33. Cao + [SiO2 + Al2O3 + Fe2O3]

1.5K 269 11
                                    

blackbear - hot girl bummer.

Rose sedang duduk di meja belajarnya. Ia melihat-lihat ke arah buku diary mamanya. Ia terus berpikir pada tulisan yang ditulisnya barusan.

"Entah kenapa angka dan huruf ini sepertinya merupakan sebuah petunjuk. Tapi apa??" Rose mengacak rambutnya frustasi.

" Cao + [SiO2 + Al2O3 + Fe2O3] ini adalah tulisan di papan tulis dimana abu Eun So di temukan. Lalu SiO2 + Al2O3 + Fe2O3. Ini saat aku dan Lisa menemukan dua gadis cantik itu di atas plafon laboratorium. Dan ini kemarin, saat gadis tanpa kepala itu meninggalkan kertas di atas meja. S-stone. Apa itu S-stone???"

Tok tok tok...

Pintu kamar Rose terbuka perlahan saat ketukan pintu itu berhenti. Rose menoleh dan melihat siapa yang masuk.

"Papa? Ada apa?"

Ternyata papa Rose. Papa Siwon masih terdiam dan berjalan mendekati Rose. Matanya terlihat sendu dan tiba-tiba..

"Arghh paaah!"

"Rose ga bisa nafas!!"

"Haaahh!"

Siwon tersenyum, ia melepas pelukan pada putri semata wayangnya itu. "Papa ini kenapa huh?"

Siwon menatap Rose lekat, "Tidak sayang, papa hanya tidak menyangka. Putri papa tumbuh sangat cepat. Kau sudah besar sekarang." Siwon mengusap-usap rambut Rose dan kembali memeluk anak gadisnya itu.

"Yhaaa pah, Rose bukan anak kecil lagi.."

Siwon hanya mengangguk, "Tidurlah, besok sekolah kan?"

"Iya pah.."

Siwon menoleh pada buku yang dibaca Rose. Matanya menyipit dan mengambil buku itu.

"Kenapa kamu menulis ini?"

Rose pun teringat, ia lupa kalau papa nya adalah dosen ilmu fisika.

"Eh, papa tahu ini apa?"

"Ini.. yang pertama ini senyawa dalam batu kapur. Dan yang ini.." Papa Siwon mengingat-ingat sekejap. "Yang kedua ini tanah liat. Kenapa kamu menulisnya jika kamu tidak tahu artinya huh? Haha."

Rose senang, ia akhirnya tahu setidaknya dua jawaban sudah ia kantongi.

"Cepet tidur ya? Goodnight sayang."

* * *

Sabtu

"Bye pa!"

Rose keluar dari mobil papanya sambil melambaikan tangan. Tumben sekali papa Siwon mengantarnya ke sekolah.

"Hati-hati sayang! Semangat belajarnya!" Teriak Siwon. Rose berjalan sambil melihat ke belakang, ia tersenyum melihat mobil papanya.

Ia berjalan melintasi gerbang, halaman dan taman. Sudah banyak murid yang datang hari ini. Rose melihat ke arloji di tangan kirinya, "Pantas, sudah jam tujuh kurang lima belas."

"Hei gadis gila!"

Tiba-tiba dua gadis berjalan di samping kiri dan kanan Rose. Yang satu lagi berjalan di depan.

Rose memutar bola matanya, "Ada apa?"

"Huh, tidak.. hanya saja aku bingung melihatmu yang tidak pernah lelah melakukan hal bodoh setiap hari. Hahahaha!" Gadis yang paling depan mencibir Rose, diikuti tawa dari dua gadis di sampingnya.

"Sudahlah Krystal. Aku tidak punya waktu mengurusimu." Rose hendak pergi mendahului tiga gadis gila itu, namun tangan Nayeon dan Somi menahannya.

"Aku belum selesai bicara Rose. Begini saja, apa aku perlu membuat club semacam ghost hunter? Dengan kau yang menjadi ketuanya? Hahaha!!"

Lagi-lagi Krystal tertawa, begitu juga dengan Nayeon dan Somi. Rose tak habis pikir, apa yang lucu dari lelucon super garing milik Krystal itu?

"Sebaiknya kau menyerah Rose, terbukti kau belum menemukan jasad gadis-gadis sok berkuasa itu sampai sekarang." Air muka Krystal berubah menjadi serius. Matanya menatap Rose tajam. "Dan percayalah padaku, Seulgi yang membunuh saudaranya sendiri."

"Hei, jangan ganggu kak Rose!"

Sebuah suara muncul dari arah belakang. Tiga orang gadis setengah berlari menghampiri Rose dan 3 gadis gila ini.

"Yha! Mau apa kalian?! Kalian masih anak kecil!" Teriak Nayeon.

"Kak, maaf lancang. Tapi jangan lagi mengganggu anak-anak lain lagi. Kalian kan mau ujian, jangan buat masalah." Ucap Eunha menengahi.

Krystal tersenyum miring, "Yah, apalah daya hamba kalau ketua osis sudah bertitah? Hahaha! Guys, let's go!"

Krystal pergi bersama dayang-dayangnya.
"Terimakasih Eunha, Yerin dan Mbih." Ucap Rose. "Ne kak, kalau tidak ada Eunha tadi juga kami tidak akan berani, haha.." Mbih terkekeh atas ucapannya barusan.

"Oh ya kak, ijin ya nanti sore aku tidak bisa produserin siaran. Ada acara sama Mbih." Ucap Yerin. Rose hanya mengangguk, "Oke, sans nanti aku bisa urus."

* * *

Pulang Sekolah

Rose sudah berada di ruang siaran saat ini. Ia duduk di depan monitor dan mixer dengan headphone di kepalanya.

Jarinya mendorong potensio 1 dimana musik sudah mulai terdengar. Ia hanya mengisi 1 jam pertama dan selanjutnya dia hanya memutar playlist.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Lisa. Ia menemani Rose kali ini, rencananya, mereka akan mencari Jisoo dan Jennie lagi. Tapi Lisa melihat Rose yang sepertinya sudah kehilangan harapan.

Matanya kosong, Rose hanya menatap ke depan sambil melamun.

"Kau sudah menyerah?"

Rose tidak menjawab pertanyaan Lisa. Ia masih fokus menatap kosong ke arah depan. Dan Lisa tahu tepat apa yang teman sebangkunya itu lihat.

"Aku hanya takut Lisa.." Akhirnya Rose bersuara.

"Kita sudah menelusuri seluruh sekolah, bahkan sampai ke lorong bawah tanah dan basement tersembunyi. Tapi Jisoo dan Jennie belum ketemu. Aku takut.. takut semua ini sia-sia.."

Lisa hanya menghela nafas, ia tahu betul akan ketakutan yang dirasakan Rose saat ini.

"Lihat, kau membuatnya menangis, Rose." Lisa menatap ke arah dinding yang sedari tadi di tatap oleh Rose.

Dimana Jisoo dan Jennie berdiri di sana. Dengan air mata yang sudah mengalir di pipi mereka.

"Ahh shitt! Kenapa mereka tidak bilang saja dimana mereka sekarang?!" Rose mengumpat sambil menangis.

"Kau tahu kan Jisoo tidak bisa berbicara Rose?!" Lisa ikut naik pitam. Ia emosi karena Rose sudah mulai memakai nada tinggi.

"Tapi Jennie kan bisa! Mereka tidak memberitahu apapun kecuali senyawa-senyawa aneh yang mereka titipkan pada arwah-arwah itu! Aku juga tidak paham apa maksudnya, tanah liat, batu kapur, S-stone, apa maksudnya?! Ahhh!!"

Lisa tiba-tiba mengangkat alisnya, "Eh? Apa tadi? Tanah liat? Batu kapur? Itu unsur utama dalam semen," Jelas Lisa.

"Apa? Semen?"

Lisa dan Rose saling bertatapan selama 3 detik.

"Dindingnya!"

</tbc>



Dead RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang