfah

"Iya pak benar"-jawab Ulfah

Setelah perbincangan mereka yang memakan kurang lebih satu jam itu, akhirnya Ulfah bisa keluar menemui teman temannya.

Ulfah menjadi agak pendiam. Tak banyak yang ia bicarakan kepada rekan rekannya. Dia hanya memantau, tidak seperti biasanya yang ikut campur tangan.

Anggota BEM lainnya agak aneh dengan sikap Ulfah. Cuma mereka memaklumi karena baru saja Ulfah dipanggil pak dekan. Mungkin ada sedikit masalah yang Ulfah pikirkan.

Setelah dirasa ia butuh istirahat, Ulfah duduk di pinggir lapangan. Tiba tiba ada yang menyodorkan minuman dingin di depan Ulfah.

"Nih"

"Ehh sal, makasih" Ulfah menerima minuman dari Faisal

"Kenapa fah?"tanya Faisal

"Gapapa sal. Cuma ada yang dipikirin aja" ucap Ulfah seraya tersenyum menatap lapangan

"Jangan terlalu larut dalam masalah fah. Setidaknya kamu punya tanggung jawab besar disini. Mana Ulfah yang aku kenal? Yang ceria, yang penuh semangat. Kamu liat fah, anggota yang lain juga jadi kurang semangat liat penyemangat nya disini malah lemah. Semangat fah"-ucap Faisal menepuk bahu Ulfah lalu berdiri hendak meninggalkannya.

"Sal'' Faisal membalikan badannya

"Makasih ya" Faisal tersenyum

°

Sore ini jadwal Ulfah sangat kosong. Anggota lain memberikan waktu untuk Ulfah yang sedang banyak pikiran. Makanya tak ada anggota yang menyarankan untuk melakukan rapat anggota .

Pulang kuliah dia langsung pergi ke Gramedia. Dia ingin membeli sebuah buku untuk mengembalikan moodnya.

Menyusuri setiap rak buku adalah suatu kesenangan untuk Ulfah. Ditemani earphone dengan melody yang merdu. Membuat Ulfah betah berlama lama menikmatinya.

Setelah menemukan buku yang ia cari. Kemudian ia membaca bagian belakang buku tersebut. Menarik. Itu yang terlintas dipikirannya. Kemudian baru saja ia berbalik hendak menuju kasir ada seseorang disampingnya. Ulfah tentu kaget hingga ia menubruk orang didepannya.

"Eh maaf ga sengaja"-ucap Ulfah

"Gapapa gue yang salah. Gue kayak ngagetin lu, tiba tiba berdiri disamping lu"-ucap gadis itu

"Iyasi"-gumam Ulfah

"Bumi, tereliye. Lu suka?"-tanya gadis itu

"Iya, ceritanya bagus bagus. Jadi ada sambungannya gitu. Cuma gue belinya baru satu satu dulu"-jawab Ulfah

"Gue Airin. Lu?"-gadis itu memperkenalkan diri

Jutek banget ya ampun- batin Ulfah

"Ulfah. Salam kenal"-ulfah seraya tersenyum

"Hmm"

"Gue ada buku bulan, matahari, bintang. Lu mau gue kasih pinjem? Daripada beli"-ucap Airin namun matanya tak lepas dari buku yang iya baca

"Mauuuu. Serius lu ada? Gue pinjem dongg. Tapi agak lama ya gue balikinnya. Soalnya gue ga bisa cepet cepet nyelesein bacaannya. Gue banyak tugas."-ucap Ulfah hati hati

"Boleh aja. Lu SMP?SMA?"-tanya Airin

"Ehahaha, lu orang kesekian ratus yang bilang gue SMA atau SMP . Gue ga aneh sii. Btw gue SE muda itukah?-tanya Ulfah terkekeh

"Lah salah gue? Terus? Kayaknya umur gue sama lu sama atau ga umur lu dibawah gue?"-tanya airin lagi

"Gue kuliah. Baru 20thn umur gue. Lu sendiri?"-tanya Ulfah balik

"Lah anjirr, gue masih SMA kelas 2 baru 17thn. Tau gitu tadi gue panggil kakak dahh."-ucap Airin tertawa

"Yaelah beda 3thn doang. Nyantai ajaaa. Lu panggil gue Ulfah juga gue mah ga masalah."-ucap Ulfah

"Kakak Ulfah hahahaha"-ucap Airin tertawa

"Serah lu Rin. Gue balik dulu ya. Takut kemaleman."-pamit Ulfah

"Bareng gue aja yu. Gue bawa mobil"-ajak Airin

"Ngerepotin nanti. Gue balik sendiri aja"-ucap Ulfah sambil beranjak pergi

"Fah"-panggil Airin

"Minta nomor lu dong. Nanti gue joinnin ke grup komunitas pecinta buku"-ucap Airin sambil berjalan mendekati Ulfah

"Sini hp nya"-kemudian Ulfah pun mengetik nomornya "dah nih" memberikan hp itu kepada Airin

"Thank fah, eh kak Ulfah . Nanti gue chat"-ucap Airin terkekeh

"Oke Rin. Dahhh"- seraya melambaykan tangan kearah Airin

Coba gue punya kakak se humble ulfah- batin airin



Gimana gimana? Komen dongg?
Buat visualnya bayangin sendiri aja dulu ya. Gue belom Nemu yang pas aja

I Love My Captein [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang