23. Krasue

1.5K 282 73
                                    

Why Don't We - 8 Letters.

Happy reading guys!!

#spookynight👻

Aku dan Lisa sudah bangun sejak satu jam yang lalu. Kami juga sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Mama memanggil kami untuk sarapan di bawah. Setelah membenarkan dasi di leherku, aku dan Lisa berjalan menuju meja makan.

Aku melihat mama sedang menata piring di atas meja. Aku terkejut dengan banyaknya makanan yang mama siapkan.

"Loh kok pakai seragam kemarin? Ini kan hari Jum'at.." Aku mengabaikan pertanyaan mama. "Banyak banget ma makanannya? Ini kan cuma sarapan."

Mama hanya tersenyum mendengarku. Aku dan Lisa duduk di samping kanan dan kiri mama yang duduk di ujung meja. Baru aku sadari sesuatu, "Daddy udah berangkat ma?" Tanyaku sambil menyendok lauk di depan Lisa.

"Daddy? Eh i-iya.. dia ada meeting pagi. Nanti mama yang antar kalian."

"Eh, gausah ma. Nanti Kak Seulgi kesini jemput kita."

Raut wajah mama terlihat ingin bertanya, tapi kurasa mama mengurungkan niatnya. Kami melanjutkan makan dengan tenang.

"Ma.. mama pernah nolongin hantu gitu ga?" Tanyaku spontan pada mama. Beliau terlihat santai mendengar pertanyaanku. Aku dan Lisa kemudian bertatapan sekejap.

Aku dan Lisa menatap mama mengunyah makanan hingga habis. Setelah itu, mama terlihat tersenyum dan sepertinya ia ingin mengucapkan sesuatu.

"Sejauh ini, mama hanya mendo'akan mereka. Mama paling sering menemui arwah yang sudah lama tinggal di suatu tempat. Bahkan pernah mama bertemu nenek yang sudah 200 tahun."

Kami mendengar penjelasan mama, dan aktivitas makan kami berhenti sejenak. Tiba-tiba tatapan mama berubah. Ia menanjamkan matanya dan menatap bergantian padaku dan Lisa.

"Tapi kalian harus hati-hati. Tidak semua arwah itu baik. Kalian ingat itu."

Ting tong...

Bel rumah berbunyi 2 kali. Aku beranjak dan berjalan untuk membukakan pintu.

"Morning."

Aku tersenyum mendengar sapaan hangat disertai senyum oleh orang-orang di depan pintu ini.

"Morning kak, ayo masuk. Ikut sarapan." Ucapku ramah.

Seperti yang sudah aku bilang tadi, Kak Seulgi akan menjemput kami. Dan seperti biasa pula, kak Seulgi tidak sendiri. Ada kak Irene bersamanya.

"Pagi tante.."

Kak Seulgi dan Kak Irene menyapa mama sambil sedikit membungkukkan badannya.

"Pagi juga nak, sini ikut sarapan."

×××

Kami berempat sudah di dalam mobil kak Seulgi sekarang. Mobil sedan yang ku pikir cukup mahal ini berjalan santai di jalanan kota Seoul.

Jalanan cukuo senggang karena sudah jam 8. Ya. Jam 8. Jika hari biasa, pasti kami sudah telat. Tapi karena ini adalah hari yang sudah kami rencanakan, maka kami bisa sedikit leluasa.

"Suratnya sudah diatur kan kak?" Tanyaku pada kak Seulgi di depan.

Kak Seulgi tesenyum miring, "Done boss. Suratnya sudah rapi di meja guru kelas kalian. Atas nama Lalisa Manoban dan Park Chaeyoung Rosseanne."

"Baguslah, memang kak Seulgi terbaik. Hehe." Aku mengacungkan dua jempolku pada kak Seulgi.

"Tapi jangan sering-sering seperti ini ne? Tidak baik untuk nilai mu nanti. Kalian akan ketinggalan pelajaran." Titah kak Irene. Kepalanya sedikit menoleh pada kami yang duduk di belakang.

Dead RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang