18. 893 Kata

1.5K 285 38
                                    

iKON - Best Friend.

Selamat membaca guys.

Aku berusaha menenangkan Jennie yang sudah terlanjur cemburu ini. Bisa kupastikan, Lisa akan berada dalam masalah besar setelah ini.

"Yaaa Jennieya.. tenanglah.. dia tidak akan macam-macam dengan Lisa. Dan lagi, Lisa juga pasti tidak akan menerima Sehun begitu saja."

Tepat setelah kalimatku berakhir, Jennie menghilang dari hadapanku. Entah dia kemana. Tapi dia pergi tanpa mengatakan sepatah kata. Hanya mimik wajah seram yang kuingat darinya terakhir kali.

Dan saat itu pula, terakhir kali aku bertemu dengan Jennie.

Ini sudah hampir seminggu setelah insiden Lisa terkena bola basket dari Sehun. Dan semenjak itu pula, Lisa yang ku kenal berubah. Dia sedikit aneh akhir-akhir ini. Sering tersenyum sendiri dan sering sekali menatap layar handphone yang biasanya dia hanya membukanya untuk mengganti judul lagu yang ia dengarkan.

Aku juga lama tidak bertemu Jisoo. Dia kemana ya? Apa dia menghindariku? Karena aku sudah tahu dia hantu?

Aku terus melamun memikirkan kemungkinan yang terjadi pada mereka. Dan juga aku belum menepati janjiku pada kak Seulgi dan kak Irene. Huuftt..

Dimana dua Kim itu?

×××

Author PoV

Rose masih melamun dengan Lisa yang sibuk bermain handphone di kedua tangannya. Sesekali ia terkikik beberapa detik karena sesuatu yang ia tatap di ponsel itu.

Bahkan Nancy dan Mina heran dengan kelakuan Lisa yang sekarang. Walau mereka dekat dengan Lisa, tetapi mereka tidak pernah melihat Lisa sampai seperti ini.

15 menit Mina dan Nancy memikirkan perubahan drastis Lisa, tiba-tiba seluruh kelas diam saat tiga orang lelaki masuk ruang kelas dan menatap tajam pada siswa yang duduk tepat di samping meja Nancy dan Mina.

"Kamu yang namanya Chanwoo?!" Seorang diantara mereka bertanya dengan nada tinggi. Tangan kanannya meraih kerah seragam siswa berkacamata bernama Chanwoo ini hingga ia bangun dari duduknya.

"Eh cupu! Ditanya tuh dijawab! Jangan diem aja!!"

"I-iya.."

Tangan Chanwoo berusaha melepas genggaman di kerah bajunya. Namun sia-sia, usahanya hanya berbuah dorongan hingga ia tersungkur di lantai kelas. Tepat di samping sepatu Nancy.

Semua orang terkejut dan hanya bisa dia melihat teman mereka mengaduh kesakitan.

"Cupu kayak kamu bisa-bisanya modusin Krystal ha?!"

Bugh!! Bugh!!

Dua buah pukulan telak mengenai perut bagian kiri Chanwoo. Dan ia hanya bisa merintih. Melawan pun hanya akan menjadi sia-sia.

"Kai! Suho! Sehun! Kalian apa-apan?!!"

Semua orang menoleh ke arah pintu dan di sanalah Hanbin dan Bobby berdiri. Hanbin dan Bobby adalah sahabat dekat sejak kelas 10. Wajar jika mereka dekat.

"Ini bukan urusan kalian ya! Jangan ikut campur!" Kali ini Kai yang bicara.

Daritadi Sehun hanya diam. Dia memilih duduk di atas meja Lisa sambil melihat berjalannya Kai dan Sehun membuat rusuh kelas XI IPA 2 ini.

"Berhenti atau aku panggil pak Han!" Teriak Hanbin kali ini.

Kai dan Suho tidak punya pilihan lain. Pak Han adalah musuh mereka dan mereka anti sekali jika harus menghadap pak Han.

Pak Han adalah guru paling tidak pandang bulu dalam menghukum murid. Sekalipun itu The Clouds Trio. Hanya saja, murid yang menjadi korban mereka terlalu takut untuk mengadu pada pak Han, karena The Clouds Trio selalu mengancam mereka.

"Urusan kita belum selesai ya! Awas!!" Jari Suho menunjuk tepat di depan hidung Chanwoo yang terkapar di lantai.

Bersamaan dengan itu, The Clouds Trio berjalan keluar ruangan.

"Dasar tukang adu!" Hanbin dan Bobby memejakan mata menerima semprotan dari Kai dan Suho. Sementara Sehun masih betah duduk di meja Lisa.

"Nanti pulang sekolah ada yang mau aku omongin sama kamu. Tempatnya nanti aku whatsapp. Bye, Lice.."

Sehun menghilang di balik pintu. Dan begitu pula Bobby, ia pamit pada Hanbin untuk pergi kembali ke kelas.

"Mereka kasar sekali." Ucap salah seorang siswa di dalam kelas ini.

Yang lainnya hanya bergumam dan mengiyakan. "Memang kau buat masalah apa Chanwoo??" Tanya Jackson yang duduk paling belakang. Jackson ini adalah murid paling badung di kelas Rose. Tapi dia juga anak yang baik.

Chan hanya diam mendengar lontaran pertanyaan demi pertanyaan dari teman-temannya. Ia terus menundukkan kepala dan menyembunyikan tangannya di balik meja.

"Kau mau bertemu dengan Sehun??" Tanya Nancy pada Lisa, sambil telunjuknya menggores punggung gadis berponi di depannya ini.

Lisa hanya mengangguk menjawab pertanyaan Nancy, tanpa menoleh, tanpa berucap.

Mina berdecih.

"Tapi kau kan sudah ada janji sama kita bertiga Lis, mau ngopi ke Sober coffee shop milik temannya ayah tiri Rose." Ucapnya.

"Aku gak jadi ikut." Ucap Lisa santai.

"Ha?? Apa?? Kok kamu cancel gitu aja sih Lis, kan kita sekalian bikin tugas. Ah ga seru kamu mah. Dasar bucin!" Nancy mengumpati Lisa kesal. Dan tidak dipedulikan oleh Lisa sama sekali.

"Dan apa itu tadi huh, Lice?? Panggilan sayang ha?? Dasar!" Nancy sepertinya kesal sekali dengan Lisa sekarang.

Di lain sisi, Rose berkeringat dan tangannya bergetar. Tidak salah lagi. Semua yang ia lihat barusan seperti membuatnya sesak nafas. Bagaimana tidak? Semua arwah yang ia temui di sekolah ini tiba-tiba muncul di kelasnya dengan wujud asli mereka.

Gadis yang ia temui di kamar mandi kala itu. Dengan wajahnya yang rusak dan penuh darah. Serta matanya hilang.

Wanita berseragam yang menerornya di kelas kala itu.

Seorang pria dengan kepala yang ia bawa di tangan kiri dan dengan menenteng tali yang mengikat anjing hitam bermata merah menyala.

Gadis dengan kepala yang miring dan rambut tergerai.

Bahkan, Jennie dengan wajahnya penuh luka dan darah.

Juga, Jisoo dengan luka lebam di seluruh wajah dan lehernya. Dari mulutnya keluar darah.

Dan masih banyak lagi yang memenuhi kelasnya. Semua menghadap  ke arah yang sama.






























Ke arah Chanwoo.

</tbc>

Dead RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang